Bab 33 - Minta Jatah

391 14 0
                                    

Begitu David sampai di Jogja ia langsung menemui keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu David sampai di Jogja ia langsung menemui keluarganya. Indah sempat ingin memaksa David untuk ikut acaranya jalan-jalan dan kulineran lagi. Tapi melihat David yang terlihat banyak pikiran dan sedang mengobrol serius dengan Stela di kamarnya membuat Indah mengurungkan niat dan memilih untuk jalan-jalan berdua dengan suaminya saja.

"Aku gak pengen nyembunyiin kamu, tapi aku gak mau kamu muncul buat nutupin kasusnya orang lain," ucap David sedih sambil mengelus perut Stela.

Stela menghela nafas dengan begitu berat. Ia cukup terkejut mengetahui jika Anca adalah penyuka sesama jenis dan tega merebut suami orang hanya karena nafsu. Stela bingung harus memutuskan bagaimana, ia tak pernah ada dalam kondisi serumit ini sebelumnya.

"Gak usah kamu pikirin, aku cuma ngasih tau kamu aja biar kamu gak kaget," ucap David sebelum Stela ikut stres dan mempengaruhi bayinya.

Stela mengangguk lalu memeluk David. "Kemarin aku kulineran sama Mami Papi seneng banget, sayang Mas gak ikutan," ucap Stela mengalihkan pembicaraan.

David tersenyum mendegarkan cerita Stela.

"Anaknya Mas Adit gemesin banget, tembem, imut. Tapi kemarin Mbak Ica ngebentak Mami sampe Mami nyesek, sedih. Kasian. Jadi ga bisa lama-lama deh sama Fatimah," ucap Stela memberi tau David.

David sudah tidak terkejut lagi jika Ica bersikap buruk pada Maminya. Sejak awal rasanya Indah memberi restu pada pernikahan Adit dan Ica rasanya hanya karena Adit yang sudah terlalu cinta pada Ica yang sudah lama ia pacari. Jadi perubahan sikap Ica dan caranya memperlakukan mertua juga jelas tidak baik. Karena bobot-bibit-bebet keluarga Ica juga kurang baik.

"Padahal tinggal bilang baik-baik aja ke Mami buat ga gendong anaknya, atau suruh pelan-pelan gak usah bentak-bentak Mami juga paham. Kasian Mami jauh-jauh ke Jogja buat ketemu cucunya malah di omelin," ucap Stela sedih sambil mengelus perutnya.

"Mbak Ica emang gitu, ga tau dia kayak benci banget sama Mami. Heran," ucap David sambil menghela nafas.

"Aku pengen kalo kita punya rumah deket sama Mami, jadi kalo Mami mau main ketemu Dedek bisa jalan kaki aja. Aku juga bisa tinggal jalan kaki kalo pengen ketemu Mami, jalan-jalan sama Dedek," ucap Stela berangan-angan pada David.

"Yaudah kita pindah aja ke rumah Abah," ucap David yang tak sabar ingin segera memberi kejutan pada Stela.

"Ih, rumah Abah udah disita bank," ucap Stela sambil menepuk bahu David pelan.

"Aku beli lah, gapapa. Nanti kita renovasi dikit terus kita tinggal disana berdua, deket kalo kerumah Mami," ucap David yang membuat Stela tersenyum sumringah.

"Amiin semoga bisa kebeli," ucap Stela tanpa tau jika David sudah membeli rumah Abahnya dan tinggal menunggu urusan surat-surat kepemilikannya kelar di urus.

David tersenyum mendengar ucapan Stela. David beranjak dari tempat tidurnya kali ini. Ia mengunci pintu penghubungnya juga pintu depan. Pikirannya begitu penat dan selagi ada kesempatan bisa berdua dengan Stela, David tak ingin membuang waktunya.

"Stela aku kangen!" seru David yang langsung dipahami oleh Stela.

Stela langsung melepaskan kerudungnya dan melepaskan gamis yang ia pakai hingga menyisakan bra dan celana dalamnya saja. David tersenyum memandangi tubuh indah Stela, meskipun kini sudah tak sekurus dulu dan perutnya juga sudah mulai buncit karena hamil. Tapi itu sama sekali tak mengurangi keindahannya pada pandangan David.

Bersambung, hidden part ada di bio.

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang