TDW - Part 6

731 53 24
                                    

Happy reading (⁠✪⁠㉨⁠✪⁠)








Mereka sampai di pedalaman wilayah Kerbau. Tempatnya hampir berdekatan dengan perbatasan antar wilayah siluman. Meskipun berada di pedalaman, ternyata masih terdapat beberapa siluman yang menetap di tempat itu. Bahkan rumah-rumah yang dibangun berdiri megah di pinggir sepanjang jalan setapak, suasananya begitu ramai di sana.

Langkah Levi tertuju pada salah satu toko, tertarik dengan bangunan yang memiliki ukiran kerbau yang dibuat dengan ukiran tajam dan rumit. Tanpa sadar tangannya membelai ukiran tersebut. Eren masih mengikutinya tanpa berbicara sedikitpun. Baru berbicara saat Levi tampak sangat mengagumi ukiran kerbau itu.

" Masing-masing wilayah siluman memiliki pola ukiran yang berbeda dan dengan kerumitan yang bermacam-macam. Yang kamu lihat itu adalah ukiran binatang kerbau."

" Apa ukiran ini memiliki makna? Atau mereka mengukirnya sebagai bentuk menghormati pemimpin mereka? "

" Keduanya."

Levi berbalik menatapnya, " Jadi di wilayah asalmu mereka juga mengukir dengan pola naga? "

" Ya ... " ucap Eren tenang. Kedua tangannya berada di belakang punggung, sikapnya selalu santai meskipun dia tahu jika bahaya sedang mengintainya.

Setelah berlama-lama menatap ukiran kerbau itu. Levi membuka pintu masuk toko dan seketika aroma rempah-rempah tercium di hidungnya. Tak lama kemudian, Eren juga ikut masuk, tapi raut wajahnya sedikit menunjukkan ketidaksukaan.

" Aku ingin makan di sini."

" Jangan."

Langkah Levi terhenti. Ia menoleh sedikit.

" Mengapa tidak boleh? Apakah ada sesuatu di toko ini? "

Eren mengangguk pelan, " Ada beberapa makanan yang mungkin tidak cocok untukmu. Seperti rumput mentah yang hanya ditaburi bumbu rempah-rempah, makanan seperti itu tidak layak untuk dimakan."

" Tidak masalah aku memakan rumput, aku ingin mencobanya." lagipula Levi memang belum pernah merasakan rumput yang dibumbui, jadi rasa penasarannya ini membuatnya tak peduli makanan apa yang akan dimakan.

" Baiklah ... Tapi jika kamu tidak suka, bilang saja padaku."

Levi mengangguk dan ia pergi menuju meja pelayanan. Disana ia benar-benar menemukan menu masakan rumput, dan itu merupakan masakan best seller, paling diminati oleh penduduk sini.

Setelah memesan, mereka berdua lekas memilih tempat duduk. Ada banyak pilihan tempat duduk dengan pemandangan yang berbeda. Levi memilih tempat yang menampilkan pemandangan sungai, entah mengapa ketika menatap air jernih yang mengalir dari pegunungan, membuat hatinya berdesir penuh kehangatan.

Eren mengambil gelas yang berisikan air putih. Mata berwarna hijau teduhnya selalu mengamati pergerakan pria di hadapannya. Ketika Levi melamun memandangi air, Eren tak berani sedikitpun mengalihkan pandangannya, takut melewatkan keindahan yang tersajikan.

Levi dalam reinkarnasinya memiliki penampilan yang berbeda dengan kehidupannya sebelumnya. Levi—istrinya dulu, berpenampilan lembut, rambutnya terurai bebas namun sebagian rambutnya dikuncir, dia akan selalu memakai pakaian sutra tipis berwarna hijau mudal dengan batu giok emerald terpajang di pinggang bajunya. Sekarang Levi di wujud reinkarnasinya memiliki penampilan yang lebih terkesan sederhana, pakaiannya serba putih, rambutnya kuncir satu, meskipun sederhana tapi pesonanya juga semakin memikat.

Dari arah dapur, sang pelayan datang sembari membawa dua hidangan di tangannya yang terampil. Mangkuk ditaruh olehnya satu persatu di atas meja, menu rumput yang ditaburi bumbu menjadi perhatian pertama Levi. Bahkan dia membatin;

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang