21 : Ketakutan

31 4 0
                                    

Kecelakaan Sandra terjadi dengan guyuran hujan yang begitu lebat. Arnes tidak bisa dikendalikan ketika sampai dan menemukan Sandra yang tidak sadarkan diri. Tidak peduli apapun, Arnes memeluk Sandra ketika sudah dikeluarkan dari mobil. Darah Sandra tertempel ke bajunya yang basah. Semua orang yang melihat begitu dibuat diam, Arnes benar-benar kacau.

Ketakutan yang dialami Sandra ketika hujan, kini Arnes merasakannya juga. Arnes takut Sandra kenapa-kenapa setelah kecelakaan ini, Arnes takut Sandra pergi meninggalkannya.

Arnes yang terus berteriak dan meraung-raung, ditahan tubuhnya oleh Ditto, Ziyan, dan Gerri yang datang dari tadi, dia juga yang memberitahu Arnes bahwa Sandra kecelakaan. Kebetulan, Gerri sudah menyelesaikan jadwalnya, dan tak sengaja melihat kecelakaan yang menghambat jalannya.

Sirine ambulans terdengar, Sandra mulai mendapatkan pertolongan pertama untuk permulaan. Salah satu akan menemani Sandra di dalam mobil ambulans, Arnes langsung maju dan ikut ke dalam mobil ambulans, sementara mobilnya dibawa oleh Ditto. Melihat keadaan Sandra yang sangat kacau dan memprihatinkan, Arnes menangis untuk pertama kalinya setelah terakhir kali dia menangis karena tidak diterima oleh universitas yang dia mau.

Banyak kejadian yang tidak terduga, Sandra benar-benar membuatnya harus berpikir keras dan berjuang dalam menghadapinya. Sekarang, ujian apa lagi ya Allah, Arnes tidak kuat melihat Sandra yang bercucuran darah.

"Kenapa, Ar?" tanya Tian, dia bingung karena tumben sekali Arnes menelpon.

"Mah ..., Sandra kecelakaan." Ibunya harus diberitahu, Arnes tidak bisa sendiri dalam menghadapi ini. Arnes butuh sesosok wanita lagi yang mungkin bisa memahami Sandra.

"Apa! di mana kamu sekarang, Nak? gimana Sandra? kenapa bisa terjadi!" Suara Tian menyeru. Setelah dapat kabar dari anaknya bahwa menantunya itu pulang ke Aceh, kini dia dapat kabar lagi menantunya kecelakaan.

"Di jalan arah rumah sakit." Arnes dapat memberitahu tujuannya saja. Kalau diceritakan, bakalan panjang.

"Rumah sakit mana, mamah sama ayah ke sana sekarang. Kirim aja lokasinya," ucap Tian.

Dalam keadaan khawatir, panggilan itu langsung terputus begitu saja oleh Tian tanpa mengucapkan salam. Arnes menaruh handphone nya lagi setelah mengirimkan lokasi yang akan ditujunya.

Sesampainya di rumah sakit, Sandra harus mendapatkan perawatan segera. Dia dilarikan ke ruang IGD. Butuh waktu lama Arnes menunggunya diluar, ada ketiga sahabatnya juga yang menemani. Mereka tak berniat untuk pulang, keadaan Arnes yang mengkhawatirkan Sandra, membuat mereka khawatir juga.

"Doa, Nes. Semoga Sandra bisa bangun dan baik-baik aja," kata Ziyan. Duduk di samping Arnes dan menepuk-nepuk bahunya.

Arnes terus menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Air matanya yang menetes langsung segera di hapus. Kabar Sandra ingin pulang, bukan ini yang Arnes mau.

Tadinya, ketika Sandra pulang nanti, Arnes akan berbicara serius dengan Sandra. Mengungkap kejujuran dan keganjalan hatinya tentangnya. Arnes juga ingin menanyakan semuanya, supaya hidup yang mereka berdua jalani, tidak ada hal apapun yang menjadi halangan.

[•••••]

"Sandra ..., dia kecelakaan," ucap Rani setelah menerima telepon dari besannya. Dia segera memberitahukan kepada suaminya yang sedang berbincang-bincang dengan guru pesantren lainnya di teras rumah.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun," balas Agung. "Di mana? gimana Sandra sekarang?" Agung juga sama khawatir, dia menghampiri sang istri yang menangis.

"Belum ada kabar lagi. Katanya sandra ke tabrak truk waktu nerobos lampu merah," jawab Rani. Informasi tentang kecelakaan anaknya diberitahukan lagi kepada suaminya.

I'm With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang