Happy reading (●’3)♡(ε'●)
Eren berjalan tegas diikuti para prajurit di belakangnya. Warga-warga yang sedang melakukan aktivitas mereka seketika berhenti hanya untuk sekedar memberikan hormat kepada sang kaisar. Tujuan Eren adalah ke rumah yang biasanya digunakan dalam mendiskusikan perihal perang.
Seperti biasa ketika masuk ke dalam Armin dan kelima jenderal besar sudah datang menunggu kehadirannya. Mereka mempersilahkan Eren duduk di kursi khusus yang telah disiapkan. Di atas meja terdapat sebuah peta untuk menandai lokasi. Mata hijau milik Eren menatap lekat tanda-tanda di peta tersebut.
" Yang mulia peta ini telah kami tandai seperti dengan rencana kita sebelumnya." ucap Jenderal empat
Armin melangkah maju, " Satu hal lagi Yang mulia ... Satu minggu lagi kita akan berangkat menuju wilayah Tiantang gu. Ada saran dari saya, bagi siluman naga yang tidak bisa merubah wujudnya menjadi manusia lebih baik datang terakhir. Tepatnya disaat pihak musuh telah menyadari kita."
Eren mengangguk pelan menerima saran darinya. Ia memejamkan matanya erat, dalam pikirannya terpenuhi oleh taktik-taktik peperangan seperti pada permainan papan catur Weiqi. Saat membuka matanya kembali, para jenderal dan Armin sendiri merasa merinding melihat tatapan tajamnya.
" Aku terima saranmu, Armin. Tepat setelah kita berhasil membakar persediaan makanan dan senjata mereka pastinya akan membuat huru-hara serta kebingungan. Kita juga bisa menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam markas penting mereka dan mencari tahu informasi berguna yang mereka sembunyikan."
" Baiklah Yang mulia, kami akan melakukan seperti apa yang anda perintahkan." balas sang Jenderal satu
Eren lalu beralih menatap asistennya, " Armin, sepertinya batu kehidupanku telah dicuri."
Kedua mata Armin melebar sempurna. Ia memekik tertahan lalu melangkah mendekati kaisarnya. Tak hanya dia saja yang terkejut tapi kelima jenderal yang mendengarkannya pun ikut terkejut.
" B-batu kehidupan milik anda dicuri?! Ini adalah masalah yang penting. Jika, ... Jika batu kehidupan anda telah dicuri dan mereka menghancurkannya maka anda akan—" ucapan Armin terhenti, manik birunya bergetar hebat tak ingin mengucapkan kata berikutnya.
" ... Tidak, Yang mulia, ini tidak boleh terjadi. Kita harus menangkap orang yang telah mencurinya! " lanjutnya
" Yang mulia siapa yang mencuri batu kehidupan anda? Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja." imbuh sang Jenderal tiga tak terima.
" Raja siluman Harimau yang mencurinya, dia bersama Zeke saat mengambilnya." Eren berkata tenang seakan hal itu bukanlah masalah besar baginya.
Tapi tidak untuk keenam orang yang berdiri di depannya. Wajah mereka menghitam karena tak percaya dengan apa yang telah didengar. Seingat mereka, hubungan siluman naga dengan siluman harimau terjalin begitu baik. Tapi mengapa tiba-tiba pemimpin Harimau membelot mengkhianati sekutunya sendiri. Apa yang ada di benaknya.
" Jika raja Erwin yang mencurinya, ... apakah ini artinya kita juga harus melawannya." ucap Armin tanpa berkedip.
" Tindakannya sudah bukan dikatakan mutualisme lagi, tetapi merugikan. Dengan begitu kita juga harus bertindak tegas. Kemungkinan yang aku pikirkan adalah Zeke dan Erwin akan bekerjasama, tapi aku rasa masih ada lagi yang mengkhianati kita." ucap Eren seraya menajamkan pandangannya.
Sang Jenderal satu mengangguk lalu menunjuk lokasi Tiantang Gu menggunakan jari telunjuknya.
" Kesimpulannya, untuk sekarang yang kita tahu baru Raja Erwin saja yang berkhianat. Artinya kita tidak boleh gegabah dalam mempercayai pemimpin siluman lainnya. Dan kita harus berhati-hati saat melakukan penyergapan nantyi, usahakan jangan sampai ketahuan begitu cepat. Karena yang saya takutkan adalah Zeke akan menyuruh Raja Erwin untuk menghancurkan batu kehidupan kaisar kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dragon's Wife [EreRi]
Fiksi PenggemarEren Jaeger seorang Kaisar Naga nomor satu di Tiantang Gu harus mengalami masa terberatnya yaitu kehilangan nyawa permaisurinya. Setelah menunggu dalam kesepian selama ribuan tahun, akhirnya ia menemukan keberadaan reinkarnasi permaisurinya di dunia...