📜 37.00

55 16 3
                                    

Yoona—perempuan itu berdiri selepas kepergian Yuri beberapa menit yang lalu. Surai hitam panjangnya dibiarkan menjuntai menutupi bagian pipi nya yang merah. Efect tamparan keras yang dilayangkan sepupu Sehun itu.

Lelaki itu melihat Yoona berdiri, kini juga ikut mengambil ancang-ancang disertai usapan pada tengkuk belakangnya.

"Yoona.." panggilnya pelan. Bagai ada aliran listrik yang aneh, membuat dirinya sekarang berada di ambang maju salah, mundur cari mati.

Perempuan itu menengok ke arah Sehun, tatapannya berhenti tepat di netra cokelat milik Sehun. Memandangnya lama, tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Aku kecewa sama kamu, Hun." Ucapnya disertai buang muka. Oh, Sehun juga berfikir demikian—perempuan ini pasti akan kecewa berat dengannya.

"Posisi aku ga menguntungkan," Sela Sehun. Dirinya menunduk, berkata untuk mencari pembelaan yang hanya membuat wanita itu menghela nafas.

"Posisi apa? Liat aku ditampar kayak gitu, kamu diem aja?" Elak Yoona. Akhirnya, tangan itu dibawanya untuk mengibas rambut kebelakang, membiarkan bekas tamparan itu terlihat oleh mata jeli Sehun.

Sehun menunduk, "iya, aku tau salah." Jawabnya.

"Aku baru banget sembuh loh, Hun. Kamu tiba-tiba ngasih bencana kayak gini ke aku? Jujur deh, kamu udah ga sayang sama aku kan?" Tuntutnya. Posisi perempuan itu kini sedang berdiri bertolak pinggang menatap Sehun yang masih terduduk di sofa.

Lelaki itu mendongak, mengerutkan kening mendengar pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Yoona.

Perempuan itu berdecih melihat keterdiaman Sehun, "bener kan? Irene udah nyuci otak kamu. Dasar perempuan gila!" Makinya.

Emosi Sehun tersulut dengan mudahnya ketika mendengar ejekan dan nada menghina dari Yoona. Otot rahangnya pun mengeras seiring dirinya berdiri dan menyama ratakan tingginya dengan perempuan didepannya itu.

"Kesabaran aku ada batas, Yoona. Jangan pernah menyepelekan kesabaran aku!" Peringatan itu di ucapkannya dengan tegas tepat di depan wajah Yoona yang balas memandangnya tanpa takut.

Yoona tersenyum remeh, "oh ya? Emang kamu mau apa? Mau pukul? Pukul aja!" Tantangnya.

"Kenapa diem? Ayo, pukul! Sini, pukul!—"

"YOONA!" Gertak Sehun berhasil memotong omongan Yoona yang malah sengaja menyulut emosinya lebih dalam. Tangan kanannya juga tanpa sadar sudah menggantung menandakan bahwa lelaki itu serius dengan ucapannya.

"Gila ya kamu, Hun, karena Irene sekarang kamu berani main tangan dan mau jatuhin tangan ke aku," Perempuan itu mundur selangkah sembari menggelengkan kepalanya pelan. Terlihat kentara diwajahnya, ada rasa terkejut dan juga marah yang menjadi satu melihat lelaki itu yang tadi hampir ingin melayangkan pukulan untuknya.

"Bangsat!" Maki Sehun. Dirinya berbalik setelah mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja, lalu tanpa berpamitan dirinya berjalan ke arah luar apartemen Yoona tanpa berbalik memandang si empunya lagi.

"Hiks.. hiks..!"

Sudah. Runtuh sudah pertahanannya. Yoona terduduk dilantai, dengan tangisan yang sudah ditahannya sedari tadi keluar tanpa henti. Rasanya sesak sungguh. Namun, perlahan dirinya sadar dan tahu bahwa dari dulu sampai sekarang bukan dirinya yang Sehun mau.

_____________________

"Permisi" TOK TOK TOK! Ketukan pintu itu kembali terdengar, kini diiringi dengan suara khas perempuan yang masuk ke indera pendengaran siapa saja yang mendengar.

SOMEONE 2 | HUNRENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang