📜 16.00

51 14 12
                                    

Sehun masuk kedalam apartemennya, setelah mengetik beberapa kode sampai pintu akhirnya bisa terbuka.

Lelaki itu melempar asal semua barang miliknya yang tadi menggantung ditubuhnya, seperti tas, jaket, kartu identitas, dasi, kacamata, dan sebagainya.

Duduk di atas sofa setelahnya, lalu menutup wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya sambil menghela nafas panjang.

Hari ini menurutnya hari yang melelahkan bagi otak, pikiran, dan tubuhnya. Tidak dibayangkan sebelumnya oleh Sehun, bahwa masalah rumit ini datang kehidupannya tanpa permisi.

Apalagi ini menyangkut karir yang dirinya rintis dengan susah payah dalam dua tahun terakhir. Lelaki itu tidak mau sampai usahanya gagal hanya karena satu masalah yang tidak terselesaikan.

Lama dirinya memejamkan mata dan menenangkan pikiran, kini tangannya digerakkan untuk mengambil ponsel yang masih berada di kantung celana kerjanya.

Mata itu terbuka lalu setelahnya menyipit ketika menemukan notif yang baru masuk setelah dirinya mengaktifkan koneksi.

Yoona :
Kerjaan Lo masih numpuk?
Kalo udah selesai, balik ke apart gue ya.. gue udah masakin udang tiram buat lo.
Btw, semangat kerjanya !

Dirinya kadang berfikir, tingkah laku perempuan itu semakin intens kepadanya saat Sehun mengungkapkan kalau dirinya sudah putus dari Irene.

Yoona semakin agresif mencari perhatiannya, dan over protektif setelahnya. Rasa senang, mungkin Sehun juga sedikit rasakan.. namun adakala dirinya merasa risih dengan perhatian-perhatian lebih yang diberikan gadis itu saat dirinya sudah melajang kembali.

Sehun lebih menyukai sosok Yoona yang dulu.

: Anda
Gue lembur.
Besok gue mampir, sori ya.

Dikirimnya balasan itu untuk Yoona. Setelahnya, lelaki itu kembali menjatuhkan kepalanya di bantalan sofa, dengan tatapan yang menerawang ke atas.

Irene. Tiba-tiba, wajah itu melintas dipikirannya tanpa aba-aba. Sehun mendengus, lalu menutup matanya, mencoba menenangkan pikiran tentang apa yang sedang beradu diotaknya kini.

Namun sialnya, ketika dirinya menutup mata malah wajah Irene yang kembali melintas dibenaknya. Bahkan lebih jelas.

Senyumannya, ekpresi lucunya, tampang marahnya, wajah polosnya, dan..

...bibir ranum itu. Ah, Sehun menggeleng cepat, berusaha menepis.

Tidak Sehun, itu tidak benar!

"Ah, sialan!" Umpatnya, setelahnya melempar asal ponselnya yang tadi masih digenggamnya itu ke arah karpet bawah.

Sepertinya dirinya harus menjernihkan pikirannya sejenak, mungkin dengan berendam air dingin.

Semoga, pemikirannya tentang Irene dapat menghilang secara cepat dibenaknya. Arghhh!

____________________

Yoona menatap sendu ke arah ponselnya saat notifikasi itu masuk, dan secara cepat mematahkan semangat 45 yang menggebu tadi.

Sejenak dirinya menghela nafas, sambil mendengus lalu menatap ke arah tataan meja makan yang sudah dihiasnya dengan berbagai makanan yang terlihat sangat menggugah selera. 

Udah tumis tiram, kentang balado, ikan kuah kuning.. itu semua makanan kesukaan Sehun.

Dirinya menghabiskan waktu 3 jam untuk memasak makanan itu semua. Diam, dirinya berfikir kadang rasa kesal dan iri itu selalu tiba-tiba menguak dari dalam dirinya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang