PLAKK!!
Tamparan keras itu tak lagi bisa di elakkan. Efek Bunyi dari tamparan yang dihasilkan pun sangat nyaring dan besar, sampai tak sadar alarm berbunyi memekikkan isi kepala Irene tiba-tiba.
Gadis itu-Irene mundur dua langkah sembari menggeleng dengan kaku, pun dengan tangan kanannya yang menggantung.
D-dirinya, bagaimana bisa? Oh, tuhan!
Wajah Eunbi tertengok ke kiri-akibat dari tamparan yang diberikan Irene. Dapat dilihat tanda merah hasil karya tangan Irene yang terpahat habis di wajahnya.
Dengan gerakan lambat, Eunbi menggerakkan wajahnya menatap Irene.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata, hanya menatap.
Sehun berdiri belakangan, dirinya ikut syok saat melihat dan menyaksikan bagaimana kecepatan Irene dalam berdiri dan melayangkan tamparan keras untuk Eunbi.
Dirinya, secara tidak sadar seperti melihat jati diri Irene yang lain.
"Ini sambutan lo?" Tanya Eunbi tiba-tiba.
Irene balas menatap, dirinya mengusap kasar permukaan wajahnya terlebih dahulu sebelum melayangkan jawabannya,
"Gue ga akan minta maaf untuk tamparan gue tadi, karena lo pantes dapet itu Kak." Tohoknya dengan tatapan menusuk yang dilayangkannya untuk Eunbi.
Kali ini dirinya sudah tidak bisa cukup bersabar. Apalagi tadi, menyangkut tentang bundanya. Bunda yang dipertaruhkan untuk keegoisan kakaknya yang ke sekian? Sangat tidak tahu diri!
Dalam gerakan samar, Eunbi mengangguk pelan. "Lo udah cukup buktiin kalo lo udah berhasil jadi anak ga tau diri!" Tekannya.
"Lo ga sadar, Rene? Dengan bertahun-tahun hidup di samping bunda, lo udah bikin dia bahagia? Lo ga bisa menampik, kalo lo emang fakta dari kematian Ayah. Dan kehadiran lo disamping Bunda, cuman bikin bunda jadi terus menerus ingat tentang ayah. Dasar egois!" Telak Eunbi. Mata cokelatnya menatap pergerakan Irene yang menegang kaku.
Irene membalas tatapan tajam Eunbi, dirinya menggeleng tegas, "gue sadar kak, selama emang lo belum berubah, lo akan terus nilai gue buruk dimata Lo. Gue yang selalu salah, tapi lo ga sadar kalo selama ini LO JUGA EGOIS!!" Teriak Irene. Mengeluarkan setiap kata yang entah mengapa dapat sedikit demi sedikit melegakan hatinya.
"Lo dalang atas pisahnya ayah bunda, Lo dalang atas penderitaan gue, dan lo juga dalang atas penyakit mental Sehun." Lanjutnya, semakin memojokkan Eunbi-kembarannya sekaligus kakaknya dengan segala fakta yang sudah lama dirinya simpan.
Sehun melongo terkejut, dirinya menoleh cepat ke arah Irene yang masih menatap ke arah Eunbi dengan tatapan marahnya.
"Kalo lo gabisa terima atas fakta itu, gue juga bisa ga terima dengan segala tuduhan GA MENDASAR LO ITU!" tunjuknya dengan nyalang ke arah Eunbi yang sudah terdiam seribu bahasa.
Hebat! Baru beberapa menit yang lalu, Irene bersimpuh menunjukkan segala titik kelemahannya dan ketidakberdayaan di bawah Eunbi, kini dengan nyalang dirinya berani mengeluarkan segala hal yang dirasanya dengan tatapan penuh keberanian.
"Gue cuman minta lo tinggalin bunda, segampang itu lo bikin susah, Rene?" Kekeh Eunbi.
Irene mengernyitkan dahinya, namun sedetik kemudian dirinya berdecih pelan, "untuk anak yang tahu terima kasih, permintaan gila lo kayak gitu buat apa gue turutin?" Jawabnya tenang.
Sialan! Kekesalan Eunbi tiba-tiba muncul saat hinaan itu diberikan tanpa beban dari Irene.
"Cukup ini, pertama dan terakhir kalinya gue ketemu lo setelah beberapa tahun kak. Setelah ini, gue berharap untuk ga ketemu sama lo lagi.-"
"Dan gue mohon, ga usah usik kebahagian bunda yang udah susah payah gue kembaliin gara-gara keegoisan lo!" Finalnya, untuk terakhir kalinya sebelum dirinya pergi, digerakkannya tangan itu untuk mendorong bahu Eunbi sedikit keras.
Setelahnya, entah sadar atau tidak dirinya menarik tangan Sehun bersama untuk keluar.
"Lo kenapa narik gue?" Tanya Sehun, saat keduanya sudah tepat berada di depan motor Sehun yang terparkir.
Irene menoleh, dirinya menarik tangannya sendiri dari kaitan tangan antara dirinya dengan Sehun tadi.
"Gue butuh tumpangan. Kalo lo ga mau anter, gue bisa pake taksi." Gamblangnya sekaligus berniat melangkah menjauhi, namun baru dua langkah tangannya kembali ditarik Sehun sehingga kembali mundur.
"Gue anter!" Katanya, sembari menarik helm dari atas motor dirinya kembali menoleh ke arah Irene. "Gue bangga sama Lo, Rene. Dan mulai detik ini, gue selalu akan ada di pihak lo."
___________________________
TO BE CONTINUE !
Yuk, vote s/d dua digit ak double update, bubayy!! :>
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE 2 | HUNRENE
Fanfictioneratnya sebuah hubungan tidak menjamin kalenggengan didalamnya, akan ada berbagai tantangan yang siap menyambut di tengah-tengah kerhamonisan sebuah hubungan. contohnya mereka. menjalin tali kasih selama 3 tahun, tidak menjamin semuanya akan berjal...