TDW - Part 9

467 40 64
                                    

Happy reading ᕙ⁠ ⁠(⁠°⁠ ⁠~⁠ ⁠°⁠ ⁠~⁠)











" Gege ..."

" Gege ..."

Perlahan Levi membuka matanya saat samar-samar suara Longwei yang khas memanggilnya lirih. Saat matanya terbuka sepenuhnya wajah bahagia Longwei lah yang terpampang jelas. Pemuda itu membawa sebuah pita berwarna putih panjang di tangan kanannya.

" Longwei? Apakah ini sudah pagi."

" Sudah, gege bangunlah aku membawakanmu sebuah pita."

Levi mendudukkan tubuhnya, lalu menatap pita yang digenggam oleh Longwei.

" Maksudmu yang itu."

" Ya ... Aku ingin memakaikan pita ini di rambutmu, apakah gege mau?" tanya Longwei sembari tersenyum cerah.

" Lakukan saja semaumu." balas Levi juga ikut tersenyum tipis.

Longwei bergegas berdiri di belakangnya. Memakaikan pita putih ke rambutnya lalu membentuknya semenarik mungkin. Longwei berdecak kagum melihat hasil karyanya.

" Kau sangat cocok memakai pita itu." sahut Mikasa berdiri di pintu.

" Benarkah? Kalau begitu bukannya aku harus berterimakasih kepada Longwei." kekehnya

" Gege tidak perlu berterimakasih. Dengan senang hati aku akan melakukan apa saja agar membuat gege menarik."

" Tch terlihat sekali kau menyukai gege mu." ejek Mikasa, menekankan kata 'gege mu' di kalimatnya, membuat Longwei menyeringai nakal.

" Siapa yang tidak akan menyukai gege? Semua orang pasti menyukainya, bahkan kaisar Naga yang berhati dingin pasti juga akan menyukainya."

Mikasa melototkan matanya, " Jaga bicaramu! Kau tidak tahu apa-apa tentang kaisar Naga."

" Aku tahu semua hal tentangnya. Kau bebas bertanya apapun kepadaku." balas Longwei santai sambil menyandarkan punggungnya di tembok.

" Aku sangat yakin kau tidak akan tahu."

" Hm? Benarkah."

" Kalian berdua berhenti bertengkar." lerai Levi

" Aku tidak. Hanya saja pria sok tampan di belakangmu itu sangat menyebalkan."

" Kau yang lebih menyebalkan, dasar wanita pemarah." ejek Longwei, ia menjulurkan lidahnya.

" Mereka bertiga pasti ada di dalam sana! " suara Ban ma menggelegar memecah keheningan yang terjadi sepersekian detik.

Baik Eren maupun Levi dan Mikasa tersentak kaget dan sontak berdiri. Memasang sikap waspada jika suatu saat serangan akan datang. Benar saja, sebuah rantai yang sama seperti sebelumnya menerobos masuk melalui pintu.

JLEB

" Gege!! "

Sayangnya ujung rantai yang tajam itu mengenai lengan Levi. Menyobeknya hingga memperlihatkan dagingnya. Levi memegang lengannya untuk menahan pendarahannya. Ia menatap Longwei saat menyadari jika pemuda itu menggeram marah sembari melihat musuh.

" Longwei ini tidak apa-apa, bukan luka parah." ucap Levi. Tangan satunya segera merobek ujung pakaiannya untuk dililitkan pada lukanya.

" Beraninya mereka melukai gege! Tidak akan kubiarkan mereka selamat."

"Longwei—"

" Longwei tunggu sebentar."

Mikasa membantu menahan pundak Longwei. Ia menatapnya marah. Akan tetapi sebelum berkata, tiba-tiba saja sebuah bola menggelinding tepat di bawah kaki mereka. Tanpa memikirkan hal lain Longwei melemparkan bola tersebut keluar. Bola itu mengenai musuh yang akan masuk ke dalam, asap yang muncul dari bola menyebabkan mereka pingsan.

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang