⚠️ Mature Content ⚠️
"Kopi?"
Seokjin menoleh ke arah pria berkacamata yang sedang sibuk menelusuri berkas-berkas pasien psikiater itu.
"Please"
Ia menengok dan tersenyum lalu meregangkan tubuhnya dan menguap.
"Sudah berapa lama kita disini?"
Namjoon berdiri dan menghampiri Seokjin yang sedang membuatkan kopi di coffee bar ruangannya.
"Sudah tiga hari dan....dua setengah jam"
Seokjin terkekeh sambil melirik jam tangannya. Ia menyerahkan kopi di gelas kertas itu pada partnernya.
"Berkas pasien ini lumayan banyak"
Namjoon kembali ke kursinya dan mulai membaca satu per satu berkas yang masih menumpuk di mejanya.
Seokjin memperhatikan dan membaca berkas-berkas itu dengan hati-hati.
Sesekali menoleh khawatir pada Namjoon yang terus mengambil dan meletakkan map cokelat itu bergantian setelah selesai membacanya.
Ia berjalan ke belakang pria itu dan mulai memijat bahunya.
"Hey...kau tidak lelah?"
"J-Jin?"
"Kita harus segera menemukan pelakunya..mmmm...sebelum ia beraksi lagi..."
Namjoon yang terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Seokjin itu hanya bisa membeku, pandangannya tidak lagi pada berkas yang dipegangnya tapi pada kaca jendela yang memantulkan bayangan Seokjin di belakangnya.
Ia menelan ludahnya dengan susah payah ketika bibir penuh Seokjin mendarat lembut di telinganya dan berbisik.
"Aku lapar..."
Ia kemudian membalikkan kursi yang diduduki Namjoon hingga menghadapnya.
"M-mau cari makan dulu?" Namjoon menjawab terbata.
"Mmh-hmm" Seokjin mengangguk, menatapnya lekat dan mulai meletakkan kakinya satu per satu ke sisi atas paha Namjoon.
Sekarang ia telah duduk berhadapan di pangkuan pria itu. Melingkarkan kedua tangannya di tengkuk sambil menjambak pelan rambut pendeknya lalu mengecup bibirnya lembut dan lama.
"Shit...apa yang kau lakukan Jin...ahhhh"
Namjoon mengerang pelan ketika bibir sensual itu beralih ke lehernya. Lidahnya terasa hangat menyapu belakang cuping telinganya.
Namjoon berdiri mengangkat tubuh ramping itu ke atas meja. Seokjin menyingkirkan berkas-berkas yang menghalanginya asal.
Ia menghujani leher Seokjin dengan ciumannya.
Pria itu tak bersuara, hanya deru napas yang terdengar. Seokjin menggigit bibir bawahnya dan melepaskan jas yang menutupi tubuh kekar Namjoon.
Tak lama pakaian mereka pun berserakan di lantai. Namjoon mendaratkan ciumannya di dada Seokjin kemudian turun..dan turun.
Seokjin menengadah dan mengerang pelan ketika lidah pria itu bermain di sepanjang kejantanannya.
"You want it?" Namjoon bertanya sambil masih terengah.
Seokjin mengangguk dengan wajah sayunya.
"You make me crazy Kim Seokjin" Namjoon membalikkan tubuh pria di hadapannya hingga terlungkup di atas meja.
Ruangan itu hanya berisi suara hentakan, erangan dan napas yang tak beraturan.
"I'm cumming" Seokjin menahan napas dan menggenggam erat tangan Namjoon yang tengah mengurut kejantanannya.
"Aaarghhhhhh....." Namjoon pun melepaskan kepuasannya di dalam tubuh Seokjin.
Namjoon kembali terduduk di kursinya.
Terengah dan berkeringat.
"Kita harus membersihkan mejanya" Seokjin terlentang dan tertawa menutupi wajah dengan lengannya.
"Berpakaianlah...aku akan membersihkan semuanya" Namjoon ikut tertawa lalu beranjak ke toilet.
Seokjin membereskan berkas-berkas yang berserakan di lantai setelah berpakaian dan menumpuknya kembali di sisi atas meja dengan rapi.
•
•
•
"Kita pulang sekarang?"
Seokjin mengangguk.
"Aku akan mengambil ponselku di coffee bar, kau duluan saja"
Namjoon yang telah selesai merapikan segalanya dan berjalan menuju pintu dan mematikan lampu ruang kerjanya.
Ia pun berjalan pelan keluar.
Seokjin mengikutinya dari belakang setelah menyelipkan satu berkas ke belakang punggungnya.