📜 00.07

47 13 6
                                    

Irene keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar. Rambutnya di lilit asal oleh lekukan handuk yang kini bertengger manis di kepalanya.

Irene melihat ke arah sekeliling, setelah mengganti bathtrobe nya dengan daster berwarna pink miliknya, tak sengaja arah pandang nya bertemu dengan Seulgi yang sedang melamun.

Sejenak dia mengerutkan keningnya heran, kenapa lagi tuh anak?

"Woy! Mandi lo sana!" Suruhnya setelah dengan kurang ajarnya membuat orang yang disuruhnya berjengit kaget.

"Si setan! Untung jantung gue ga copot

Umpatnya. Tapi, gadis itu seperti menghiraukan ucapan Irene karena setelahnya dirinya berpura-pura mengambil ponselnya dan memainkannya.

"Lo kenapa sih? Galau lo ya abis diputusin kak jablay?" Tanya Irene asal, sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Seulgi menggeplak bokong Irene kencang yang si empu memang sedang menungging, "tuh mulut belum pernah gue cabein?" Tanyanya tapi dengan nada yang keki. Irene menggeleng polos, "belom."

"Sini gue cabein! Enak aja doi gue lo panggil jablay!" Sewotnya. Jelas, dirinya tidak terima. wong kekasihnya tampan mulus rupawan dengan nama yang bagus pula. Mana mau di panggil seperti itu.

"Ya kan namanya gitu kan, Jay B apaan coba Jay B mending jablay lebih mantep." Jawabnya dengan tatapan yang songak membuat Seulgi yang melihatnya ingin sekali mencakar muka cantik itu. Sayangnya dia masih punya hati.

"Gue bilangin bapaknya lo ya! Nama bagus gitu, lo ganti jablay." Ancam cewek itu sambil pura-pura meletakkan ponselnya ditelinganya.

Irene berdecih, "cihh, sok iye banget mau nelepon. Minta restu pacaran aja lo berdua kaga, ini lagi mau sokap." Celetuknya sambil mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping Seulgi.

Seulgi naik pitam, dan tanpa diduga dirinya melemparkan botol persis mengenai muka sang sahabat. Irene berteriak dan melotot kesal, sementara Seulgi menyeringai puas.

"Sialan, sini Lo!!"

Sejenak dia melupakan akan fakta yang baru saja ingin ia sampaikan kepada Irene. Membutuhkan waktu panjang untuk Seulgi berfikir, bagaimana bisa setelah melakukan hubungan lama dengan Sehun, Irene sama sekali tidak tahu kelakuan bejat lelaki itu.

Baiklah, untuk saat ini mungkin dirinya akan merahasiakannya terlebih dahulu. Lain waktu dia akan menceritakan dengan hati-hati tak ingin menyakiti hati Irene.

Dasar Sehun sialan.

___________

Yoona memijit keningnya kembali, sambil menghela nafas lelah. Ini sudah yang kesekian kalinya. Menoleh ke arah samping, benar-benar membuatnya geleng-geleng kepala.

Hancur sudah.

Dapurnya kini sudah seperti kapal pecah. Panci dan wajan yang berserakan di lantai, sayur-sayuran yang habis dipotong ujungnya berserakan di atas plastik yang tidak diikat, dan yang lain sebagainya. Sudah, Yoona rasanya ingin menangis.

Sehun terkikik pelan, sambil memotong wortel dengan gerakan pelan--itupun hasilnya acakadul.

"Nah, kayak gini bener kan?" Tanyanya. Masih tidak menyadari dengan orang yang diajaknya berbicara kini sudah pucat pasi.

Yoona berdehem sinis, dan setelahnya mencoba untuk tidak peduli. Sudah pusing dengan kelakuan Sehun yang makin menjadi. Sehun juga terlihat tidak peduli, masih asik dengan kegiatannya.

"Liat deh! Lucukan?" Tanyanya kembali antusias. Memperlihatkan wortel yang dia potong seperti bunga--namun nyatanya terlihat seperti tengkorak.

"Hemm," Jawabnya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang