Episode 22

78 30 15
                                    

Warning Typo Bertebaran ❗❗❗❗










Kim Seokjin terkejut....

"Ada apa dengan reaksimu, apakah kau tidak menduga jika-----" seseorang yang menyingkap topeng di wajahnya tersenyum ke arah Kim Seokjin.

Untuk beberapa detik hanya kesunyian yang begitu tegang lalu----

"Tu-- tuan Dave??" Ucap Seokjin belum lepas dari keterkejutannya.

"Hehe... aigoo-- tidak perlu ber-reaksi berlebihan seperti itu"

Seseorang yang telah menolongnya dari pukulan massal para anggota polisi adalah Dave Lee.

"Bagaimana aku tidak terkejut, aku tidak membayangkan jika tuan yang akan datang pada saat itu dan------- bukankah itu sebuah resiko yang besar karena tuan telah melepas tembakan pada mereka"

Dave Lee berjalan agak menjauh dari posisi brankar dan menghadap ke arah jendela kaca yang terbuka. Ia menatap keramaian aktifitas warga dari lantai atas tersebut.

"Aku melakukannya, karena kau adalah bagian dari rencana ku. Maksudnya adalah, aku mengajakmu sebagai intelijen rahasia demi membongkar kasus Terrorist di negeri ini, jadi kau adalah prioritas yang harus kupikirkan" ucapnya

Kim Seokjin sedikit menggerakkan badannya, ia merasa tidak nyaman terlalu lama berbaring di atas kasur. Rasa nyeri akibat pukulan yang ia terima masih begitu terasa hingga ia sesekali meringis.

Dave Lee membalikkan badannya, dan segera membantu Seokjin.

"Istirahatlah dulu, sampai keadaanmu pulih. Tetapi setelah ini, jangan keluar dan menampakkan diri di depan umum. Kau sudah membuat keributan di kantor polisi, karena tindakanmu presiden Kim mengeluarkan kecaman. Posisimu sudah berbahaya di luar sana"

"Tunggu, justru itu hal yang ingin aku selesaikan. Aku tidak bisa tenang jika kedua orangtuaku masih ditahan oleh mereka, jika tuan berkenan tolong bantu kami. Adikku sungguh tidak bersalah atas hilangnya anak presiden, aku mohon" ucap Seokjin memelas.

Ekspresi Dave seketika berubah, ia tampak menyeringai lalu tertawa kecil dan sekejap berwajah datar semula.

"Kau sungguh egois, Seokjin. Aku sudah menyelamatkanmu dari mereka tetapi kau meminta sesuatu hal yang lain. Jika aku menolongmu sekali lagi, maka----- semua rencana yang ada di dalam kepalaku akan berantakan. Aku--- sungguh tidak bisa melakukannya meski kau adalah bagian dari team-ku"

Seokjin terkejut dengan perubahan sikap Dave Lee yang dinilainya tidak ramah. Seperti bukan sosok Tuan Dave yang pertama ia kenal saat menginjakkan kaki di satuan FBI.

"Apa maksudmu, tuan? Rencana? Apakah kau berpikir jika adikku bersalah dan ingin menangkap dirinya juga layaknya pelaku terror!! Dan kau hanya diam saja saat negara menyandera orang tua yang tidak bersalah sama sekali!! Apakah ini bentuk suatu keadilan!!!" Ucap Seokjin dengan nada penekanan.

"Tidak perlu berbicara terlalu keras" Dave Lee mencengkeram bahu Seokjin lalu mendekatkan wajahnya dan setengah berbisik di depan Seokjin.

"Jika kau mengikuti arahan dariku, maka kau akan mengerti arti dari ucapanku" sahutnya kembali. Lalu menjauh dari Seokjin.

Dan ia pun segera pergi meninggalkan ruangan tersebut, di depan pintu ada dua orang penjaga keamanan yang diutus Dave Lee untuk menjaga Seokjin selama masa pemulihan.

Seokjin masih tidak mengerti akan ucapan Dave Lee padanya, bagaimana ia bisa tenang sebelum kedua orangtuanya bebas dari jeratan hukum? Untuk sesaat ia teringat akan adiknya, sudah ada satu malam ia tidak memberi kabar. Ia pun segera memakai telepon genggam untuk menghubungi Kim Ji Won.

Who's the terrorist? (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang