chapter 6

2.9K 354 1
                                    

Hari ini adalah jadwal mengumpulkan tugas karangan bahasa Inggris

"Amu tugasmu tolong dikumpulkan" ucap Toro yang bertugas mengumpul lembar karangan itu

"Nih"

"Trims" ucap Toro sambil melihat karangan milik Amu "... Kau... mau jadi dokter?" Tanya Toro

"Nggak, itu mau ibuku." Balas Amu

"Kenapa? padahal kau suka menggambar, kenapa nggak jadi sesuatu yang kau inginkan?" Toro bertanya sambil menatap lembaran kertas tugas lalu menatap gadis berjaket merah itu.

"Wah tumben kau bahas yang kayak gini" Amu berucap sembari bersandar dikursinya. "Kenapa? kamu lagi ada masalah?" Tanya Amu

".... nggak, Bukan apa apa, aku cuman berfikir kalau kita ada di situasi yang sama" Balas Toro menaruh kertas tugas Amu bersama kertas lembaran lainnya kemudian ia melangkahkan kakinya menjauh dari meja Amu menuju tempat yang kertasnya belum ia kumpulkan.

Amu menghela nafas pelan, ia menaikkan satu kakinya dan menopang dagu dengan tangannya. Menatap kepergian toro sambil tersenyum yang sulit diartikan

"menurutmu begitu?"

"[Name] tolong tugasmu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"[Name] tolong tugasmu,"

"Nih"

Sama seperti sebelumnya, toro juga memperhatikan karangan yang dibuat oleh gadis blasteran itu.

"Inggris mu sangat rapi" Ucap Toro masih memperhatikan tulisan tulisan berbahasa internasional itu. Matanya mengikuti setiap kata hingga akhirnya ia membuka mulut untuk bertanya tentang cita cita seorang [Name] Mitchell.

"Yup, apa menurutmu aku cocok dengan itu?" Jawab [Name] sambil meminta pendapat anak tunggal kaya raya yang memiliki sifat dewasa dan polos itu.

"Itukan cita citamu, apapun yang kau inginkan akan cocok denganmu jika kau mendalami bidangnya."

[Name] mengedikkan bahunya acuh sambil memutar bola matanya, senyum tipis terlihat dibibirnya saat ia menghela nafas. "Kau benar, Thank you Toro."

Jam pembelajaran keempat dikelas

"Toro" panggil [Name]

"Iya?"

"Upi sama Amu mana, kok belum datang?" Tanya [Name] sambil menunjuk bangku dua orang yang dimaksud.

"Entah lah, mungkin mereka membolos lagi,"

[Name] hanya mengangguk singkat, dan saat itu ia mendapatkan firasat bahwa Amu dan Upi akan segera mendapatkan hukuman.

Dan benar saja. Saat [Name] berjalan keluar kelas, ia melihat Umami -Bagian keamanan yang berjabat tangan dengan teteh seolah olah kesepakatan yang mereka buat sudah selesai dan dibelakangnya ada Amu dan Upi yang sedang kesal karena dikhianati.

—————————————————————————

-Lep
©Leplepnaa

OCEAN BLUE EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang