TDW - Part 11

450 39 24
                                    

Happy reading (⁠ ⁠T⁠_⁠T⁠)⁠\⁠(⁠^⁠-⁠^⁠ ⁠)










Zeke berjalan santai selagi menunggu sang penasihat kerajaan selesai membicarakan tentang pemindahan wilayah. Tanaman merambat yang melingkar di setiap pilar, langit biru yang damai di wilayah Naga ini merupakan hal yang tidak ada di wilayah lainnya.

Menjadi kaisar pertama sangatlah menyenangkan. Rasanya Zeke tidak akan membiarkan siapapun merebut kesenangannya ini, tekadnya masih terus ingin mempertahankan posisinya.

Sang penasihat memelankan suaranya ketika seseorang datang memasuki ruangan. Tak mendengar suara sang penasihat membuat atensi Zeke teralihkan padanya, Zeke melihat sang penasihat yang menatap kearah pintu. Ia juga menatapnya kearah yang sama dan menemukan seorang pria gagah berjalan kearahnya.

Zeke menyeringai, " Apa yang dilakukan pemimpin siluman Harimau sehingga repot-repot datang ke sini? "

Erwin berhenti beberapa langkah dengannya. Mata tajamnya menatap lurus kearah Zeke yang terlihat tidak peduli akan kehadirannya.

" Aku hanya ingin berbicara padamu. Aku dengar kabar tentang rencanamu untuk memindahkan wilayahmu ke wilayah Naga? "

" Itu benar. Kau ingin menentangnya? Jika memang begitu, kau tidak akan pernah bisa menghentikan rencanaku ini."

" Seberapa untungnya rencanamu? "

" Sangat besar untuk wilayahku tentunya. Karena dengan begitu, aku bisa membuat wilayah naga tidak berarti lagi."

Kedua tangan Erwin terkepal erat. Akan tetapi tidak ada satupun yang menyadari seringai misterius yang terbentuk di bibirnya. Erwin melangkah maju lalu menepuk bahu Zeke. Keduanya tenggelam dalam keheningan sebelum Erwin berbicara lirih.

" Aku tidak akan menentang rencanamu tapi biarkan aku menelusuri wilayah naga."

Zeke mengerutkan alisnya, " Untuk apa? "

" Mencari batu kehidupan milik kaisar Naga."

Kedua mata Zeke seketika membulat. Ia membungkukkan setengah badannya kemudian tertawa terbahak-bahak, merasa apa yang dikatakannya adalah lelucon. Tak menyangka jika dia ternyata sangat menginginkan benda sakral tersebut. Batu kehidupan seperti sebuah jiwa yang dimiliki setiap pemimpin siluman, yang membuat mereka hidup sangat panjang. Jika batu kehidupan dihancurkan maka bisa merenggut nyawa pemiliknya kapan saja.

" Aku sangat terkejut dengan apa yang kau bicarakan. Apa kau mengatakannya dengan serius? Takutnya hanya sedang membual."

" Membual hanya membuang-buang waktu bagi orang sepertiku. Aku hanya ingin mendapatkan batu kehidupan milik kaisar Naga, jika aku mendapatkannya maka aku bisa menjalankan rencana besarku."

" Sungguh! Kaisar Erwin! Kau sangat menarik, aku kira kau dan kaisar Naga berhubungan baik. Ternyata apa yang kelihatannya dari luar sangat berbeda dengan di dalam."

" Ada banyak hal seperti itu di sekitarmu tanpa kau sadari. "

" Kau menyebut dirimu sendiri huh ..." Zeke terkekeh geli seraya melepaskan kacamatanya untuk menghapus air matanya.

Tidak ada jawaban lanjut dari Erwin. Pria itu menaruh kedua tangannya di balik punggung lalu menghela nafasnya dengan berat. Manik birunya melirik kearah Zeke.

" Terlahir kembali ... Membangun ... Menghapus ... Pembangunan ... Dan menciptakan kehidupan baru. Bukankah rencana ini terdengar menyenangkan? "

" Tidak. Rencana macam apa itu."

Erwin membalikkan badannya agar membelakanginya.

" Apa kau tak lelah hidup di dunia yang penuh dengan kebencian ini. Manusia, siluman, hantu, bahkan iblis saling bermusuhan tanpa memikirkan waktu. Tidakkah kau lelah melihat semua hal buruk terjadi di depan matamu, aku sangat muak melihat dunia yang semakin lama semakin rusak."

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang