TDW - Part 13

439 38 17
                                    

Happy reading ┌⁠|⁠o⁠^⁠▽⁠^⁠o⁠|⁠┘⁠♪







[suasananya gak secerah di ilustrasi]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[suasananya gak secerah di ilustrasi]

Di keesokan harinya Levi bangun dari kamar yang disediakan oleh sang kaisar naga. Ia mengira dirinya telah bangun lebih awal daripada Eren, namun ternyata salah. Pria bergelar kaisar itu duduk menghadap ke pintu yang menunjukkan pemandangan luar dengan menikmati secangkir teh.

Levi seketika merasa malu, biasanya ia bangun lebih awal dan melakukan rutinitas paginya. Pria berambut raven itu menghampirinya, duduk di sebelahnya dengan tenang tanpa menimbulkan suara.

" Apa kau sering bangun sepagi ini? "

Eren menaruh cangkir tehnya lalu mengangguk pelan.

" Aku selalu seperti ini. Ah Levi, aku sudah menyiapkan satu teh untukmu."

" ?!! " Levi berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

" Kau membuatkannya untukku? "

" Ya ... Ambillah."

" Terimakasih Eren-laoyē."

Eren tersenyum padanya seraya menyerahkan secangkir teh buatannya. Manik emeraldnya tak langsung meninggalkan sesosok raven tersebut. Hatinya selalu terasa hangat dan nyaman setiap kali memandangnya. Eren selalu menyukai apapun yang dilakukan olehnya.

" Apakah rasanya buruk? " tanyanya

" Tidak buruk sama sekali. Aku sempat berpikir kalau kau sekarang ini tidak menjadi seorang kaisar maka kau pasti akan membuka kedai teh."

Senyuman Eren seketika memudar. Bukan karena perkataannya, Ia hanya teringat dengan impian Levi di masa lalu. Dulu, Levi ingin membuka sebuah kedai teh bersamanya dan dialah satu-satunya orang yang mengajarkan cara membuat teh padanya. Namun sayangnya, Eren tidak pernah bisa mewujudkan impian istrinya.

Levi yang menyadari perubahan raut wajahnya seketika menjadi khawatir.

' Kurasa ucapanku terlalu kasar...'

" Eren-laoyē lupakan perkataanku tadi. I-itu hanya bercanda saja."

" .... " manik emerald bergulir menatapnya. Membuat si raven kelabakan.

" Tidak seharusnya aku berbicara semena-mena dengan kaisar... Maafkan aku." lanjutnya penuh rasa bersalah.

Dengusan geli terdengar, Levi tersentak kaget dan reflek melihat Eren yang tersenyum lebar kearahnya. Menghantarkan arus listrik yang terasa menyenangkan di tubuh si raven. Pipinya perlahan merona tipis.

" Tidak masalah, apapun perkataanmu akan selalu ku dengar. Baik itu pujian ataupun sebaliknya ..."

" ... Aku tidak akan pernah marah padamu." lanjutnya

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang