TDW - Part 19

364 31 3
                                    

Happy reading (⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡






Daun kering mendarat pelan di telapak tangan pucat yang menjulur dari balik jendela tandu. Pemilik yang tak lain ialah Levi hanya mendiamkan dedaunan itu, menatapnya dengan kosong sebelum melemparkannya ke udara.

Selepas perpisahannya dengan Eren tadi, berhasil mengusik ketenangan hatinya. Pikiran apakah Eren akan selamat atau tidak selalu memenuhi otaknya tanpa henti. Terkadang Levi ingin menuruti keinginannya untuk berlari menemui Eren dan membantunya. Tapi, akankah Eren senang dengan perbuatannya itu nanti?

" Mencari cahaya di malam yang gelap, daun berguguran, memisahkan dua orang yang ingin memeluknya agar tidak terjatuh. Hei Levi, perjalanan masih panjang dan kau sudah merindukannya? "

Mikasa memainkan kulit kacang di genggamannya sembari menatap Levi yang tak beralih dari jendela. Helaan nafas terdengar. Tak lama kemudian Levi menghadap kearahnya dengan mata sapphire nya tersirat kegelisahan. Dalam sekali pandang, Mikasa tentu tahu apa isi kepalanya.

" ... Apa keputusan ini benar. Firasatku berkata jika pertarungan akan memburuk. Kalau itu terjadi maka Eren bisa saja terdesak oleh musuh."

" Perkataanmu memang benar. Tapi, kita percayakan saja padanya. Kau tahu Levi, kaisar naga itu terkenal kuat dan kejam. Pastinya Eren bisa menangani pertarungannya dengan mudah, sudahlah Levi untuk apa memikirkannya berlebihan. Tidak baik."

" Meski begitu, kemampuan seseorang setiap hari bisa melemah dan bisa meningkat. Semoga saja kemampuan Eren-laoyē selalu meningkat."

Jari jemari Levi saling bertautan saat teringat akan golden core atau inti kekuatan Eren yang terluka. Tapi setidaknya Levi merasa lega karena lukanya tersembuhkan berkat kultivasi ganda yang dilakukan. Tautan jarinya mengendur, si raven memejamkan matanya.

BRAKK

Di keheningan yang menenangkan tiba-tiba saja bunyi dentuman kencang mengejutkan keduanya. Tidak hanya itu, teriakan pembawa tandu dan geraman Basilisk turut terdengar. Mikasa bergegas mengeluarkan senjatanya lalu bersiap keluar melalui jendela. Insting Levi juga berkata demikian, Ia akan keluar tapi sebuah tangan menariknya keluar dengan kasar.

" Levi!!! " teriak Mikasa panik, segera keluar membantunya.

" Oh jadi seperti ini wajah permaisuri kebanggaan kaisar Naga jika dari dekat ... Hmm masih mending diriku rupanya ~"

Levi mencengkeram erat tangan pria itu, ia ingat sekali. Dia adalah penguasa alam neraka yang pernah menyerangnya saat bersama Eren. Mata sapphire nya menajam, kaki kanannya menendang perutnya. Membuat pria itu mundur beberapa langkah.

Dari balik tandu Basilisk berlari seraya menyemburkan api kearah pria itu. Berthold menoleh cepat lalu menghindari api tersebut dan mengeluarkan kekuatannya. Seketika jeruji besar muncul menghentikan pergerakan sang naga hitam.

" Basilisk! "

Levi berhasil menjaga jarak yang sangat ambigu darinya. Berthold tertawa kecil, pandangannya selalu mengarah padanya.

" Menjauh dari adikku brengsek! "

" Mikasa hati-hati jangan gegabah menyerangnya! " Levi menggertakan giginya lalu menarik tangan wanita itu menjauh.

" Apa yang kau lakukan. Levi aku tahu siapa dia, dia adalah penguasa alam neraka." teriaknya marah

" Oleh karena itu jangan langsung menyerangnya sembarangan! Kita belum tahu seberapa kuat kemampuannya. Jika dibandingkan dengan kita, mungkin keuntungan kita hanya sedikit."

Mendengar bentakan adiknya, bibir Mikasa tertutup rapat tidak mampu membantahnya.

" Hahaha! Terimakasih atas pujiannya, tapi di sini aku harus melakukan sesuatu." ucap Berthold serius

The Dragon's Wife [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang