Bab 7 - Rumah Kinan

437 19 0
                                    

Sulit sekali rasanya untuk terlihat ceria dan baik-baik saja saat sarapan bersama David yang sudah berkata begitu tajam pada Stela. Stela tak pernah menerima perlakuan buruk sebelumnya. Meskipun hanya ia perempuan di keluarganya, tapi keluarga Stela hampir tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang terdengar jahat. Bahkan saat marah sekalipun Abahnya juga tak pernah berkata sepedas ucapan David.

Stela sebenarnya cengeng, rapuh dan manja. Kondisinya terus membuatnya terpaksa kuat dan mandiri selama ini. Sekarang selain ia harus kuat secara fisik saja, ia juga harus kuat hatinya juga karena suaminya yang tidak mencintainya.

"Nanti Mami mau masak-masak sama Stela..."

"Gak usah Mi, aku pulang malem kalo gak besok. Gak usah repot masak, nanti gak ada yang makan," ucap David seambil menyelesaikan sarapannya.

"Papi mau makan masakan Mami, emangnya Mami cuma masak buat kamu!" saut Aryo membela istrinya.

David mendengus pelan sambil menatap Stela yang duduk berhadapan dengannya, dengan tatapan dingin dan masih terlihat kesal. Stela ingin menangis namun langsung berusaha ia tahan sekuat tenaga agar David tidak makin membencinya.

Suasana sarapan jadi terasa canggung. Namun Indah dan suaminya tetap mesra seperti biasanya. Indah mengantar suaminya kedepan sebelum berangkat. Sementara David juga langsung pergi setelah berpamitan pada Maminya, tanpa berkata apapun lagi pada Stela apa lagi berpamitan dengannya.

"Yuk ke pasar!" ajak Indah semangat.

***

"Loh Bang Hasan ikut?" tanya David yang melihat Anca datang bersama pacarnya.

"Ikut nganterin doang, aku sama Ayang mau ke dokter nanti," ucap Anca yang sudah punya daftar kegiatannya sendiri.

"Jadi mau suntik hormon?" tanya David memastikan yang langsung di angguki Anca dengan sumringah.

David hanya geleng-geleng kepala melihat kenekatan manajernya itu.

"Tenang aja, katanya Kinan di temenin asistennya juga kok," ucap Anca lalu bangun dan berjalan masuk untuk mengurus sedikit pekerjaannya terkait laporan pajak artis-artisnya yang ia tangani sebelum akhirnya berangkat bersama David menuju rumah Kinan.

David hanya diam selama di mobil. Ia duduk di belakang sendirian, sementara Anca dan Hasan terlihat begitu mesra di depan. Jujur David sebenarnya jiik tiap kali melihat Anca yang bertindak menyalahi kodratnya seperti itu. Namun apa daya dari semua manajer yang pernah menanganinya, hanya Anca yang paling cocok dengannya.

"Tenang aja Vid, aku masih mau konsultasi kok. Belom langsung berubah jadi wanita seutuhnya," ucap Anca yang menyadari David yang sedari tadi diam.

David meringis lalu tertawa pelan. "Aku gak mikirin itu, aku gugup ketemu Kinan. Aku gak pernah kayak gini sebelumnya," ucap David.

"Oh iya udah ngabarin Mamimu belum kalo mau bikin gimmic sama si Kinan?" tanya Anca.

David mengangguk. "Mami gak setuju-setuju banget. Tapi Mami juga gak pernah liat gosip-gosip di sosmed. Paling di cuekin. Gak masalah sih, asal jangan di keluarin bulan ini aja gosipnya. Aku mau bujuk Mami lagi," jawab David menjelaskan kondisinya.

Tak berapa lama David sudah sampai di rumah Kinan yang tidak jauh dari kantor agensinya. Anca dan David langsung di sambut Sita dan seorang pembantu yang langsung menawari minum pada Anca dan David.

"Enggak, aku mau langsung. Masih ada acara. David doang yang disini," ucap Anca sembari menunggu sampai Kinan muncul.

"Hai!" sapa Kinan ramah yang akhirnya muncul sambil membawa ponsel dan naskah miliknya. "Maaf ya baru kelar mandi," ucap Kinan ceria. "Loh kok minumnya cuma satu, Mas Anca mau minum apa?" tawar Kinan pada Anca.

"Enggak, aku cuma ngenterin David. Aku masih ada urusan," jawab Anca tak berselang lama ia sudah dapat telfon dan langsung terburu-buru pergi. "Titip David ya," ucap Anca sambil berjalan keluar dan menerima telfonnya.

