lima belas; heartbreak.

7.2K 508 26
                                    

You watch me bleed until I can't breathe.

Shaking, falling onto my knees

And now that I'm without your kisses

I'll be needing stitches

Lagu milik Shawn Mendes terdengar diseluruh penjuru aula, membuat para siswa menari dengan semangat. Beberapa hanya mengobrol kecil di dekat snack bar. Ini pesta kecil-kecilan yang diadakan di penginapan.

Amanda meniup-niup poni rambutnya keatas yang menutupi matanya. Jujur, ia risih dengan poninya. Tetapi, ia tidak mau memotongnya. Karena, menurut Dannis, Amanda tampak cute dengan poni rambutnya.

Entah apa yang membuat Amanda senang ata pujian Dannis. Padahal 'kan cowok itu selalu saja menjahilinya.

Dengan kesal Amanda mengikat poni rambutnya kebelakang. Lalu menatap sekitarnya. Daritadi ia belum melihat Dannis dan Ririn. Ia bertanya-tanya kemana dua orang itu? Ia bisa mati karena bosan sekarang.

Sesekali Amanda tersenyum ramah dan membalas sapaan teman-teman seangkatannya. Semua orang berkumpul dengan teman-temannya sendiri. Dari yang populer sampai yang biasa saja.

Hanya Amanda yang duduk di sofa panjang sambil sesekali mengirim LINE kepada Dannis. Dan lagi-lagi hanya diread. Amanda mendengus.

Amanda Ariana: WOYY DIMANAAA GILAA GUE BOSENNN KAYAK CICAK NANGKRING DITEMBOK GT GAJELAS [read]

Amanda Ariana: IYAA GUE JAYUS, TAPI GA USAH DIREAD DOANG BS KELEZ. [read]

Amanda menyerah. Rasa bosan dan kesal mulai menang menggerogotinya, ia mengambil soda yang berada di pojok aula lalu meminumnya berharap bisa mengurangi rasa bosan.

Tapi, tak lama kemudian seorang perempuan tak sengaja tersenggol membuat minuman yang dipeganggnya tumpah mengenai gaun Amanda. Sontak, perempuan tadi langsung mengambil tissue dan membantu mengatakan permintaan maaf berkali-kali

"Gak apa-apa, bisa dicuci lagi kok," jawab Amanda seraya tersenyum. Ia bohong, noda soda seperti ini pasti akan berbekas apalagi warna gaunnya putih. Ia hanya tidak mau membesar-besarkan masalah seperti ini

Amanda merasakan tangannya ditarik lembut, matanya langsung bertemu mata teduh Sean yang menatapnya penuh arti, membuat Amanda memalingkan wajah sebentar

"Gue tau lo bosen, cari udara segar, yuk?" ajak Sean yang langsung diikuti anggukan oleh Amanda

Mereka keluar dari aula dan langsung disambut cerahnya matahari dan angin yang menerpa wajah kedua orang itu, sejenak Amanda menikmati semua ini.

Dengan tangan yang masih menyatu mereka berjalan menyusiri taman. Tidak pernah Amanda sadari, taman ini begitu indah ketika disinari sinar matahari. Amanda merasakan jaket hangat Sean sudah terpasang dikedua bahunya.

Sean melemparkan senyuman simpati "Perbuatan lo tadi langka, lho"

"Perbuatan apa?"

"Gaun lo, gue jarang liat perempuan yang ketumpahan minuman gak marah."

"Gue cuma gak mau masalah kayak gini dibesar-besarin,"

Sean menggangguk mengerti, masih sambil berjalan menyusuri taman dengan Amanda disisinya. Ia memakai kemeja yang ia gulung sampai lengan dan celana jeans, sedangkan Amanda memakai gaun selutut berwarna putih serta ada hiasan pita yang melingkar dibagian pingganggnya yang tampak manis dipakainya.

"Aww!"

Ringisan Amanda membuat Sean dengan sigap menghampirinya. Amanda sudah terduduk diatas rumput sambil memijit pergelangan kakinya. Gadis itu tampak kesakitan

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang