Episode 3

123 38 22
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀



















Kim Seokjin memilih berhenti sejenak di sebuah cafe pinggir jalan setelah berjalan panjang menyelusuri kota Busan. Ia memesan sebuah minuman coffe dan sepotong cake red Velvet. Menikmati kesibukan warga lokal yang hilir mudik di sepanjang trotoar ketika senja mulai menyapa kota Busan.

Menyeruput minumannya sembari mengecek sosial media di gawainya, ia mendapatkan pesan dari Steve yang menanyakan tentang keberadaannya, ia hanya balas singkat saja.

"Hiks....wae?"

Suara tangisan anak kecil terdengar di daun telinga Kim Seokjin, ia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, suara tangis yang cukup pelan seperti ditahan (tidak diluapkan lepas). Jauh dari tempatnya, di sebuah gang sempit dua toko dari cafe yang ia kunjungi, ia melihat sosok seorang ibu berjongkok di depan bocah lelaki yang terus merengek, keduanya memakai jacket yang berukuran oversize menutupi tubuh mereka, bahkan si bocah lelaki juga di dandani demikian sampai jacket yang ia kenakan mengenai permukaan jalan.

Hanya suara si bocah saja yang terdengar di daun telinga Kim Seokjin, sepertinya sang ibu berkata cukup pelan menenangkan anaknya. Setelahnya ibu dan anak itu kembali berjalan keluar dari gang sempit, terlihat gerakan yang kaku dan gusar dari langkah si ibu.

Kim Seokjin menghabisi sisa minumannya, ada perasaan kuat datang di benaknya, ada yang tidak beres dengan interaksi yang ia lihat itu, apa mungkin si bocah tengah terancam? Kim Seokjin berjalan cepat mengejar langkah keduanya, cukup apik agar tidak membuat targetnya menyadari dirinya yang mengikuti langkah mereka.

Berkali kali si ibu menoleh ke kanan dan kiri kadang ke belakang, sampai menyenggol beberapa orang pemakai trotoar.

"Hiks, aku lelah" rungut si bocah lelaki

"Sstt!!" Hanya suara dan kode tutup mulut yang dilontarkan sang ibu pada anaknya

Kim Seokjin terus mengawasi dari belakang, sampai ketika si bocah lelaki setengah berteriak dan membuat si ibu emosional.

"Aku lelah, sampai kapan begini terus!! Aku ingin pulang!!"

"Diam!!" Si ibu menarik anaknya untuk masuk ke dalam sebuah gang sempit di samping toko makanan instan.

Bagh//

Plakk//

"Hiks huaaaa...." Bunyi pukulan dan tamparan dilayangkan ke tubuh si bocah.

Kim Seokjin bergerak cepat ingin segera memisahkan anak dan ibu itu.

"Yaa Ahjumma, apa yang kau lakukan, hentikan!!" Ucap Kim Seokjin

Sontak keduanya terkejut, terlebih si ibu yang spontan menarik lengan anaknya untuk segera kabur dari tempat tersebut, Kim Seokjin bergegas mengejarnya, sedangkan si bocah tak berhenti menangis, kakinya terseok bebatuan di permukaan jalan dan tak dipedulikan oleh sang ibu.

Sampai pada akhirnya, Kim Seokjin berhasil meraih kerah jacket belakang si bocah dan menariknya agar lepas dari cengkraman si ibu.

"......" Si ibu tidak bisa membawa kabur si bocah dan ia terus berlari meninggalkan anaknya begitu saja.

"Huaaaa, eomma....hiks eomma"

"Hei tenanglah, tapi tunggu dulu apa dia adalah ibumu?" Tanya Kim Seokjin bersejajar dengan tubuh si bocah

"Nee, hiks....ia ibuku"

"Mengapa ia setega itu padamu, sampai memukul dan menampar, katakan sesuatu pada paman, mungkin paman bisa membantu"

Who's the terrorist? (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang