Hari ini adalah hari yang Kakek Wijaya tunggu sejak lama, hari dimana beliau akhirnya menghantar Marsha ke jenjang pernikahan dengan seorang laki laki bernama Adzean yang beliau yakini mampu mengantikan tugasnya menjaga Marsha.
Dan meski pernikahan Marsha dengan Adzean berlangsung sangat sederhana, Kakek Wijaya tetap menunjukan kebahagiaanya dan bahkan beliau beberapa kali terlihat mengadah keatas agar air mata bahagianya tidak terlihat jelas jatuh di pipi.
''Mulai sekarang, Marsha akan menjadi tanggung jawab mu. Tapi meski begitu, kamu jangan pernah sekali kali membuatnya menangis ,''tutur Kakek Wijaya pada Adzean, sembari menepuk kedua bahu Adzean. ''Kalau sampai kamu membuatnya menangis, ingat kamu berhadapan dengan siapa ,'' lanjutnya.
Adzean mengulas senyum tipisnya. ''Itu tidak akan terjadi Kek ,'' tuturnya.
Kakek Wijaya kembali tersenyum merkah dan beliau pun merengkuh Adzean kedalam pelukan. ''Terimakasih Adzean ,'' beliau kembali bertutur dengan nada suara yang sedikit bergetar, karena haru.
Sedikit jauh dari tempat Kakek Wijaya dan Adzean berdiri, Marsha dan Kathrin tengah memperhatikan mereka berdua. Bahkan kedua gadis itu saling melepar tatapan saat Kakek Wijaya berpelukan dengan Adzean.
''Kayanya gue bakalan berat deh Kath lepas dari tuh cowok ,''tutur Marsha pada Kathrin yang berdiri disampingnya.
Kathrin sedikit menautkan kedua alisnya, menoleh dan menatap Marsha penuh tanya. ''Maksud lo ?'' tanyanya.
Marsha menghela nafasnya, menatap cincin pernikahanya sejenak.''Gue nggak kenal Kath sama dia, gue nggak cinta dan gue nggak bisa hidup satu atap sama dia ,'' jawabnya dengan ekspresi senduhnya.
Kathrin menatap lekat kedua bola mata Marsha. ''Sha, lo ...
Marsha menggeleng ,''gue -, gue nggak mau Kath, gue nggak bisa ,''selanya.
Srek...Kathrin menarik Marsha kedalam pelukanya, ia tahu kali ini sepupunya itu tidak bisa berkutik untuk melawan sang Kakek, tidak seperti biasanya yang selalu menang saat berdebat dengan sang Kakek. Namun apa yang bisa ia lakukan untuk menolong Marsha agar terbebas dari pernikahan ini ? tentu saja tidak ada, karena semua ini sudah keputusan sang Kakek.
Acara inti dari pernikahan Marsha dan Adzean memang sudah berakhir sejak satu jam lalu. Namun, karena acara ini hanya di hadiri oleh keluarga inti dari keluarga Wijaya, mereka masih setia duduk bersama dalam satu meja sembari saling mengingat tingkah polah dari cucu cucu Wijaya saat masih kecil, termasuk tingkah polah Marsha.
Adzean yang tidak banyak mengingat masa kecilnya hanya diam menyimak dan sesekali tersenyum tipis saat keluarga dari pihak sang istri tertawa karena mengingat masa kecil sang istri. Hingga sebuah pertanyaan untuknya terlontar dari Om Tito yang sukses membuatnya bingung harus memberi jawaban seperti apa, karena pertanyaan itu sedikit menyinggung masa kecil dan keluarganya.
''Ah, Adzean ini anak tunggal .Dia tidak terlalu mempunyai masa kecil yang menyenangkan, karena hanya sibuk dengan belajar dan belajar. Tapi tidak apa apa Zean, kamu kehilangan masa kecil mu tapi kamu mendapatkan masa depan yang sangat cerah ,'' tutur Kakek Wijaya, menatap bangga pada Adzean yang terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyan dari Om Tito sang menantunya.
''i-iya kek terimakasih ,'' Adzean tersenyum tipis pada Om Tito dan Kakek Wijaya.
''Wah, Papa sepertinya lebih kenal Adzean ya ..,jangan jangan Adzean sudah sejak lama Papa incar untuk menjadi bagian dari keluarga Wijaya ,ya ?'' Om Tito bertanya pada Kakek Wijaya.
''Oh'iya, apa kalian sudah membicarakan kesiapan satu sama lain untuk memiliki anak ?'' Kakek Wijaya bertanya pada Adzean dan Marsha. Berniat mengalihkan pembicaraan, akan tetapi sepasang pengantin baru itu tidak ada yang memberi jawaban dan membuat Kakek Wijaya sedikit mengangkat alis kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
Hayran KurguDemi menunjukan bukti baktinya kepada sang Kakek. Marsha Lenathan Wijaya dengan terpaksa menikah dengan Adzean Anggara seorang Dokter muda yang tiba tiba di jodohkan denganya hanya karena menolong sang Kakek dari sebuah insiden di restoran. Akankah...