7. JALAN

9.1K 458 7
                                        

Pulang sekolah telah tiba, kini semua murid berhamburan untuk pulang. Terkecuali Ayana yang masih diam dibangku nya.

"Heh, lo gak mau pulang hah?" Tanya Janet

"Nanti"

"Pulang sama siapa Ay?"

"Naik motor"

"Yaudah deh gue duluan ya, gak kuat pengen rebahan, byeee" Ayana mengangguk, Janet pun berlalu. Btw Freya sudah dijemput duluan oleh ayah nya tadi.

Ayana merebahkan kepala nya menghadap ke jendela sambil memainkan ponsel nya. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah usapan di kepalanya, Ayana segera mengangkat kepalanya.

"Hmm, hai"

Mario menurunkan tangannya sambil tersenyum manis.

"Hai" Ayana gugup sekaligus bingung.

"Kenapa belum pulang?" Tanya Mario sambil duduk di bangku sebelah Ayana

"Males desak-desakkan"

"Ohh, emm Aya gue mau ngomongin sesuatu, boleh ga?"

"Apa?" Aya menaikkan alis nya

"Gimana kalau kita sambil jalan ke parkiran" tawar Mario

"Boleh deh, mungkin udah sepi juga"

Mereka berdua pun keluar kelas dan berjalan beriringan di lorong sekolah.

"Tadi gue liat Arthur lagi makan bareng sama Natalie"

"Natalie?"

"Iyaa, lo tau siapa dia?"

Ayana mengangguk, "selingkuhannya"

Mario terpaku, mengapa Ayana bisa setenang itu.

"Lo... gak marah?"

"Gapapa, gue juga udah capek sama dia" Ayana menghela napas nya

"Gue capek sama semuanya, diacuhin, dicuekkin, bahkan bekal yang selalu gue bawa buat dia nyatanya dia kasih ke cewek itu. Gue udah sabar mertahanin hubungan ini, tapi kalau dia nya gak sadar-sadar buat apa juga di perjuangin"

Nyata nya, dulu Mario sering melihat interaksi antara Ayana dan Arthur. Akhir-akhir ini memang hubungan mereka sedikit renggang dan dingin, hanya Arthur yang dingin, sementara Ayana dia masih hangat kepada Arthur dan tentunya juga bucin.

Kadang Mario juga ikut sakit ketika melihat tatapan sendu Ayana saat Arthur mengacuhkannya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menasehati Arthur, tapi Arthur terus menjawab 'bukan urusan lo'. Dulu dia terlalu pengecut dan pemalu untuk mendekati Ayana. Tapi sekarang tiba lah kesempatan untuknya dalam mendapatkan sang pujaan hati.

Akhirnya mereka pun sampai di parkiran.

"Lo naik motor sendiri?"

"Iya" ucap Ayana sambil menuju ke motornya

Mario menghampiri Ayana yang sedang memakai helm nya

"Ay" Mario memegang tangan Ayana yang sedang mengaitkan pengaman helm nya

Mario menggantikan tangan Ayana, kini ia yang sedang mengaitkan pengaman pada helm Ayana.

"Lo gausah lagi berjuang buat dia...
biarin gue yang berjuang buat lo"

Ayana terpaku, apalagi saat Mario yang menatap matanya dalam dan lembut.

"Hati-hati Ay"

•••••••••••••••••••••••••••
Pukul 18:30 WIB

Kini Ayana sudah berada di kamarnya, dia masih termenung memikirkan perihal ucapan Mario yang tadi.

'Dia beneran ngomong gitu'

'Perasaan di novel gaada alur begini dah'

'Apa jangan-jangan....'

Brak

"AN......

...tum, apasih bang ketuk dulu kek, main dobrak aja" Ayana mendelik pada abangnya

"Hehe maaf, gue cuman mau ngajak keluar ini mumpung ada pasar malem katanya" Nathan masuk ke kamar Aya lalu duduk di sofa

"Ah males"

"Cih, gaasik banget lo"

"Ajak aja sana pacar lo"

"Gue gaada pacar"

"Yahaha kesian banget, jomblo karatan pasti lu"

"Biarin daripada diselingkuhin... ups" Nathan segera menutup mulutnya, dia berdiri lalu menoleh pada Ayana

Ternyata Ayana sudah menatapnya tajam bak sebuah pisau, "bener-bener LO YAA"

"Bercanda adikku sayang, cantikkk, muachh" Nathan segera kabur setelah memberi flying kiss pada Aya.

Ting

Ayana mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Ternyata itu Arthur

Arthur

Ay
Ayaaa
Kamu sibuk?
Udah tidur
Aku mau ngajak kamu jalan
Sayang
Kamu kenapa Ay?

(read)

Ayana hanya membaca chat Arthur. Dia benar-benar muak, sok bertanya padahal dia duluan yang berubah.

Ting

"Apalagi sih ni orang.... eh"

Ternyata bukan sebuah chat, tapi sebuah dm dari seseorang

(@JulioMario)

Ayana?
Maaf ganggu, malem ini lo sibuk ga?

(@Ayanaaa's)
Mario?
Engga Mar, kenapa?

(@JulioMario)
Mau jalan sama gue gak?

(@Ayanaaa's)
Boleh

(@JulioMario)
Okee
Nanti gue jemput habis isya ya

(@Ayanaaa's)
Iyaa


"Hahhh, gapapa healing ini healing" Ayana pun segera bersiap.

•••••••••••••••••••••••••

Dilain tempat

Arthur membanting ponsel nya ke kasur, dia sedari tadi menunggu balasan Ayana. Tetapi nihil, karena Ayana hanya membacanya saja.

Setelah melihat Ayana yang dingin dan acuh padanya, tidak memberikan dirinya hal istimewa, dia merasakan ada yang hilang.

Apalagi kini ia sedang uring-uringan memikirkan perihal Mario yang akan merebut Ayana. Dia tidak rela, dia tidak bisa seandainya melihat Ayana mencintai lelaki lain.

Arthur duduk di balkon dan menghisap rokoknya.

Masih dua hari, gak mungkin Ayana lama dinginin gue.

••••••••••••••••••••••

Terima kasihhhh yang sudah membaca

Lopeee sekebonnn, se angkasaa, se alam semestaaaa♡♡♡♡




Ayana' s StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang