Ekstra : 2

57 2 0
                                    

Terima kasih kepada kalian yang membaca cerita ini dari awal sampai akhir. Apapun opini kalian tentang cerita yang aku buat, aku terima.

Aku juga gak mengagungkan cerita aku berlebihan. Aku hanya penulis amatir yang telah melewati masa kegagalan selama 5 tahun dari tahun 2019.

Mungkin, dengan cerita ini agak sedikit membuat aku percaya diri, karena bisa menyelesaikan selama 1 bulan di bulan Ramadhan.

Terima kasih. Love you all ...

(Selamat membaca)

"Cepat semuanya!" teriak Sania setelah melihat ke gerbang sudah ada mobil yang masuk.

Mereka yang ada di dalam rumah bersiap dengan segala barang-barang yang dibutuhkannya. Pintu pun ditutup kembali oleh Sania. Dia mengambil posisinya setelah dia mengintruksikan kepada yang lainnya.

Sania dan Liana yang menyiapkan kejutan ini. Tentu semua bukan hanya otak Liana saja yang merencanakan, tapi kebanyakan Sania yang excited karena dia sudah lama tidak mengadakan kejutan meriah ini, apalagi gabungan dua keluarga.

"Sania, mana kok gak datang-datang!" Tian mulai protes, dia sudah pegal dari tadi memegang spanduk bersama Rani.

"Ya bentar, Mah," bisik Sania.

Mereka memang sengaja tidak menjemput Arnes dan Sandra di bandara karena harus menyiapkan ini. Bukan mengejutkan besar-besaran, lagi pula Sandra juga sudah tahu, tapi tidak setahu sekarang yang sangat meriah.

"Tuh ada tuh!" seru Gerri setelah melihat ke jendela. Dia ikut juga, undangan dari Arnes, dan mengajak Ditto dan Ziyan juga.

Semuanya diam, hanya suara pintu mobil yang tertutup dan suara langkah kaki yang mulai mendekat.

"Satu ...," kaya Sania yang mulai menghitung.

"Dua ...," lanjut Liana.

"Tiga!" seru Gerri. Bersamaan dengan pintu terbuka dari luar, suara Confetti Popper membuat dua orang yang baru datang itu terkejut.

"Selamat datang ...!" ucap mereka semua yang ada di dalam.

"M–maaf, salah orang," kata Fahmi gugup dengan semua pasang mata yang menatapnya.

"Lah, kok bukan Arnes sama Sandra. Kok jadi mereka yang datang," ujar Ditto. Kebingungan dialami semuanya.

Apalagi, semua properti sudah digunakan, termasuk juga spanduk yang tadinya di gulung sudah terbuka lebar sampai terlihat jelas tulisannya.

Welcome Arnes and Sandra

"Assalamualaikum," salam Arnes dan Sandra. Keduanya baru muncul ketika Fahmi dan Bella menyingkir.

"Waalaikumussalam," jawab semuanya.

"Salah orang, ya," tebak Arnes, tertawa melihat semua persiapan ini.

Tian langsung memukul lengan atas Arnes memakai centong yang dia bawa dari dapur setelah mendengar ucapan anaknya.

"Udah tau nanya! kenapa bukan kamu yang duluan muncul sama Sandra?" tanya Tian.

"Jangan marahin Arnes, mah. Tadi aku minta turun di depan gerbang sama Arnes buat nyapa tetangga, terus minta Fahmi sama Bella buat ke dalam rumah duluan," jawab Sandra menjelaskan.

"Ibu kaget, loh Sandra." Rani dari tadi mengelus dadanya, bukan karena kedatangan Sandra juga, tapi karena suara petasan Confetti Popper itu.

"Maaf, Ibu." Sandra langsung memeluk ibunya erat. Sudah lama juga tidak ketemu membuat rasa rindu muncul.

I'm With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang