Episode 21

76 29 17
                                    

Warning Typo Bertebaran ❗❗❗❗














"Katakan pada mereka, jika----....."

"Akhh---...." Shin Hye tersungkur, dirinya terlalu lelah setelah berlari dari kediaman nenek tua sang penyelamat dirinya. Ia berada di sebuah perbatasan wilayah di dekat jalan lintas, Shin Hye meraup oksigen sebanyak mungkin untuk mengembalikan energi yang terbuang. Ia tidak menduga jika nenek tua sang penyelamat telah menolongnya untuk kabur melalui pintu belakang rumah.

"Jika---- tidak ada siapapun disini" ucap sang Nenek.

"Tapi, halmeoni---" cucunya masih tidak terima

"Kita tidak akan mendapatkan masalah, katakan saja begitu. Kau tidak perlu khawatir"

Selang beberapa waktu, Shin Hye dibawa melalui pintu belakang untuk kabur. Nenek tersebut juga memberi petunjuk tentang jalan yang bisa ditempuh Shin Hye dan itu cukup sepi tanpa ada warga atau pemukiman, jika menelusuri rute tersebut maka akan berakhir pada jalan keluar yaitu pinggiran jalan lintas yang tidak terlalu ramai oleh kendaraan.

"Halmeoni---... Terima kasih" ucap Shin Hye sebelum pergi.

"Aku melakukannya demi ibumu---"

Shin Hye terkejut.

"Apa?"

"Pergilah, Nona muda. Pergilah sebelum mereka menggeledah rumah ini"

Shin Hye belum mengerti maksud sang nenek tetapi waktunya tidak banyak untuk bertanya, ia pun segera pergi secepat mungkin.

Sang nenek masih menatapnya sampai Shin Hye tidak terlihat lagi. Ia menghela nafas,

"Nona muda Jia--, aku tidak menduga jika kita bertemu seperti ini. Semoga Tuhan selalu melindunginya"

Sang nenek penyelamat tersebut adalah salah satu mantan pelayan yang pernah bekerja di kediaman keluarga besar Huang Jia pada belasan tahun lalu, ia mengenal Shin Hye adalah darah daging mendiang tuan besar Huang melalui kalung yang selalu ia pakai di lehernya, ketika mengobati luka di bagian dada Shin Hye, ia melihat benda tersebut.

Ia awalnya terkejut sampai tidak bisa berkata apapun, namun ada perasaan bahagia bercampur haru, ternyata anak perempuan yang pernah ia asuh masih dalam keadaan sehat dan hidup. Ia mengingat pesan mendiang Nyonya Huang, untuk selalu menjaga putrinya jika sewaktu-waktu mereka tiada. Sang nenek tentu tahu tentang presiden Kim yang masih memburu keturunan Huang, sebab saat tragedi penembakan keluarga besar Huang, tidak ditemukan jenazah anak kandung mereka.

"Berhenti..." Ucap Shin Hye sambil melambaikan tangan mencoba menghentikan salah satu kendaraan yang melintas namun tidak ada yang menanggapi. Ia terus melambaikan tangan mencari tumpangan untuk segera keluar dari kota Seoul menuju Busan.

"Berhenti....aku mohon" ucapnya tidak menyerah seraya menahan bekas luka di tubuhnya yang belum mengering

Shin Hye terlalu lelah, keringat mengucur di wajahnya, bibir pucat kering itu juga terlihat memprihatinkan, langkahnya goyah dan pandangan matanya terasa buram.

Suara klakson kendaraan mengejutkan dirinya, sebuah mobil berhenti di depannya. Shin Hye terjatuh tidak kuat untuk bertahan lebih lama. Ketika ia mendengar suara yang ia kenal, ia berusaha untuk tetap membuka mata sebelum akhirnya pingsan tidak sadarkan diri.

"Shin----...." Ia adalah Lee Jaehwan, hampir putus asa mencari keberadaan Shin Hye di kota Seoul, ia memutuskan untuk kembali ke Busan dan sebuah kebetulan atau sebuah keajaiban, ia menemukan Shin Hye di area perbatasan wilayah.

Who's the terrorist? (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang