2. Dua

60 8 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit lalu, senja dan viona ada di parkiran saat ini, kedua gadis itu menunggu jemputan.

Tiba tiba sebuah motor berhenti di depan keduanya, bayu, pemuda itu membuka helm nya membuat senja hanya menunduk takut akan tatapan yg pemuda itu beri.

"Ayo vio, kita pulang" ajak bayu pada viona tanpa melirik pada senja.

Apakah bayu tau seberapa sakit nya senja melihat abang kandungnya begitu perhatian pada sahabatnya di banding padanya?

Senja rasa tidak.

"Emang boleh? " suara lembut viona membuat senja menoleh cepat ke arahnya.

"Tentu, kamu kan adik abang, ayo naik" ajak bayu kembali membuat viona mengangguk antusias.

Bahkan gadis itu tak memperdulikan senja yg berdiri di sampingnya, akan kah dia merasa tidak enak karna senja lah adik kandung bayu?

Tapi nyatanya viona begitu enak duduk di boncengan bayu sampai motor itu menjauh dari sisi senja.

Sedetik setelah motor bayu menghilang senja menangis dengan kepala tertunduk, bahunya bergetar untuk menahan tangis, tangan nya tak henti mengusap air matanya agar tak turun secepat itu.

Kakinya memutar untuk berbalik mendongak menghalau air matanya, tak lama seseorang memegang bahunya membuat senja menoleh mendapati naufal yg menatapnya sendu.

Tepat saat itu senja memeluk naufal dengan menangis kencang di sana, dan sesekali dia bergumam untuk menumpahkan rasa yg selama ini dia pendam.

Hal itu terekam oleh mata langit yg tak sengaja melihat kejadian itu sedari awal karna dia bersama radit dan naufal.

"Hanya soal pria dia sampai menangis" gumam nya lalu berbalik.

"Lo salah" suara radit membuat langit menoleh ke arah radit.

"Cowo yg tadi bukan seperti apa yg lo pikir, gue ga tau pasti permasalahan nya, tapi bayu itu kakak senja" radit mengalihkan pandangan nya pada langit setelah puas menatapi senja yg menangis di pelukan naufal.

"Senja hampir sama sekali ga pernah memperlihatkan rasa sakitnya sama kami, kadang kala dia cuma nangis di pelukan
kami, setelah itu dia akan berubah seperti senja yg ceria" pemuda itu tersenyum menepuk 2 kali bahu langit.

"Gue duluan ya bro" radit pergi meninggalkan langit tepat sebuah mobil hitam berhenti.

Langit tak perduli, pemuda itu menyalakan motornya dan berlalu begitu saja meninggalkan parkiran yg mulai sepi.

❄❄❄❄❄

Senja sendiri tengah meyakinkan naufal untuk pulang terlebih dahulu, gadis itu bilang dia ingin menemui seseorang, hal itu membuat naufal mau tak mau meninggalkan senja.

Kaki nya ia langkahkan di trotoar jalan setempat, berjalan tak tentu arah dengan pikiran melayang, gadis itu sampai tak sadar kalau beberapa pemuda berandalan mengikutinya.

Sampai di pemakaman dia tersenyum puas senja berlari masuk melangkahkan kaki terus menuju salah satu nisan. Dia berjongkok lalu menangis tersedu sedu di sana.

Beberapa anak berandal tadi memilih pergi setelah berhasil aksinya di ketahui seseorang, orang itu menatap senja yg begitu berantakan berbicara sendiri di sebuah makam.

"Mah... Senja cape mah"

"Boleh ga senja ikut mama aja?? Mama tau ga abang dan ayah selalu salahin senja atas kematian mama... Kenapa dulu mama milih selamatin senja di banding nyawa mama? Senja cape mah" ujarnya di sana.

Makam dengan nama Gabriella sesiliana itu merupakan ibu kandung senja, ella meninggal karna melahirkan nya, hal itu membuat ayah dan kakaknya membencinya.

Sehari setelah ella di makam kan, ayah menikahi sahabat mama nya yg merupakan janda, dia Rosella.

Rose sendiri adalah ibu kandung viona, rose di tinggal suaminya setelah melahirkan viona. Jika ayahnya dan bayu membencinya, maka rose akan sangat menyayanginya melebihi sayangnya pada viona.

Senja menerima begitu banyak kasih sayang dari rose, tapi tak pernah sekali pun mendapat kasih sayang ayah dan bayu.

Itu lah mengapa dia hanya akan diam jika viona dapat mengembangkan senyum kakak dan ayahnya.

Setelah lama di sana senja berdiri berbalik terkejut melihat langit ada di sana, gadis itu cepat cepat mengusap air matanya merasa malu menangis di pakaman.

"Lain kali jangan sendiri, lo ga tau lo di ikuti preman tadi" ujar langit membuat senja terkejut.

"A-apa? Gue ga tau" ujar nya, karna dia tak sadar akan itu.

"Emm... Ya udah gue mau pulang" ujarnya dengan menunduk.

"Ayo"

Senja mendongak untuk melihat ke arah langit, baru saja langit berkata 'ayo' yg artinya mengajaknya bukan.

"Gue anter, gue ga mau
jadi tersangka karna hilang nya lo"lanjut langit berjalan terlebih dahulu, senja melotot tak percaya lalu berlari mengejar langit.

"Nyebelin banget jadi cowo" ujar senja berjalan menyamakan langkah lebar langit.

"Ih tungguin, jangan cepet cepet donk jalan nya" ujar senja menarik langit membuat pemuda itu memelankan langkahnya.

Akhirnya keduanya sampai di rumah senja, saat malam hari, gadis itu turun dari motor langit lalu tersenyum manis.

"Makasih ya lang udah anterin aku" ujar senja di angguki langit.

Setelah itu motor langit melesat pergi membuat senja mencibirnya, namun begitu berbalik senja di kejutkan dengan ayah dan bayu di depan rumah, tak lupa rose yg nampak cemas.

"Dari mana? " tanya bayu dengan dingin, senja hanya bisa menunduk takut.

"Udah berani pulang malam ya? Kamu belum jadi anak pinter udah berani pulang malam bagus ya" ujar Deon ayah dari senja.

"Ma-maaf yah, sen-senja... "

"ALASAN SAJA" bentak deon memotong ucapan putrinya itu.

Rose dengan sigap menenangkan deon.

"Udah mas udah, ga malem banget kok senja pulangnya" ujar rose.

"Kamu selalu aja bela dia, dia itu emang butuh pelajaran, kamu jangan terlalu memanjakan dia, nanti dia tak tau malu" ujar deon membuat senja terisak di tempatnya.

"Mas udah.. Mending mas masuk, kamu juga bayu ayo masuk" suruh rose.

Akhirnya deon dan bayu masuk menyisahkan rose yg memeluk sayang senja, senja terus terisak sampai membuat rose tidak tega.

"Sayang udah, kamu ga boleh terlalu banyak menangis, inget kata dokter kan" senja mengangguk mendengar nasehat rose, gadis itu menghapus air matanya lalu sedetik kemudian dia pingsan.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang