1. Satu

199 8 0
                                    

Matahari mulai keluar dari tempat persembunyian nya, di balik tingginya bangunan bangunan kota jakarta, langit bisa melihat matahari mulai naik dari balkon kamarnya.

Setelah semalaman tidak bisa tidur karna tempat barunya membuat nya mengantuk begitu pagi tiba. Tapi mengingat wejangan sang bunda yg akan menyusul siang ini membuatnya mau tak mau harus pergi ke sekolah barunya.

Tuk... Tuk... Tuk..

Suara sepatunya beradu dengan lantai begitu menggema di rumah besar yg begitu sepi itu.

Tangan kekarnya meraih sebuah gelas untuk menuangkan susu, kakinya melangkah membuat irama bunyi di ruang senyap itu, serta kembali berkutat dengan sarapan nya.

Ting

Gelas kosong itu di letakan di meja kaca membuat bunyi begitu nyaring di sunyinya rumah itu, langit menyambar tasnya dan berlalu berjalan dengan memutar mutar kunci motornya.

❄❄❄

Brumm... Brummm

Suara motornya menyita perhatian murid di SMA Mentari itu, langit memutar kunci setelah menurunkan standar motornya, tangan nya terangkat untuk melepas helm di yg membungkus kepalanya.

Begitu helm terbuka pekikan histeris para gadis membuat telinganya berdengung, tangan nya kembali meraih earphone memasangkan nya di telinga menyetel sebuah lagu yg sangat dia sukai dengan volume sedikit besar menghalau pekikan itu.

Bruk

Baru saja melangkah di koridor seseorang sudah menabraknya, membuat buku dan beberapa kertas berceceran di lantai, beberapa murid mulai membantu gadis yg menabraknya.

Oh langit tak sebaik itu untuk ikut membantu memunguti buku itu, karna itu bukan salahnya, kakinya melangkah pergi meninggalkan gadis itu dan kerumunan, samar samar dia mendengar gadis itu berteriak namun suara nya teredam oleh musik yg ia setel.

❄❄❄❄❄

Seorang gadis dengan cardigan hitam yg membalut pinggangnya menutupi rok pendeknya itu berjalan tergesa gesa menuju parkiran, karna mendapat kabar sahabatnya di buly lagi di sana.

Matanya terus fokus menatap panik kedepan dengan pikiran melayang, hingga dia tak fokus pada jalan. Alhasil dia menabrak seseorang membuat buku dan kertas ulangan kelasnya berhamburan di lantai.

3 pria yg merupakan teman satu kelasnya turut membantu memunguti buku itu, lalu matanya menoleh pada pemuda asing yg tadi di tabraknya. Gadis itu menyirit merasa kesal karna pemuda itu sama sekali tidak membantunya.

"Aaahh... Lo punya nurani ga sih, dasar cowo mau menang sendiri... Gue sumpahin lo nabrak tiang listrik" teriak nya dengan kesal.

"Sabar ja sabar... Kayaknya dia mubar deh gue baru liat soalnya" pemuda bernama lengkap naufal Narain itu berusaha menenangkan gadis itu.

"Mana viona? " tanya gadis bernama lengkap Jessica senja mauren, ketika mengingat tujuan nya.

"Udah tenang aja, dia cuma di dorong kok, lagi sama bayu tuh" ujar raditya, tepatnya Raditya nathan wijaya.

"Syukur deh" senja berbalik menatap pemuda yg sedari tadi diam.

"Erlang... Bawain donk, ke kelas ya, gue mau nyamperin viona" Erlangga putra nugraha itu berdecak sebal walau menerima buku yg di sodorkan senja.

Setelah semua buku dan kertas berpindah pada Erlang senja berlari menuju taman, karna kalau dengan bayu pasti pemuda itu membawanya ke taman.

Sampai di sana dapat senja lihat viona tengah tertawa dengan bayu, kakak gadis itu. Tepatnya bernama Abimayu Ardian Pratama. Kakak pertama senja.

"Gue ga papa kok" gumam nya lalu berbalik menuju kelas tanpa menyampari keduanya.

Tanpa sengaja langit melihat itu, langit melihat senja menitikan air matanya, dia berpikir kalau gadis itu memergoki pacarnya yg selingkuh, tapi langit tak tau kalau senja memergoki kakaknya yg begitu bahagia bersama viona.

Kelas di mulai, senja duduk di sebelah Erlang tanpa berkata lebih, hal itu membuat Erlang heran, pasalnya tak seperti biasa senja akan diam saja.

Tapi mengingat kalau tadi baru saja menyampari viona yg bersama bayu membuat Erlang paham.

Dan benar tak lama viona masuk setelah berpamitan dengan bayu kakak senja, viona lantas duduk di mejanya tepat di samping murid berkaca mata bulat.

"Vio.. Lo ga papa kan? Sorry ya.. Gue ga sempet liat keadaan lo soalnya ada urusan tadi" ujar senja dengan menepuk bahu viona, membuat viona berbalik.

"Ga papa senja... Aku ga masalah kok, udah ada bang bayu tadi, lagian cuma jatuh" ujar viona dengan nada lembut khas miliknya. Viona angela Larasati

Kelas di mulai, pelajaran mulai di sampaikan para guru, hingga 2 jam mereka habiskan untuk menyerap ilmu yg guru sampaikan, kini mereka di beri waktu untuk istirahat mengisi tenaga untuk pelajaran selanjutnya.

Senja, viona, dan Erlang pun berlalu menuju kantin untuk menemui 2 teman nya yakni naufal dan Radit. Dua teman nya itu memang beda kelas dengan senja, dia ada di kelas IPA sedangkan radit dan Naufal ada di kelas IPS.

"Di sana, yuk" ajak senja menarik viona duduk di bangku pojok kantin, Erlang sendiri memisah untuk memesan makanan.

"Ya ampun erlang, padahal gue udah bilang berkali kali, biar gue aja" omel senja kala Erlang memesan kan makanan nya.

"Udah diem makan" ujar Erlang dengan datar membuat senja terus berucap pelan. Viona yg mendengar terkekeh dengan mengelus bahu senja.

"Hay guys... Liat kita bawa siapa" senja, viona, maupun Erlang sama sama menoleh pada Raditya yg berucap itu.

Mata senja melotot melihat pemuda yg tadi di tabraknya di koridor, dia langit, 3 pemuda itu duduk tepat di depan senja, dengan langit di hadapan senja.

"Lang... Ini temen kita dari kelas IPA." Ujar Naufal mengenalkan mereka.

"Hay... Aku viona angela Larasati" viona terlebih dahulu berucap membuat senja menoleh padanya.

"Lo demam ya vi" tanya senja menempel kan punggung tangan nya di dahi viona.

"Astaga.. Engga ja.. Aku sehat loh" ujar viona dengan cemberut.

"Uluh uluuh.. Iya iya... Lo ga demam" ujar senja membuat viona melebarkam senyum nya.

Senja beralih pada langit yg sibuk menatap interaksi senja dan viona.

"Gue senja" senja menunjukan senyum terbaiknya.

"Erlang... " erlang memperkenalkan diri begitu singkat membuat senja mencubit pemuda itu.

"Awhh senja" sentak Erlang karna pegal yg di deritanya.

"Langit" ujar langit. Sedetik kemudian senja melotot.

"Cocok ternyata" gumam nya yg hanya erlang dengar.

Mereka mengobrol sembari menyantap makanan nya, hanya langit dan Erlang yg tak bersuara.

"Udah bell.. Kita balik dulu ya" senja menarik erlang dan viona untuk pergi di susul naufal, radit, dan langit yg pergi ke kelas mereka.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang