Bab 32 - Cucu

266 12 1
                                    

David begitu kaget begitu sampai di kantor agensinya yang sudah ramai di serbu wartawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

David begitu kaget begitu sampai di kantor agensinya yang sudah ramai di serbu wartawan. Begitu David keluar dari mobilnya ia juga langsung di kerubungi para awak media yang menanyakan soal Toni dan Anca padanya. David sendiri bingung karena ia hampir tidak bermain sosial media setelah tidak ada pekerjaan lagi dan tidak ada kewajiban untuk endorse. David juga tidak mengikuti gosip, di rumah pun Stela lebih banyak menonton acara edukasi seperti Laptop si Unyil atau drama Korea sembari bersolawat agar anaknya memiliki tampang rupawan seperti aktor yang ia tonton.

"Sebentar, aku ga tau ini ada masalah apa Mas Anca sama Mas Toni. Aku belum bisa kasih statement apa-apa, ini nanti aku masuk kalo misalnya ada yang bisa di sampaikan dari internal buat temen-temen nanti aku bilang. Tapi jangan ricuh ya, di tunggu dulu ya," ucap David menenangkan awak media yang sudah langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan sambil berlari kecil memasuki gedung agensinya.

"David! David!" panggil Indra pemilik agensi yang menyambut kedatangan David.

David menyeringitkan alisnya bingung lalu ikut masuk kedalam ruang meeting. Sudah ada Anca yang terlihat bersalah disana. David duduk di samping Anca dengan bingung.

"Ini kenapa?" tanya David heran.

"Vid, boleh gak kalo kamu sama istrimu go public. Kita bisa perpanjang kontrakmu, bayaranmu juga bakal di naikin 40%, gimana?" tanwar Indra langsung pada intinya.

David menggeleng pelan ia masih bingung. "Jelasin dulu ini masalahnya apa!" ucap David tegas.

Indra dan semua jajaran staf di agensi menghela nafas begitu berat menyampaikan langsung pada David. "Anca jadi selingkuhannya Mas Toni..."

"Aku mau nikah sama Mas Toni di Thailand, aku mau pindah," ucap Anca terdengar egois.

"Hah?! Mas Toni? Terus mbak Inge gimana? Anak-anaknya gimana?" tanya David begitu kaget dengan penggakuan Anca yang begitu mengejutkannya.

"Ya itu urusan dia, siapa suruh jadi cewek ga bejus ngurus suami. Buktinya Mas Toni juga lebih milih aku daripada istri sama anaknya!" ucap Anca yang masih berkeras dan merasa paling benar.

David geleng-geleng kepala mendengar ucapan Anca yang begitu egois dan tega merebut seorang suami dari istri dan anak-anaknya hanya demi nafsu. "Kamu gak merasa bersalah?" tanya David dengan mata terbelalak dan tangan terkepal menahan emosinya yang langsung terbakar.

"Enggak, aku gak salah. Orang Mas Toni yang mak..."

Bugh! David langsung menghantam wajah Anca dengan bogem mentahnya. Belum pernah David semarah ini sebelumnya. Ia sempat senang saat Anca putus dengan Hasan dan kembali berpakaian sebagaimana mestinya. Tapi ia merasa kecewa bukan main begitu tau Anca malah merusak rumah tangga Inge.

"Dasar Banci murahan gak tau diri!" bentak David memaki Anca. "Aku tidak sudi kalau istriku di gunakan untuk menutupi kebusukan Banci menjijikkan ini!" bentak David dengan mata yang berkaca-kaca.

Semua orang hanya bisa diam. Semua orang tau betapa dekat David dengan Anca, dan seberapa besar usaha David untuk mengajak Anca menuju kodratnya kembali. Semua orang tau betapa seringnya David menasehati Anca bahkan tak pernah pikir panjang ketika Anca membutuhkan bantuannya.

David langsung pergi dari sana enggan membahas apapun lagi dengan pihak agensinya. Ia terlalu kacau untuk menerima kenyataan jika Anca sudah melangkah terlalu jauh. Selain itu David juga tak mau menjadikan Stela sebagai tameng untuk menutupi kebusukan Anca.

***

Stela sampai di Jogja bersama mertuanya yang hanya menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan udara. Baru kali ini Stela merasakan nyamannya bepergian naik pesawat. Acaranya untuk USG juga di tunda untuk tiga hari kedepan karena ia liburan ke Jogja.

"Kenapa gak di rumah Mas Adit aja Mi nginepnya?" tanya Stela yang menunggu mertuanya selesai cek in kamar hotel.

"Mas Adit tinggalnya di rumah dinas, nanti sempit rumahnya," ucap Indah yang sebenarnya sering di buat tidak nyaman oleh Ica.

Stela mengangguk nurut lalu berjalan menuju kamarnya yang mempunyai pintu penghubung dengan kamar mertuanya. Stela langsung istirahat sambil mengabari suaminya jika ia sudah sampai. Tapi belum lama Stela beristirahat dan baru saja ingin menelfon David tiba-tiba Indah muncul untuk mengajaknya ke rumah Adit.

Stela pasrah saja dan nurut-nurut saja untuk mengikuti acara mertuanya. Bila Stela mengira ia akan langsung kerumah kakak iparnya ia salah. Indah dan Aryo senang berburu kuliner, jadi Stela di ajak mencicipi berbagai kuliner yang belum pernah ia coba sebelumnya. Perjalanannya juga menyenangkan karena ada mobil yang di sewa sepaket dengan supirnya yang paham seluk beluk kota Jogja.

"Em, Mas David kayaknya bakal suka deh sama udang-udangan gini," ucap Stela yang teringat pada David saat seafood pesanan mertuanya datang.

Stela bisa makan dengan lahap kali ini, meskipun ia tetap teringat pada David dan hampir setiap mencoba sesuatu selalu berkata jika David akan menyukainya juga. Usai makan dan selesai kuliner ria, Stela dan mertuanya lanjut pergi ke rumah Adit.

Adit terlihat sudah menunggu di depan dengan antusias. Sementara istrinya hanya menyambut seperlunya saja dan langsung masuk berpura-pura sibuk dengan bayinya. Stela sempat berbincang dan berkenalan sejenak lalu mengelus pipi tembam cucu pertama keluarga suaminya itu dengan gemas. Tapi tak selang lama Ica sudah masuk dan menutup pintu kamarnya, jadi Stela hanya bisa kembali ke ruang tamu duduk menyemak obrolan mertua dan iparnya.

"Mami!" bentak Ica terdengar menggelegar tak selang lama setelah Indah masuk ke kamarnya untuk melihat cucunya.

Adit langsung berlari menuju kamarnya seiring suara tangisan bayinya yang terdengar.

"Mami ngapain masuk-masuk ke kamarku?!" bentak Ica penuh emosi pada Indah yang hanya bermaksud untuk melihat cucunya yang terlelap saja.

"M-Mami...Ma-Mami cuma mau liat cucunya Mami aja," ucap Indah tergagap-gagap karena bentakan Ica.

"Dek! Jangan bentak-bentak Mamiku!" tegur Adit yang tidak terima Maminya di bentak oleh istrinya.

Ica langsung memalingkan wajahnya dengan kesal begitu menyadari jika kali ini ada Aryo dan Stela yang melihatnya kehilangan kendali. Stela langsung memeluk Indah dan membawanya menjauh dari kamar Adit. Sementara Aryo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Ica yang semakin lama semakin terlihat membenci istrinya.

"Dah ayo pulang!" ucap Aryo tegas yang langsung merangkul istrinya sambil membawakan tasnya masuk kedalam mobil.

"Mi, Pi jangan pulang dulu!" kejar Adit yang merasa bersalah atas sikap Ica yang begitu buruk pada Maminya.

Indah hanya diam ia terlalu sakit hati setelah di bentak menantunya hanya karena masalah sepele. "Mami cuma pengen liat cucu doang di bentaknya kayak Mami ini pencuri," ucap Indah yang langsung menangis tak kuat menahan airmatanya.

Stela hanya bisa diam sambil menggenggam tangan Indah berusaha menguatkannya. Sementara Adit kini berada diposisi yang serba salah. Ingin mengejar keluarganya, namun istrinya juga perlu ia perhatikan. Karena Adit yang tak kunjung melakukan apa-apa, akhirnya Indah dan keluarganya kembali ke hotel.

Bersambung.

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang