Bab 2 - Reading

497 23 0
                                    

David cukup kaget dengan kematian mertuanya yang begitu mendadak. Perasaannya begitu berkecamuk dan bingung sekarang. Besok ia harus mulai mempersiapkan diri dan latihan dengan pemeran lainnya. Sementara disisi lain juga ia merasa bertanggung jawab terhadap Stela.

David yang semula ingin bebas seketika merasa terjerat akan kehadiran Stela yang menjadi beban serta tanggungannya. David masih ingin bebas dan melebarkan sayap keartisannya. Memang stela tidak menuntutnya apapun bahkan sejauh ini setelah pernikahannya, ia dan Stela masih belum sempat bicara dari hati ke hati.

Sepanjang acara pemakaman sampai selesai. David hanya diam sesekali ia keluar untuk bergabung dengan yang lain namun tak selang lama ia kembali lagi ke kamarnya dan kembali mengurung diri disana. Daripada ikut mengaji dan menguatkan istrinya, David lebih memilih membaca skripnya dan bersiap pergi kembali ke kantor agensinya agar bisa lebih fokus.

"Aku nanti langsung balik ke tempat kerja, terserah kamu mau ngapain," ucap David begitu melihat Stela yang ikut pulang ke rumahnya bersama Maminya.

Stela menatap David dengan matanya yang sembab setelah menangis tanpa bisa berkata-kata.

"Ini..." David memberikan segepok uang lima juta pada Stela. "Gak usah ganggu aku sebulan kedepan!" ucap David lalu kembali pergi.

Stela terdiam menerima uang dari David lalu berjalan masuk ke kamar David. Stela menutup pintunya lalu duduk di ujung tempat tidur dengan perasaan begitu bercampur aduk. Ia masih sedih dan tengah berkabung, sekarang ia juga harus di hadapkan pada suami yang begitu dingin dan cuek padanya. Beruntung mertuanya begitu baik dan menyayanginya, mungkin kalau tidak ia sudah benar-benar hancur sekarang.

Sejenak Stela menganggap jika uang yang di berikan David adalah uang bela sungkawa seperti yang lain. Perasaanya begitu campur aduk sekarang dan ia jelas tak bisa berpikir dengan jernih atas kondisinya saat ini. Stela memang tidak menuntut David untuk ada bersamanya. Tapi sikap dingin David tadi cukup membuat Stela sedih.

"Stela..." panggil Indah yang masuk ke kamar David.

Stela langsung meletakkan uang pemberian David di bawah bantal dan buru-buru menyeka airmatanya. Indah langsung paham apa penyebab Stela yang sudah sempat berhenti menangis itu kembali menangis lagi.

"Omongannya David jangan terlalu dipikirin ya, David emang gitu kalo lagi pendalaman peran," ucap Indah berusaha membesarkan hati Stela sambil memeluknya.

Stela mengangguk sambil tersenyum. "Tadi Mas David kasih ini," ucap Stela menunjukkan uang pemberian David.

"Ah, itu uang jajan buat Stela," ucap Indah karena tau David pasti memberikannya dengan cara tidak enak.

Stela kembali mengangguk. "Mi...kayaknya aku mau pulang ke rumahku dulu sementara. Mumpung masih ada Abang," ucap Stela.

"Nanti ya, makan dulu Stelanya ya," bujuk Indah yang ingin membuat Stela betah di rumahnya. "Mami liat di internet orang-orang suka makan makanan manis kalo lagi sedih. Mami udah bikinin makanan manis buat Stela. Nanti kita balik ke rumah Stela habis makan sekalian bawain Abang makan juga ya," lanjut Indah membujuk menantunya yang baru seminggu di nikahi putranya itu.

***

David memulai reading dan pendalaman karakternya begitu ia sampai di lokasi. Biasanya ia hanya kebagian peran-peran kecil saat mulai reading juga tak perlu seribet ini. Begitu berbeda dengan peran yang sekarang. Bahkan sutradara juga menyarankan untuk sering melakukan kontak fisik dengan Kinan sebagai lawan mainnya untuk membangun kemistri.

"Gapapa Vid pegangan aja," ucap Kinan karena melihat David begitu canggung dan ragu untuk menggenggam tangannya.

"Ah! I-iya..." jawab David begitu gugup.

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang