Sebulan kemudian...
Setelah dari perpustakaan mengembalikan buku, Jeno langsung ke tempat biasa dimana anak dreamies yg lain udh kumpul. Setelah sampai sana dia malah disuguhkan dengan pemandangan manusia yg lagi rebahan dirumput sambil kipasan daun jambu yg mereka petik dari pohonnya.
"Panas bngt ya hari ini? " Ujar Jeno sambil membuka almamater sekolah dan menggulung lengan seragamnya hingga siku. Lalu dia duduk dibangku taman.
'Duh gantengnya masdep saya'- Author.
"Ho'oh rasanya males gitu mau ngapa-ngapain. Moga aja lah abis ini jamkos, males gue mau belajar panas gini" Saut Haechan.
Renjun mendecih pelan, "Percuma setiap kelas ada fasilitas AC nya" Haechan senyum aja, lagi ga mood dia buat adu bacot sama Renjun.
"Ngantin yok? " Ajak Jeno.
"Males ke sana pasti rame bngt sumpek. Mending pesen aja bawa sini, Chan pesen sono? " Suruh Renjun ke Haechan.
Haechan mendengus lalu dia kembali duduk menatap Renjun kesal, "Gue mulu perasaan. Salah satu dari kalian ikut juga lah, bantuin gue gitu kek bawa pesanannya" Sungut Haechan kesal.
Renjun berdecak malas dan juga ikut mendudukkan dirinya, "Yodah ayo sama gue" Haechan tersenyum sumringah lalu menarik Renjun untuk berdiri dan merangkul pundak Renjun.
"Nah gitu dong. Ayo dah" Renjun hanya memutar bola matanya malas. Setelah itu mereka berdua beranjak dari sana menuju kantin sekolah.
Jeno hanya menggeleng tak habis pikir melihat mereka berdua, kadang akur kadang juga gelut. Lalu pandangan Jeno tertuju ke Jaemin yg sejak tadi diam dan masih setia memejamkan matanya sambil mengipasi dirinya dengan daun jambu.
"Jaem? " Jaemin hanya berdeham menanggapinya.
"Tumbenan lo diem, biasanya juga satu circle sama Haechan berisik" Jeno tertawa meledek.
Jaemin langsung terduduk dan melempar batu kecil kearah Jeno sambil menatapnya datar.
Jeno malah makin tertawa, "Iya² ampun nyai saya salah" Setelahnya Jeno meredakan tawanya saat Jaemin ingin melepaskan sepatunya.
"Ngeselin bngt lo"
"Ya lagian dari tadi diem bae. Napa sih? "
Jaemin menatap Jeno yg masih stay duduk di bangku taman, lalu dia menghela nafas.
"Firasat gue dari tadi ga enak Jen, kayak bakal ada sesuatu yg terjadi. Tapi gue ga tau itu apa" Kata Jaemin.
"Cuman perasaan lo aja kali tuh"
"Gue juga dari tadi mikir gitu, cuman–lupain aja. Mungkin ya memang cuma perasaan gue aja kali ya" Jeno berdiri mendatangi Jaemin dan juga duduk disana.
"Relax-in aja jangan dipikirin"
"Tapi kalo memang beneran terjadi gimana? Gue dari tadi udh over thingking aja, gue takut bakal terjadi hal buruk kedepannya dan gue ga tau kapan itu" Ujar Jaemin.
Jeno mengusap pelan pundak Jaemin, "Setiap manusia udh punya takdirnya masing-masing. Baik itu takdir yg buruk ataupun sebaliknya. Kita ga bisa merubah scenario Tuhan. Yg kita bisa sekarang cuma berdo'a semoga tidak ada kejadian buruk yg bakal terjadi dan semoga semuanya bakal baik-baik aja" Kata Jeno.
Setelah itu hening tidak ada lagi percakapan diantara mereka hingga Renjun dan Haechan kembali dari kantin membawa makanan dan minuman yg mereka pesan.
"Nih pesanan lo pada kek biasa" Renjun serta Haechan meletakkan makanan dan minuman yg mereka bawa ke hadapan mereka berdua.
Jaemin langsung menyambar minuman dingin, sejak tadi haus melandanya hingga tenggorokannya kering karena panas terik hari ini.
"Nikmatnya"
"Cepet amat lo nyambar tuh minuman disuruh mesen kagak mau" Sewot Haechan.
"Masalah buat lo" Haechan mendengus kesal mendengarnya.
.
.
.Bel berbunyi menandakan waktu pulang sekolah. Semua murid sudah berhamburan keluar kelas. Seperti biasa anak dreamies pasti selalu bareng ke parkiran.
Sekolah sudah mulai sepi hanya beberapa siswa yg masih berada di sekolah contohnya anak OSIS dan anak eskul termasuk anak dreamies sekarang ini.
Pandangan Jeno mencari keberadaan Yeji yg entah menunggunya dimana, sampai dia menemukan siluet seseorang yg berada di depan gerbang sekolah. Tapi netranya tak sengaja menangkap sebuah mobil berwarna hitam yg melaju dengan kecepatan tinggi menuju kearah Yeji.
Dengan cepat Jeno berlari menuju Yeji, mendorongnya menjauh dari mobil itu dan menggantikan dirinya yg tertabrak oleh mobil hitam itu. Sementara Yeji hanya terbentur pelan ke jalan.
Dan..
BRAKK...
Jeno terlempar jauh hingga melayang di udara dan jatuh hingga kepalanya terbentur pembatas jalan. Pengemudi mobil tersebut tetap melajukan mobilnya pergi dari lokasi kejadian tabrak lari itu.
"JENOO" Teriak Renjun, Haechan, Jaemin dan juga Yeji yg terjatuh karena dorongan dari Jeno dan untungnya tidak ada kendaraan lain yg lewat saat itu.
Mereka langsung menghampiri Jeno yg sudah terkulai lemas tak berdaya dijalan dengan seragam yg sudah penuh dengan cairan kental berwarna merah.Semua orang sudah mengerumuni Jeno. Jaemin yg sejak tadi memiliki firasat buruk meneteskan air matanya, ia langsung saja memeluk Jeno tidak peduli dengan seragamnya yg penuh dengan darah juga nantinya.
"Jen lo harus bertahan, kita ke rumah sakit sekarang ya"
"Jun panggil supir lo kesini ayo kita bawa Jeno ke rumah sakit" Renjun yg masih tidak percaya dengan kejadian barusan langsung mengangguk dan pergi memanggil supirnya.
"Jen maafin gue. Karena lo nyelamatin gue jadinya lo yg sakit. Seharusnya gue yg ada diposisi lo sekarang" Yeji menangis melihat temannya seperti ini.
"Ini bukan waktunya lo nyalahin diri ji. Sekarang pikirin gimana cara kita buat kasih tau orang tuanya soal Jeno"
"Jaem ayo cepet kita ke rumah sakit" Suruh Renjun. Jaemin dengan dibantu orang sekitar mengangkat Jeno ke mobil Renjun kerumah sakit.
"Chan lo bareng Yeji ke rumah sakit naik motor ya" Haechan mengangguk setelahnya mobil Renjun melesat pergi ke rumah sakit.
****
Sorry for typo...
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔
RandomKisah persahabatan yang dipertemukan saat hari pertama memasuki SMA . Canda, tawa, serta keributan mereka lalui setiap harinya. Hingga suatu saat, mereka terpisah oleh penentuan masa depan mereka masing-masing. Bagaimana kisah mereka? Ya makanya ba...