"Sorry...aku gak tau Mas Anca sesibuk itu hari ini," ucap David canggung.

"It's okey! Kamu bukan anak TK lagi yang harus di temenin pengasuh kemana-mana," gurau Kinan lalu tertawa bersama dengan David.

Tak selang lama Sita tiba-tiba minta ijin untuk keluar juga. Tak hanya itu asisten rumah tangga di rumah Kinan juga ijin pergi dengan alasan belanja kebutuhan dapur. Hingga tinggal Kinan dan David berdua disana.

"Kamu punya pacar?" tanya Kinan tiba-tiba di sela-sela reading.

David menggeleng dengan ragu. Secara harfiah ia memang tidak punya pacar, namun jika menyebut dirinya lajang dan jomblo juga tidak bisa karena ada Stela yang sudah menjadi istrinya.

"Berarti gak ada yang cemburu dong kalo kita berpelukan?" tanya Kinan lagi.

David terdiam, ia benar-benar bingung harus menjawab apa.

"Cuma buat bangun kemistri aja kok," ucap Kinan lalu menggandeng tangan David untuk pergi ke kamarnya.

***

Stela begitu sibuk di dapur untuk memasak bersama mertuanya. Karena rumah tidak memakai ART Stela dan Indah jadi bisa lebih dekat. Meskipun dapur jadi berantakan tiapkali memasak, Indah tetap senang karena ada Stela yang senantiasa membantunya di rumah.

"Bantuin potong ayamnya ya, Mami angkat telfon bentar," ucap Indah begitu ponselnya berdering.

Stela mengangguk lalu menjalankan apa yang di perintah mertuanya dengan senang hati. Sementara Indah mengangkat telfonnya.

"Iya dong! Kan ada mantu di rumah. Ini aku lagi masak sama Stela. Iya, lagi belajar masak makanan kesukaan David," ucap Indah begitu senang membanggakan Stela dan segala aktivitasnya sejak Stela menjadi istri David dan mulai tinggal di rumahnya.

"Alhamdulillah ya, menantuku baik. Di rumah sekarang kalo pagi yang ngaji gak cuma aku doang. Adem deh liatnya. Menantuku juga gak pernah aneh-aneh, seharian diem di rumah juga betah dia, gak pecicilan anaknya," lanjut Indah yang terus menceritakan soal Stela.

"Mi...udah..." lirih Stela melapor pada mertuanya agar tidak mengganggu saat sedang bertelfon.

"Udah ya Jeng, aku mau lanjut masak dulu," ucap Indah lalu menyudahi telfonnya.

"Nah habis ini bumbunya di tumis dulu sampe wangi..." lanjut Indah memberi instruksi mengajari menantunya memasak.

***

David melepaskan pelukannya dari Kinan setelah hampir 15 menit memeluknya. Bukan David yang memeluk sebenarnya, namun Kinan yang memaksanya untuk memeluknya. David merasa apa yang di lakukannya dengan Kinan terasa terlalu berlebihan. Memang ia jadi bisa akrab dan merasa tidak secanggung sebelumnya. Namun untuk memerankan series komedi romantis yang lebih banyak komedinya. David merasa apa yang di lakukannya dengan Kinan ini terlalu berlebihan.

"M-maaf kalo aku peluk terlalu kuat..." ucap David sungkan lalu mengambil jarak dari Kinan.

Kinan tak menjawab dan malah langsung meraih dagu David dan mencium bibirnya duluan.

David melotot lalu mendorong Kinan dan langsung menutupi bibirnya dengan tangannya. "Kinan!" bentak David yang tak suka dengan cara Kinan memperlakukannya.

"Hahaha baru pertama ya? Kamu bakal terbiasa kok nanti..." ucap Kinan yang kikuk dan bingung harus mencairkan suasana seperti apa dengan reaksi David setelah Kinan menciumnya secara paksa.

David langsung menggeleng pelan dan buru-buru keluar dari kamar Kinan. David langsung merapikan barang-barangnya dan pergi dari rumah Kinan dengan perasaan bercampur aduk. Antara keget, takut, dan kecewa. David takut membuat Maminya kecewa setelah ia berciuman dengan sembarang orang. David juga kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa memberikan batasan hingga jadi seperti ini.

David berlari keluar dari rumah Kinan dengan begitu terburu-buru. Ia tak membawa mobil sendiri dan Anca jelas belum menjemputnya. David terus berlari sejauh yang ia bisa dari rumah Kinan. David benar-benar kesal dan marah. Perasaannya begitu bercampur aduk.

Asisten Rumah Tangga

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang