TDW - Part 8

609 39 51
                                    

Happy reading (⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)







Berada di tengah-tengah pusat keramaian dengan hampir seluruh orangnya memakai topeng membuat suasana menjadi sangat berbeda. Apalagi pemandangan yang disajikan pada setiap kedai di pinggir jalan, merupakan pemandangan mimpi buruk bagi semua orang.

Bagaimana tidak, sebuah kepala serta potongan tubuh dipajang  di bagian pintu, kepala bergelantungan seperti hiasan. Bahkan darah segar masih mengalir dari bagian tubuh tersebut.

Levi berusaha tak menatap pemandangan itu dan memilih menatap kearah lain.

" Jadi benar jika tempat ini adalah alam hantu. "

Longwei mengangguk, " Benar gege ... Tempat ini adalah tempat dimana orang mati berada."

Mendengar itu Levi tersadar akan sesuatu. Ia melirik kearahnya, seakan mengerti tatapan si raven, Longwei terkekeh geli sambil menutup tawanya dengan tangannya.

" Apa menurutmu aku sudah mati? " tanya Longwei

" Um itu ... Aku tidak tahu. Mungkin saja kau." dalam hati Levi merutuk karena tak bisa menyelesaikan kalimatnya.

" Mungkin saja apa? " Longwei menempelkan bahunya ke tubuh si raven, berniat menggodanya.

" Mungkin saja kau hanya koma dan arwahmu ini sedang berkeliaran sampai tersesat di alam hantu."

" Pfft-" Longwei reflek menutup mulutnya, bahkan pipinya sampai mengembung akibat menahan tawa.

" Hei kalian berdua lihat di depan sana." ucap Mikasa yang sudah berjalan lebih duluan. Dia menyuruh keduanya untuk segera mendekatinya.

Levi berlari menghampirinya dan menatap kearah yang ditunjukkan olehnya. Dapat ia lihat jika tak jauh dari tempatnya berada terdapat sebuah festival besar. Banyak orang-orang yang membopong tandu berukuran sangat besar, mereka mengerubunginya seperti sedang menginginkan sebuah berkah dari sesosok di dalam tandu.

Hal yang membuat Levi terkejut adalah orang-orang di sana tidak memakai topeng. Mereka menunjukkan wajah asli mereka yang sangat-sangat mengerikan yang jauh tak berbeda dari Ban ma.

" Dia yang ada di dalam tandu adalah pemimpin di alam hantu ini." sahut Longwei membuat keduanya menoleh.

" Pemimpin alam hantu? Jadi di sini mereka juga memiliki pemimpin? " tanya Levi

" Ya. Hati-hati gege, pemimpin alam hantu sangatlah mesum dan tidak sopan. Dia pemimpin lengan potong, sebaiknya jangan berurusan dengannya karena dia tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja."

* Lengan potong sebutan untuk orang yang menyukai sesama jenis

" Baiklah. Tapi ... Bukankah kita harus melewati jalan yang ada di sana? "

" Apa?! Melewati festival itu? Yang benar saja, apa tidak ada jalan pintas di sekitar sini? " sahut Mikasa, nampak enggan melewati kerumunan hantu-hantu itu.

" Tidak ada. Satu-satunya jalan hanyalah melewati festival itu tanpa gegabah." jawaban Longwei membuat Mikasa berwajah membiru.

" Mikasa bagaimana jika kau menggunakan sayapmu untuk membawa kita terbang? Kita lakukan secara diam-diam lewat di atas mereka."

Longwei menatap Levi dengan tatapan tidak setuju, atau lebih tepatnya khawatir.

" Tidak gege, pemimpin alam hantu akan dengan mudah mengetahui keberadaan kita. Satu-satunya cara yang paling tepat hanyalah membaur dengan mereka, tapi bukan berarti cara ini seratus persen berjalan mulus. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti."

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang