"Kira-kira anak kita mau di kasih nama apa?" Sambil menyuapi Sandra, Arnes bertanya.
Pertanyaan Arnes membuat Sandra tersedak, segera Arnes menyerahkan segelas air putih untuk Sandra minum.
Untuk menormalkan kembali dirinya, Sandra diam sejenak sambil memegang dadanya. Matanya pun memejam lalu tiba-tiba terbuka menatap lekat kepada Arnes di depannya.
"Hamil aja belum, Ar," jawab Sandra setelah kembali tenang.
"Persiapan aja."
"Emang kamu mau namanya siapa?" Sandra bertanya balik.
"Kalau perempuan, Ariel. Nama belakangnya entar aja," ucap Arnes sambil tersenyum. Menurutnya nama yang dia pilih bagus.
"Kayak mermaid, gak mau ah! aku gak setuju!" cetus Sandra, merebut sendok di tangan Arnes dan memakan kue nya sendiri.
"Apa dong?"
"Amira. Bagus, kan."
"Okeh deh, kalau laki-laki namanya Hercules," usul Arnes cepat setelah menyetujui usulan Sandra.
"Jangan aneh-aneh deh!" Sandra merasa kesal lagi.
"Bagus loh, kan Hercules itu kuat," ujar Arnes, sangat menyanjung tinggi nama yang diberikannya.
"Pokoknya gak dua-duanya deh, entar aja. Hamil aja belum. Lagian Ar, milih nama buat bayi itu gak sembarangan," ucap Sandra.
"Iya sih. Ya udah entar aja, sekarang kita proses aja di sini." Arnes tersenyum mencium kening Sandra.
"Assalamualaikum, loh Arnes Sandra ada di sini."
Mereka berdua yang sedang saling tatap-tatapan teralihkan oleh suara seseorang yang jelas mereka kenali.
"Waalaikumussalam, Fahmi." Sandra dan Arnes terkejut.
"Kita boleh gabung duduk gak di sini. Tempat duduk lain penuh." Bella berucap lebih dulu sambil melihat ke sekelilingnya.
"Oh boleh." Sandra mempersilakan. Mereka berdua akhirnya duduk di hadapannya.
"Arnes bukannya lo udah gak sama Sandra–"
"Gak ada yang bisa memisahkan kita, Fahmi. Itu sebabnya, gue masih sama Sandra sekarang," sela Arnes, tangan kirinya memeluk merengkuh Sandra untuk lebih dekat dengannya.
"Maaf, kita waktu itu gak ada di sana. Jadi gak tahu apa-apa," ujar Bella.
"Iya, terakhir kali lo nemuin gue. Gue langsung pergi sama Bella ke sini," lanjut Arnes menjelaskan.
"Gak papa, masalahnya udah selesai, kok," ucap Sandra.
"Terus Liana gimana? dia adik kamu, kan?" tanya Bella.
"Alhamdulillah, Liana juga udah ngerti, pernikahan Arnes batal dengan jalan yang baik tanpa ada kebencian dari pihak keluarga manapun. Kita semua juga udah menjelaskan, termasuk siapa aku juga," jawab Sandra.
"Syukur Alhamdulillah ..., aku salut sama kalian berdua. Tetap bertahan dan kuat mencari jalan keluar untuk menghadapi ujian pernikahan." Mata Bella sampai keluar air mata dan menangis begitu saja.
"Iya, itu semua karena Allah juga. Allah yang selalu ada menolong kita," balas Arnes.
"Loh Bell, kok nangis." Sandra khawatir, tidak ingin perkataannya menyakiti hati orang lain.
Fahmi tersenyum dengan tangannya yang menggenggam tangan Bella dan mengusapnya lembut, dia berkata, "Biasa, hormon wanita hamil."
"Bella Hamil?" Sandra terkejut, dia menutup mulutnya lalu tersenyum dengan mata yang berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You [END]
SpiritualSandra wanita yang sulit mengekspresikan dirinya. Sulit mengeluarkan emosional yang kerapkali dia merasa marah, sedih, dan bahagia. Kepribadiannya yang seperti itu, sangat sulit ditebak oleh siapapun. Apalagi untuk orang didekatnya, yang sudah Sand...