challenge chapter?

753 96 3
                                    

! CHALLENGE !

 ❛❛ Alfabet paragraf challenge. ❞

School Camp

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Anak anak kelas sekarang sedang berada di aula mengumumkan jadwal jam dan kegiatan yang akan mereka lakukan selama hari Sabtu dan Minggu. Kemah dua hari satu malam di sekolah, dipertemukan dengan banyaknya manusia dan juga banyak diantaranya yang bukan orang. "sudah siap?"

"Belum..." [Name] bergumam pelan saat Sho bertanya. Ia benar benar tidak siap, apa lagi untuk acara api unggun. Faktanya banyak hal hal yang tidak diinginkan saat kemah dan puncaknya adalah api unggun.

"Cielah pacaran trozz." [Name] dan Sho menoleh kearah Upi, dua ekspresi mereka tunjukkan kepada anak paling narsis di kelas mereka selain Kiki. Itulah ciri khas seorang Upi.

"Diam, stupid." Sho menyahut disusul dengan [Name] yang menjitak keningnya sebagai hukuman karena mengejek sesama teman, walaupun terkadang [Name] juga melakukan hal yang sama. Selama setahun ini, Hanya Sho yang tau tentang hal yang dialami [Name].

Entahlah, tapi hanya Sho yang bisa ia percaya, bukan berarti ia tidak bisa mempercayai yang lain, hanya saja [Name] tidak siap untuk menceritakan kelebihan sekaligus kecacatan yang ia miliki di matanya.

Faktanya, [Name] indigo. Sejak kecil ia bisa melihat hal hal yang tidak bisa dilihat oleh orang orang biasa. Walaupun ia bisa melihat hal hal menyeramkan, ia masih merasa takut melihat mereka. Padahal yang harus ia lakukan hanyalah pura pura buta tentang keberadaan mereka.

"Galau ya Pi? ga bisanya gangguin [Name] sama Sho?" Tanya Amu sambil menepuk punggung Upi cukup kencang.

"Hah?! mereka beneran pacaran?!" bukannya menjawab pertanyaan Amu, Upi malah lebih Shik Shak Shok dengan apa yang di ucapkan Amu. Tidak, Upi hanya salah tangkap. "Gak tau" Amu menyahut.

"Iih kirain beneran, udah siap numpang kapalnya padahal," Upi kecewa.

"Jangan murung gitu kawan, mending bantu bangun tenda." Sepertinya dialog Upi dan Amu sangat banyak untuk chapter kali ini. Mereka membangun tenda masing masing kelompok. Amu, Upi dan [Name] tentu saja satu kelompok, bersama dua orang lainnya.

"Kapan istirahatnya? Aku haus..." Keluh [Name]. Mereka sudah satu jam membangun tenda dan sekarang masih dalam tahap memindahkan barang barang mereka kedalamnya.

Lebih dari jam yang ditentukan, akhirnya mereka selesai membangun tenda. Istirahat diberikan selama 40 menit dan ketua panitia sedang mengubah sedikit jadwal kegiatan perkemahan sekolah, karena lebihan jam yang digunakan untuk membangun tenda.

Makanan makanan ringan terpampang jelas dihadapan satu kelas. Ya, mereka sedang duduk di dalam kelas, nongki sejenak setelah panas panasan membangun tenda yang akhirnya berdiri tegak setelah dipasang selama dua jam setengah.

Namun tidak ada dari mereka yang memulai mengambil cemilan cemilan itu, mereka lebih memilih berbaring bahkan ada yang sampai tertidur. Membangun tenda memang cukup melelahkan, apalagi dengan cuaca yang panas. Dan sayangnya tidak ada air segar yang bisa menghilangkan dahaga dihadapan mereka

"Oh ayolah..." Keluhan keluar dari setiap orang yang ada di kelas. Untuk saat ini, mereka bisa akur, tentram, adem ayem tanpa adanya menimbulkan kerusuhan. Cukup menenangkan untuk dilihat tapi juga malah menjadi awkward karena tidak biasanya ini terjadi.

Pada akhirnya acara tetap berlanjut sesuai yang direncakan. Waktu berlalu dengan cepat, hari Sabtu dilewati dengan begitu aman dan... cukup menyenangkan, mungkin. [Name] juga membutakan penglihatannya tentang mata batin itu untuk sementara waktu. Ia tidak ingin makhluk makhluk gentayangan itu menganggu waktu yang seharusnya menjadi pengalaman yang lumayan menyenangkannya. "Ga ada yang mau nyanyi nyanyi kah? Sunyi banget"

"Bila qamu taq, lagi dengan ququ~" 

"Rasanya pakai qolqolah banget ya ki?" Vanilla sweatdrops mendengar lagu yang pernah viral pada masanya. Dipikir pikir lagi, mengingat hal hal dimasa lalu cukup menyakitkan. Bahkan walaupun tidak ada yang spesial, perasaan tahun lalu cukup damai dipikirannya.

"Sebentar lagi api unggun, siapa yang jadi perwakilan pensi?" Toro berucap sambil memasuki kelas. Ditangannya memengan termos es yang berisi minuman es sasetan. "Kiki aja, nampilin lagu," Seseorang berucap. Kiki memang pakarnya menyanyikan lagu lagu, lebih tepatnya... biduan kelas.

"Teruntuk Amu ya ki~?" Upi menaik turunkan alisnya menggoda Kiki, dan tentu saja Kiki memanh berniat menampilkan pensi untuk Amu. Benar benar jiwa bucin tingkat akut.

"Untung banget si, cuman kalo jadi Amu juga aku bakalan risih," [Name] menoleh menatap Chloe dipantulan jendela. Ucapan Chloe tidak salah, [Name] setuju dengannya. Tapi jika seandainya mereka adalah karakter fiksi* mungkin akan banyak yang mendukung Kiki untuk mencintai Amu secara ugal ugalan.

*emang fiksi

Visual mereka saja tidak main main, pastinya banyak yang akan menggemari mereka.

Walaupun mereka tidak waras.

"xixixixixi" Tawa menyeramkan itu menggema dikelas, disiang bolong seperti ini. Sebagian dari mereka mungkin berfikir itu adalah bercanda. Sho menatap
[Name] seolah olah ingin memastikan sesuatu. [Name] mengangguk mengiyakan,

"Ya... itu kembaranku"

"Zonk banget anj-!! Udah panas gini malah dengar suara Kunti!" Amu memprotes karena frustasi. Panasnya matahari ini sangat menyengat.

-Tamat

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Ga Jelas banget sumpah. Ga tau, bosan banget yang diupload cuman chapter chapter sebelumnya yang direvisi. Jadi aku bikin ini, ga nyambung banget alurnya... ╥⁠﹏⁠╥

-Lep
©Leplepnaa

OCEAN BLUE EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang