Putus Asa

1.3K 100 35
                                    

2 minggu jadwal chaeyoung pulang hari ini, tetapi dia enggan.

Enggan bertemu lisa, semakin lama dia semakin tidak akan bisa menutup nutupi permasalahan nya dengan lisa,  tangis nya pecah didepan kedua orang tua nya.

Chaeyoung mengaku berselingkuh berkali kali dibelakang lisa dan lisa melakukan hal yang sama meskipun chaeyoung tidak menyebutkan dengan siapa lisa berhubungan.

"Kau harus memaafkan nya chaeng, dia berusaha keras untuk menemuimu." Ucap Mason Clarke.

Chaeyoung hanya terisak dipelukan mama nya, tak menjawab apapun ucapan sang papa.

Kau tak mengerti papa, dia meninggalkanku meskipun aku  memohon mohon kepadanya untuk meninggalkan jennie unnie!! Batin chaeyoung.

Sedang Clare Park memeluk anak bungsu nya tersebut, mengelus elus punggung chaeyoung, sebagai ibu hatinya ikut merasakan sakit yang dirasakan chaeyoung, tetapi tidak bisa menghakimi lisa karena dari pengakuan chaeyoung, dialah yang memulai kesalahan, berkali kali!!

"Apa yang membuatmu tidak bisa memaafkan lisa, sayang?" Tanya clare park dengan lembut.

Chaeyoung tidak menjawab, membuat clare memandang suami nya yang menahan airmata menyaksikan anak kesayangan nya menangis terisak isak dan juga dalam keadaan mengandung.

"Chaeng, kau tidak bisa terus terusan menghindari lisa, selesaikan lah dengan cara baik chaeng, jika kau menghindar dari nya, dia mungkin saja akan terus terusan mengejarmu dan jika kau stress, akan berdampak tidak baik untuk kandungan mu, kau paham?" Clare Park berkata lembut namun tegas.

Chaeyoung masih tidak ingin menjawab apapun, berdiam cukup lama ...
"Ya mama..." Pada akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari mulut chaeyoung sebagai jawaban atas perkataan ibunya tersebut.

***
***

Rose Pov :

Jika dikatakan aku merindukan lisa, aku sangat merindukan nya.
Tetapi seketika teringat apa yang dilakukan nya kepadaku, aku merasa tidak penting untuk nya.

Seandainya aku marah kepada jennie unnie, aku berhak marah, tetapi aku tidak bisa.

Aku marah karena dia tega melukaiku bersama lisa, aku marah kepada kedua nya ketika aku tau lisa menanam benih disaat setelah aku berkata hamil kepada hubbyku.
Aku marah mengetahui mereka bercinta setelah pertengkaran ku dengan lisa, aku marah dengan semua hal tetapi aku tidak bisa marah saat menyadari bahwa inilah karmaku.

Aku masih tidak ingin bertemu dengan lisa.
Karena saat dia ada dihadapanku, aku ingin marah, aku ingin mengamuk, aku ingin memaki nya, menampar nya dan segala apapun.
Tetapi aku masih cukup waras untuk tidak melakukan nya.

Dan aku semakin benci saat mengetahui dia mabuk. Entah kenapa sekarang aku menjadi benci dia seperti itu.
Jika dahulu aku mungkin masih bisa mentoleransi nya, aku masih sabar mengurus nya, sekarang aku menjadi muak, benci, seharusnya dia bisa berpikir, dia akan menjadi appa dan kenapa masih mabuk mabukan seperti itu? Apa dia tidak malu pada anak nya?

Bukan!! Ini bukan anak nya!!
Secara biologis ini anak nya tapi ini adalah anak ku sendiri.
Lisa tidak pernah peduli dengan babyku ini.
Dia tidak mempercayaiku saat aku bilang hamil.
Dia melukaiku, melukai babyku.

Airmata ku kembali menetes. Mengelus elus perut yang mulai membuncit, selalu membuatku merasa lebih baik.
Babyku, dia sumber kebahagiaan ku.

Tumbuh dengan baik sayang, eomma akan menjagamu, mencintaimu dan memenuhi apapun yang kau inginkan.

***
***
Korea pov :

Lisa bergegas kebandara, menjemput kepulangan chaeyoung, menunggu seharian tetapi hasilnya NIHIL !!!

Guard yang ada di jeju melaporkan chaeyoung tidak keluar dari penginapan..

Tidak ingin berputus asa, lisa menunggu sampai tengah malam dengan rasa bosan tetapi hasilnya juga NIHIL...!!

"Kenapa kau membohongiku chaeng?" batin lisa dengan perasaan tidak menentu, memutar mobilnya kerumah orang tua chaeyoung setelah menghubungi alice berkali kali meskipun tanpa jawaban.

Sesampai di rumah orang tua chaeyoung pukul 01.30 dini hari, dan alice tidak membuka pintu.

"Alice, please ... buka pintu nya.." teriak lisa.

Alice yang memantau dari CCTV depan pintu rumah menjawab dengan teriakan tak kalah keras.

"Kalau kau mencari chaeyoung, dia tidak ada disini, aku tidak akan membuka pintu, kau membuat kamar adik ku berantakan dan meninggalkan nya begitu saja, mana sopan santun mu lisa?"

Lisa tertunduk lesu, memutar tubuh dan memilih terduduk diam. Dia bertekad akan menunggu chaeyoung disini, dirumah orang tua nya ini.

Alice yang tau itu, membiarkan saja.
Tega!! Alice sangat tega!! Seperti halnya lisa tega melukai chaeyoung bersama jennie, dia menyaksikan sendiri bagaimana adiknya tersebut berjuang bertahan melawan rasa sakitnya mendatangi apartemen jennie hanya untuk mengantarkan obat kontrasepsi yang harus segera dikonsumsi secepatnya mungkin.

***
***
Pukul 08.00 pagi...

"Kau masih disini heh??" Alice membuka pintu, bersiap untuk pergi kebandara menjemput chaeyoung.

"Alice, tolong .. kapan chaeyoung akan pulang atau aku harus menyusul nya?" Lisa memohon dengan tatapan iba.

"Tidak tau!!, Sebaiknya kau pulang dan pergi mandi, kau lusuh sekali." Jawab alice dengan rasa heran, lisa yang dia kenal berbeda jauh dengan lisa yang ada dihadapan nya saat ini.

Lisa yang modis, sekarang lisa terlihat lusuh, juga seperti tidak terurus dan kelopak mata hitam seperti kurang tidur.

"Aku ingin bertemu chaeyoung.. tolong aku alice..." Lisa memohon kembali.

"Sudah aku bilang chaeyoung tidak disini, aku tidak tau kapan dia pulang!!" jawab alice mengunci pintu.

Lisa hanya mendesah berat.

"Tolong sampaikan chaeyoung, aku menunggu nya pulang..." Ucap lisa.

Alice tidak menjawab dan berlalu begitu saja, memasuki mobilnya, pergi meninggalkan lisa yang diam mematung.

Hati lisa remuk redam, dia kembali terisak dengan dada yang teramat sesak.

"Chaeng... Kau membalasku juga? Kau menyiksaku seperti ini?"

Seperti hilang arah, lisa masuk kedalam mobil, kembali pulang menuju rumah nya dengan kecepatan tinggi.

"Aku tidak peduli, aku tidak peduli jika aku mati sekarang aku tidak peduli!!" Batin lisa terus menerus.

Tetapi dia aman saja!!! Tidak terjadi apa apa.
Sesampai di rumah, lisa menghela nafas berat, menyeka sisa airmata, memasuki rumah dengan gontai, tak ada semangat sama sekali.
Tubuhnya lelah, sama seperti hatinya yang dilanda keputus asaan.

Memasuki kamar mandi dan menyalakan shower.
Lisa menangis kembali.
Menyesali segala hal yang sudah terjadi.
Air dingin membasahi rambut dan seluruh tubuhnya, menambah perih segala rasa dan hatinya.

"Chaeyoung, chaeyoung, chaeyoung..." Memanggil manggil nama istrinya berkali kali dengan lirih, lisa merosot, memeluk lututnya sendiri, menangis sejadi jadinya dibawah derasnya air shower.

Lisa putus asa !!! 

CHAELISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang