Bab 34 - Kencan

273 13 0
                                    

💕💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕💕💕

David menggenggam tangan Stela dengan erat, cukup erat untuk menunjukkan kalau memang David begitu protektif pada istrinya itu. Meskipun David terus memakai masker dan topi, ia tetap tak melewatkan kesempatan berfoto dengan istrinya dengan berbagai alasan yang ia buat. David masih malu jika ketahuan sudah jatuh hati pada Stela.

"Buat Mami," ucap David setelah memfoto Stela yang sedang berjalan bersamanya di balai budaya.

Stela tersenyum sembari mengacungkan dua jempolnya. David tertawa kecil melihat istrinya yang tidak pandai berpose itu.

Imutnya istriku...batin David sembari diam-diam memfoto Stela yang sedang melihat barang-barang yang ada di pameran.

Akhirnya David dan Stela hanya membeli sebuah cangkir pasangan saja. David sebenarnya ingin mengajak Stela belanja. David tak pernah melihat Stela menghamburkan uang sebelumnya. Jadi David berpikir sesekali membiarkan istrinya belanja barang kesukaannya bukan hal yang buruk.

Tapi Stela sudah ngos-ngosan, nafasnya sudah engap. Jadi David dan Stela berisitirahat di musola terdekat sembari menunggu waktu solat dan makan siang.

"Capek? Kakinya pegel?" tanya David perhatian.

Stela tersenyum lalu mengangguk. "Gapapa, habis istirahat udah normal lagi kok. Habis ini Mas mau kemana?"

David menghela nafas lalu memijit kaki Stela tanpa diminta.

"Mas..."

"Udah gapapa, kamu lagi hamil gampang capek," paksa David.

"Makasih Mas," ucap Stela lalu bersandar di tembok.

"Aku pengen jajan bakso," ajak David karena melihat gerobak bakso kaki lima yang berhenti di dekat masjid. "Habis itu pulang deh," lanjutnya.

Stela mengangguk sambil mengelus perutnya dan memandangi suaminya yang tampan. "Mas ganteng," puji Stela.

David langsung bersemu mendengar pujian Stela. Ini jelas bukan pujian pertamanya soal fisiknya. Sebagai seorang visual di boy bandnya dulu lalu sekarang menjadi aktor, tentu pujian terkait parasnya bukan hal baru lagi. Tapi karena Stela yang memujinya ia jadi salah tingkah.

"Ya iyalah! Kalo gak ganteng ga jadi artis!" saut David ngegas untuk menutupi perasaannya.

Stela mendelik mendengar reaksi David setelah ia puji lalu ia memalingkan wajahnya. Suasana menjadi canggung. Senyum di bibir Stela perlahan hilang dan David merasa di selimuti rasa bersalah setelah ngegas barusan.

Kling! Pesan masuk ke ponsel Stela.

(Chat Mami)

Stela langsung menatap suaminya dengan sebelah alis terangkat.

"Apa?" tanya David yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Stela padanya.

"Tadi Mas foto kirim ke Mami kan?" tanya Stela.

"I-iya lah!" David kembali sewot.

Stela tersenyum lalu mengangguk paham jika suaminya sedang berbohong.

"E-emang kamu kira buat apa?! Jadiin wallpaper?! Mana mungkin!" David lebih ngegas dan sewot lagi.

***

Setelah solat berjamaah di masjid dan makan bakso, Stela dan David kembali ke hotel untuk bersiap pulang. Stela istirahat sejenak, niatnya hanya tiduran sebentar sambil menonton TV tapi ia malah ketiduran. David masih sibuk marah-marah di telfonnya begitu sampai hotel.

"Stel...a..." David memelankan suaranya begitu melihat istrinya sudah terlelap sambil memegangi box bakpia dari Mami.

David tersenyum lalu mengecup kening Stela lembut. Marahnya pada agensi yang memintanya menutupi masalah Anca dan Toni perlahan surut. Memandang wajah Stela yang tenang membuatnya merasa jauh lebih baik. Ada Stela dan si kecil yang harus David lindungi dari para fans dan publik.

David memutuskan untuk membantu packing kali ini. Memisahkan baju kotor dan baju bersih, merapikan semuanya. Sampai Stela terbangun karena ponselnya bergetar menerima pesan.

"Mas..." lirih Stela yang mencari David lebih dulu.

"Hmm..." saut David sambil melipat baju milik Stela. "Tidur aja dulu gapapa, habis ini pulang," ucap David.

Stela mengangguk lalu memandangi David yang sedang merapikan barang-barangnya. "Mas mau di bantu gak?" tanya Stela.

"Enggak, kamu tidur aja," jawab David lalu mengecup kening Stela dan masih lanjut melipat.

Stela melihat pesan dari pihak bank yang masuk ke ponselnya. Mengabari jika rumah Abah sudah laku terjual. Stela hanya bisa diam menyembunyikan kesedihannya. Stela ingin bercerita pada David, tapi tadi samar ia mendengar suaminya marah-marah di telefon. Stela tak mau menambah pikiran David lagi.

"Besok aku gak memperpanjang kontrak sama agensiku lagi. Aku mau fokus ngeyutub aja," ucap David.

"Loh, kenapa?" tanya Stela kaget.

"Ada beberapa masalah internal. Aku gak mau kalo kamu di jadikan pengalihan isu. Aku mau bikin vlog, main sosmed, endorse..."

"Jangan gitu Mas, kamu kan udah kerja keras banget buat jadi aktor besar," sela Stela.

David tersenyum lalu menatap Stela sejenak. "Nanti aku bisa cari agensi baru," ucap David agar istrinya tidak khawatir.

"Mami udah tau?" tanya Stela hati-hati.

David menarik nafas lalu mengangguk pelan. David ingin menjelaskan tapi tiba-tiba ponselnya berdering.

"Biar aku lanjutin," ucap Stela agar David bisa lebih leluasa menelfon.

David langsung menjauh sementara Stela merapikan sisa barang yang belum di rapikan suaminya.

"Ga bisa Mas, aku gak mau ngorbanin istriku. Udah lah, aku gak mau perpanjang kontrak..."

Stela mundur perlahan enggan mendengarkan suaminya yang sedang menelfon.

"Mi..." panggil Stela sambil mengetuk pintu kamar mertuanya.

"Masuk Stela!" teriak Indah dari dalam. "Nih liat! Mami beliin piama buat kamu juga, nanti bisa samaan," ucap Indah sembari mematut dirinya dengan piama barunya.

Stela membuka plastik piama yang ada di atas tempat tidur lalu ikut mematut dirinya bersama mertuanya. "Bagus, bahannya adem," ucap Stela yang mengurungkan niatnya untuk cerita soal karir David pada mertuanya.

💖💖💖

Bersambung...

Jangan lupa komen "Next" biar aku tau kalian masih mau baca cerita ini 💖

The AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang