"Jin..." Hoseok mengetuk pintu kantor Seokjin dan masuk perlahan.
Jung Hoseok adalah seorang profiler yang baru bergabung dengan timnya. Tugasnya membantu polisi dan detektif untuk menyusun dan menganalisa perilaku kriminal.
Ia adalah salah satu teman lama Seokjin waktu mereka masih menjalani training.
Seokjin yang sedang membaringkan dirinya di sofa dengan kompres di pelipisnya hanya menggumam.
"Ouch...itu terlihat sangat menyakitkan" Hoseok melirik ke arah kemeja Seokjin yang terbuka.
Sisi kanan perutnya memar."Aku berhasil mengejarnya Hoseok-ssi"
"Aku ceroboh tidak memperhatikan orang itu sedang mengarahkan senjatanya padaku"
"Aku terus memacu mobil itu"
"Yang kupikirkan hanya menangkapnya"Seokjin menutup kemejanya asal.
"Kau selalu terburu-buru Jin...itulah sebabnya kau sering terluka" Hoseok hanya meringis menatapnya.
"Polisi masih mengerahkan pasukannya untuk tetap mencari"
"Kapan partner barumu datang?"
Hoseok berdiri di sampingnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Aaahhh shit! Aku lupa dengan hal itu"
Seokjin membuang icepack itu dan bangkit dari sofanya.
"Kau tahu aku tidak pernah suka hal itu" Ia menuang segelas whiskey dan menenggaknya hingga habis.
Hoseok kembali tersenyum meringis.
•
•
•
"Masuklah Jin"
"Ini Kim Namjoon" Won Hae memperkenalkan partner baru Seokjin yang sedang berdiri menghadapnya.
Seokjin yang baru saja membuka pintu menatap bahu tegap dan tubuh tinggi itu dengan setengah hati.
Namjoon berbalik dan menunduk sopan.
"Kim Namjoon" Ia mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah.
"Kim Seokjin" Ia membalas jabat tangan itu.
Sesaat Seokjin terpana dengan cekungan yang muncul di pipinya saat ia tersenyum.
"Hoseok telah memberikan laporan tentang kasus ini bukan?" Won Hae membuka suara.
"Pembunuh berantai" Namjoon menanggapi.
"Kau mengikuti kasus ini Namjoon-ssi?"
Ia mengangguk.
"Kasus ini kudengar waktu masih di New York"
"Setelah itu aku tidak terlalu mengikutinya lagi"
"Kasus ini sempat berhenti setelah korbannya yang ke tiga belas dan polisi tidak juga bisa menemukannya" Won Hae melanjutkan penjelasannya.
"Mungkin sekarang ia ingin ditemukan"
"Sudah....dua atau tiga tahun berlalu bukan?" Namjoon meletakkan kembali map berisi laporan itu di atas meja kaptennya."Hmmm.." Seokjin mengiyakan.
"Kita hanya tinggal selangkah lagi.."
"Jin-ssi" Won Hae segera memotong kalimatnya sambil mengangkat tangan.
"Maaf"
Namjoon memperhatikan gerak gerik antara sang kapten dan partner barunya.
"Aku harap dengan aku disini bisa sedikit membantumu Seokjin-ssi" Ia kembali tersenyum dan menatapnya.
Seokjin hanya menyeringai.
"Ya. Tentu" Jawabnya sarkas.
•
•
•
Pria itu hanya dua senti lebih pendek.
Bahunya lebar dan tegap.
Wajahnya cantik namun berbahaya.
Namjoon memperhatikan perban yang menempel di balik poninya.
"Aaw...shh" Namjoon mengerang ketika kopi panas itu tumpah mengenai tangannya.
Seokjin yang melihatnya dari kejauhan hanya memutar bola matanya malas.
"Bagaimana orang ceroboh itu akan jadi partner terbaikku kapten"
"Hey.." Won Hae menatapnya.
"Namjoon adalah salah satu detektif terbaik"
"Ia baru saja menyelesaikan misinya di New York"
"Pembawaannya tenang dan cara memecahkan kasusnya terperinci"
"Tidak gegabah"
"Sepertimu.."Seokjin berdecak dan meninggalkan sang kapten yang tersenyum puas.