8

233 31 4
                                    




"Kau sering kemari?"

Mata Namjoon berkeliling mengitari ruang remang-remang berisikan meja, bangku dan sebuah meja billiard di tengah-tengahnya.

Bar itu terletak di ujung lorong jalan. Tempatnya tidak begitu ramai dan jarang dikunjungi orang karena lokasinya yang terlihat sepi dan menyeramkan.

Mereka duduk bersebelahan dengan dua gelas bir di dekat tangannya.
Bartender di hadapannya sibuk mondar mandir dan menuangkan minuman.

"Pemiliknya salah seorang kenalanku sejak aku pindah kesini" Seokjin meneguk birnya hingga setengah.

"Dari Anyang?" Namjoon menggeser posisinya menghadap Seokjin.

Ia mengangguk.

"Apa lagi yang kau tahu tentang aku?"

Tatapannya masih lurus menghadap deretan botol minuman di belakang meja bar.

"Anehnya tidak banyak informasi tentangmu Jin-ssi"

"Lulusan kepolisian terbaik dua tahun lalu dan tidak memiliki hobi"

"Tidak ada keterangan tentang keluarga dan sebagainya" Namjoon ikut meneguk birnya sambil tetap memperhatikan pria di hadapannya.

Side profilenya sangat indah.

Ia tengah mengulum bibir penuhnya dan tatapan matanya....memabukkan lebih dari semua jenis alkohol yang pernah diminumnya.

Ia menggelengkan kepalanya.
Heran dengan pikirannya sendiri.


"Aku yatim piatu"

"Ayah ibuku meninggal dalam sebuah kecelakaan saat aku berumur 9 tahun"

"Hanya aku yang selamat"

"Aku tidak tahu harus bersyukur atau mengutuki diriku" Seokjin menengok dan tersenyum.

Namjoon menelan ludahnya dengan susah payah.

"Okay...cukup tentangku"

"Kim Namjoon. Lulusan termuda. Sering sekali berurusan dengan kasus-kasus luar negeri. Apakah itu hobimu?" Seokjin terkekeh.

"Keluargamu berada di Ilsan, dengan satu orang adik perempuan"

"Fluent in English" Ia melirik dan menyunggingkan senyumnya.

"Sial. Pria ini sangat menggoda" Namjoon menunduk salah tingkah.

"A-aku harap bisa membantumu dengan sedikit pengalamanku" Ia mengusap tengkuknya masih menunduk.

"Namjoon..."

Betapa terkejutnya ia ketika mendongak.

Wajah indah itu tengah menghadapnya.

Menatapnya serius dengan jarak yang amat dekat.

"Aku tidak memiliki partner sejak lulus dari kepolisian. Jadi aku terbiasa bekerja sendiri"

"Maaf jika itu mengganggumu"

"Dan...maaf atas keegoisanku tadi"

"Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik" Seokjin menjauh dan mengulurkan tangannya.

Namjoon mengerjap dan menyambutnya.

Lagi-lagi ia harus berusaha mati-matian menelan ludahnya.


Mereka menghabiskan malam itu dengan bertukar cerita, atau lebih tepatnya Namjoon bercerita dan Seokjin lebih banyak mendengarkan.

Tak sesuai dugaannya, Seokjin adalah orang yang hangat.

Ia mendengarkan cerita Namjoon dengan seksama dan tertawa terbahak-bahak ketika cerita itu lucu.

Hanya sedikit menjaga jarak.




"Baiklah, sampai bertemu besok pagi Namjoon-ssi" Seokjin bersiap memasuki mobilnya.

"I'm having a great time Jin. Terimakasih"

"Ah...kalimat macam apa itu Kim Namjoon. Kita tidak sedang berkencan" Pikirnya menyesali ucapannya itu.


"Aku juga Namjoon"
"Hati-hati di jalan okay" Ia mengedipkan mata dan melajukan mobilnya.


"Great. I'm in love with my partner!"

Namjoon mengacak rambutnya pelan dan terkekeh.

Mobil itu pun berbelok ke arah yang berlawanan dengan Seokjin.

ChasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang