Bab 22 - Bulan Madu

360 21 1
                                    

David mulai memikirkan kembali soal tinggal berdua dengan Stela. Terlebih setelah ia melihat Stela memakai salah satu daster pendek pemberian Maminya saat tidur. Sebenarnya itu juga bukan daster yang sexy, hanya daster batik biasa yang kebetulan panjangnya di bawah lutut. Potongannya juga biasa saja, lurus tidak ada lekukannya. Tapi dari daster itu David bisa melihat lengan mulus dan kaki Stela yang mulus.

David juga memikirkan betapa enaknya jika ia bisa leluasa bercinta dengan Stela jika mereka tinggal berdua. Sebenarnya David juga bisa bercinta dirumahnya sekarang. Tapi karena ia pernah mendengar suara bersin Stela yang cukup pelan saat kamarnya tertutup. David menyadari bercinta dirumah bukan hal yang baik, karena ia dan Stela jadi kurang privasi.

"Stela, bulan madu yuk," ajak David sambil mengelus perut Stela yang duduk bersandar di tempat tidur sambil menonton TV.

"Emang Mas gak ke Jogja?" tanya Stela sambil mengelus rambut David.

David menggeleng. "Aku libur cuma bentar, abis ini mau ambil syuting iklan sama promosi seriesnya kemarin," jawab David sambil memeluk pinggang Stela. "Kalo gak di sempetin kapan hamilnya kamu."

Stela tersipu mendengar ucapan David yang terdengar manja dan nakal disaat bersamaan. "Mami gak ke Jogja juga, ku kira Mas yang gantiin Mami kesana," ucap Stela.

David menggeleng pelan lalu mengeratkan pelukannya pada Stela lagi. David tau jika Maminya kembali mendapat tindakan tidak mengenakkan dari Ica. Tapi David enggan membahasnya atau memberitau Stela, David tau Stela tidak dalam posisi yang baik saat ini. David tau Stela masih berkabung, jadi ia tak mau menambah masalah yang harus di pikirkan Stela.

"Kamu pengen liburan kemana?" tanya David mengalihkan pembicaraan.

Stela diam memikirkan tempat yang ingin ia tuju. "Mas kan pernah cerita kalo nyicil apartemen, kalo kita bulan madu sama liburan di apartemenmu gimana?" tanya Stela.

"Jangan, nanti disamperin Mas Anca. Dia tau apartemenku," tolak David.

"Yaudah aku ngikut Mas aja, aku bingung," ucap Stela yang tak suka bepergian. "Mas terkenal banget, kemana-mana pasti banyak yang kenal," sambung Stela lalu tiduran disamping David.

David mengecup kening Stela lalu tersenyum. Belakangan ia melihat Stela dengan pandangan yang berbeda, Stela jauh terlihat lebih menarik, cantik dan aura keibuannya yang semakin terlihat. Tentu saja itu membuat David tidak hanya senang memandangi Stela, namun juga merasa ingin menikmatinya juga.

"Kamu..."

Belum David selesai bicara ponselnya sudah berdering nyaring yang membuat David hanya bisa menggantungkan ucapannya lalu mengangkat telfonnya.

***

Anca beberapa kali mengabaikan godaan para pria yang datang ke club untuk menggodanya malam ini. Tak hanya para pria itu saja, namun para pria yang coba menggodanya di sosial media maupun aplikasi dating yang begitu banyak dan dapat ia pilih sesuka hati. Bukan karena Anca tak mau membuka hati. Namun ia terus memikirkan soal Stela.

Obrolannya dengan Stela beberapa minggu yang lalu masih begitu membekas di hatinya. Anca ingin mengobrol lagi dengan Stela dan menanyakan banyak hal padanya. Anca ingin lebih banyak mendengar suara Stela, mendengarkan pendapatnya dan memandangi wajahnya yang hampir selalu tertunduk untuk menghindari pandangan dengan lawan jenisnya.

Anca tau ia adalah pribadi yang bahkan kesulitan menentukan jenis kelaminnya. Anca sendiri sebenarnya juga malu dengan perasaannya yang begitu tidak tau diri dan malah merindukan Stela. Ia begitu jauh berbeda dengan Stela yang masih murni dan terjaga. Stela yang begitu polos dan suci dimata Anca.

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang