Kritis

741 40 0
                                    

Setelah sampai dirumah sakit, Jeno langsung dibawa ke ruang UGD untuk ditangani lebih lanjut oleh dokter. Jaemin tadi juga sempat menelpon orang tua Jeno mengenai kondisi anaknya. Saat ditelpon tadi Irene sempat shock ketika mendengar kabar anaknya.

Saat ini Jeno masih ditangani oleh dokter, mereka masih menunggu di depan ruang UGD untuk mendapatkan info tentang keadaan Jeno.

Beberapa menit kemudian Irene dan Donghae sampai dirumah sakit, mereka langsung menghampiri anak dreamies dan juga Yeji dengan raut wajah khawatir.

"Jeno dimana? Keadannya gimana? " Tanya Irene yg masih sesenggukan.

Semuanya menggeleng tanda mereka belum tau tentang kondisi Jeno. Yeji bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Irene. Yeji menunduk saat ia sudah ada di depannya. Dan tanpa sadar cairan bening keluar dari pelupuk matanya tanpa disuruh.

"Yeji minta maaf bun. Karena Yeji Jeno jadi kayak gini. Seharusnya Yeji yg ada didalam bukan Jeno" Lirih Yeji.

Irene memandang Yeji sebentar lalu ia langsung memeluknya begitu erat dan menumpahkan semuanya.

"Kamu ga salah ji kamu ga salah sayang. Ini semua udh takdir, kita berdoa aja ya semoga Jeno sembuh" Ucap Irene dengan suara parau sambil mengelus rambut panjang Yeji.

Yeji mengangguk dan membalas pelukan itu begitu erat.

"Semoga Jeno baik-baik aja ya bun"

"Iya sayang"

"Na lo udh hubungi Eric belum? " Tanya Haechan.

"Iya jaem Eric juga perlu tau tentang kondisi kakaknya" Imbuh Renjun.

Pandangan Jaemin yg sejak tadi masih tertuju ke pintu ruang UGD langsung menoleh ke mereka berdua.

"Gue belum ada hubungin Eric. Coba gue tanya sama om Donghae dulu siapa tau dia udh hubungi Eric" Mereka berdua ngangguk. Lalu Jaemin langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri donghae masih berdiri menunggu pintu ruangan itu terbuka.

"Om? " Donghae menoleh.

"Kenapa na? "

"Eum Nana mau nanya, Eric udh tau soal ini belum" Donghae menggeleng lemah.

"Om belum kasih tau ke Eric. Om takut dia lagi sibuk dan om takut ganggu dia"

"Mau gimana pun itu Eric tetap harus tau soal kondisi Jeno om. Kalo Nana kabarin Eric gpp om? "

"Ya udh gpp kamu hubungi Eric tapi ingatkan dia untuk tidak khawatir ya na, semuanya pasti bakal baik-baik saja" Jaemin mengangguk.

Sebelum Jaemin mengeluarkan ponselnya seorang dokter dengan sneli putih kebanggaannya keluar dari ruangan.

"Dengan keluarga pasien? " Irene langsung menghampiri dokter itu.

"Saya dok saya ibunya. Gimana dengan kondisi anak saya dok? " Tanyanya.

"Kondisi pasien kritis bu" Kata dokter itu yg membuat tangis Irene pecah lagi.

"Ayah.. El yah" Setelah itu kesadaran Irene hilang, ia pingsan yg membuat yg lain langsung khawatir dengan Irene.

"Bun, Bunda" Donghae langsung menggendong Irene dan mendudukkannya di kursi tunggu disamping haechan. Setelah itu dokter tadi kembali berujar.

"Pasien perlu donor darah secepatnya pak, pasien kehilangan banyak darah saat kecelakaan tadi dan kebetulan stok darah dirumah sakit sedang habis" Ujarnya lagi.

Yeji semakin merasa bersalah mendengar penuturan dokter tadi mengenai kondisi Jeno.

"Ya Allah El kenapa semua ini harus terjadi sama kamu sih nak. Dok saya yg akan donor darah"

"Baik kalau begitu. Sus tolong temenin orang tua pasien untuk donor darah" Suruh dokter itu kepada suster yg sejak tadi berada disampingnya.

"Baik dok. Mari pak saya antar"

"Ji tolong jagain bunda ya?" Yeji mengangguk.

"Ternyata feeling gue tadi ga salah, gue pikir hanya perasaan gue doang ternyata beneran" Kata Jaemin sambil menyeka air matanya yg berhasil lolos lagi.

"Feeling apa jaem? "

"Perasaan gue sejak tadi ga enak kayak bakalan ada sesuatu yg bakal terjadi, dan itu kenyataan. Gue merasa ga becus jadi seorang teman"

"Jaem gue minta maaf karena gu-"

"Ini bukan salah lo ini semua sudah takdir yg diatas. Memang terkadang takdir itu lebih menyakitkan dan kurang diterima oleh manusia" Kata Jaemin.

"Gue pergi dulu mau ngabarin Eric. Kalo ada apa-apa kabarin gue" Yg lainnya hanya mengangguk mengiyakan.

.
.
.

"APA?" Teriaknya diseberang sana.

"Ric gue mohon lo jangan khawatir, dokter akan berusaha semaksimal mungkin buat sembuhin Jeno" Kata Jaemin menenangkan.

"Lo bilang gue jangan khawatir? Gila lo kakak gue berjuang sendirian di ruang UGD dan lo nyuruh gue jangan khawatir. Terus gimana sama kondisi kakak gue? "

Jaemin menghela nafas lelah ternyata jika Eric khawatir emosinya tidak bisa di kontrol.

"Gue tau perasaan lo sekarang gue juga ngerasain, gue khawatir sama keadaannya Jeno tapi bisa ga lo itu tenang dulu, bisa ga lo itu jangan emosi. Semuanya khawatir sama keadaan Jeno ga terkecuali lo" Kata Jaemin.

Eric menghembuskan nafasnya " Oke, Sekarang gimana kondisi kakak gue?" Akhirnya nada bicara Eric merendah setelah dari tadi menggunakan nada bicara yg tidak terlalu tinggi.

"Kakak lo kritis dan dia kehilangan banyak darah" Hening beberapa detik hingga membuat Jaemin sedikit heran panggilan masih tersambung tapi Eric tidak mengeluarkan suaranya.

"Ric? "

"Gue ambil penerbangan ke Indonesia sekarang" Sebelum Jaemin menjawab panggilan sudah diputus sepihak oleh Eric.

Jaemin menghela nafas pelan, "Jen, semoga lo cepet sembuh. Semuanya khawatir sama lo terutama adek lo, Eric" Kata Jaemin sambil berjalan menuju tempat semula dimana dia duduk bersama Renjun dan juga Haechan.

***

Sorry for typo...

DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang