19. sembilan belas

29 4 0
                                    

Viona terkungkung di kamarnya, mentalnya hancur lebur, siapa pun yg melihatnya akan merasa begitu kasihan, berita tentang mental viona, Dion sebisa mungkin menutupi nya dari media.

Tapi hal yg berbanding balik rose lakukan. Katakan saja dia kejam, dia hanya ingin Dion mendapatkan balasan nya, dengan berita putrinya yg terguncang mental rose yakin perusahaan pria itu akan sama terguncangnya.

Bukan dia tak menyayangi viona, tapi memang viona menuruni gen ayahnya yakni mantan suaminya, hal itu membuat rose sedikit membenci putrinya, walau begitu dia masih tau batasan untuk tak terlalu menyakiti nya.

Dia berpikir viona sepenuhnya menuruni sifatnya, tapi semuanya hanya pencitraan yg gadis itu buat untuk menarik dan merebut seluruh perhatian serta mata tertuju padanya, sama seperti mantan suaminya.

"Bunda... Beritanya cepat sekali tersebar"ujar bulan yg baru saja masuk ke kamar bundanya itu.

"Lebih cepat lebih baik." Ujar rose dengan memoles make up di wajahnya.

"Bun jangan keterlaluan viona anak bunda juga" peringat bulan denga duduk di kasur wanita itu.

Rose nampak menghentikan gerakan nya lalu menghela nafasnya, dia berbalik menatap mata biru safir bulan.

"Bunda hanya ingin menyelesaikan semuanya secepat mungkin, bunda udah lelah, di tambah senja belum juga bangun dari komanya" ujar rose pikiran nya benar benar kacau kali ini.

"Bulan udah cari psikiater terbaik, viona kan pergi untuk beberapa hari yg terbilang lama, bulan juga udah mengatur segalanya di sana, besok, dia akan pergi ke Paris tempat awal untuk pengobatan nya, semua akan bulan pantau, jika viona sudah sembuh bulan akan mengirimnya ke Korea untuk pemulihan,semuanya sudah di atur. Bunda setuju?" Jelas bulan dengan ditail.

"Terserah kamu, asalkan putri bunda sembuh dan kembali membuka pikiran nya yg tertutup iri dengki" bulan mengangguk mendengar jawaban itu.

"Soal senja.... Setelah operasi pasca waktu,dia kembali pulih,tapi tak kunjung membuka matanya, padahal aku sangat merindukan nya" ujar bulan dengan bibir mencurut kesal.

"Bukan hanya kamu yg merindukan nya aku juga " ujar rose dengan melirik sinis bulan dari pantulan kaca riasnya.

Malam pun tiba.

Bulan mendapati janji dengan Bayu untuk jalan jalan bersama, bukan nya ingin bahagia di atas penderitaan viona, tapi bulan merasa rencananya akan lancar tanpa adanya gadis itu.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Bayu untuk mengusir kesunyian.

"Abang ingin makan apa? Bulan ikut" sahut bulan dengan mengeratkan jaket bulunya.

"Di depan ada penjual ketoprak. Mau?" Bulan hanya mengangguk dengan tawaran pemuda itu.

Keduanya melangkah menuju penjual ketoprak memesan dan duduk di meja yg di sediakan. Mereka makan dengan tenang.

"Bang... Bulan mau nanya sesuatu" Bayu hanya mengangguk tanpa memperbolehkan bulan melanjutkan ucapan nya.

"Gimana kalau Abang tau senja ternyata masih hidup dan belum benar benar pergi " ujar bulan dengan santai namun tetap melihat reaksi Bayu yg tersentak.

"Hal pertama yg mau gue lakuin cuma minta maaf, setelah itu memperbaiki hubungan kita, tapi apa boleh buat kan? Dia udah pergi" ujar Bayu menatap kosong makanan nya.

Bulan sudah lelah dengan kepura puraan ini, pikiran nya tak fokus. Selama membuat Bayu lebih menyesal dan teka teki untuk langit, serta dendam nya pada viona sudah tercapai semuanya. Selama itu pula bulan tak bisa fokus karna pikiran nya hanya ada adiknya.

Dia takut senja benar benar meninggalkan, dia takut senja marah karna dia bermain main sedikit pada mereka. Tak ayal bulan mengakui adiknya bodoh karna masih menyayangi viona walau gadis itu benar benar penjahat.

Tapi seorang bidadari tak akan membenci siapapun walau itu penjahat sekalipun, bulan akui senja benar benar gadis yg kuat, di sela sela keterpurukan serta penderitaan yg dia miliki, gadis itu masih mampu menyebar kebaikan.

Terbukti dari sebuah panti, serta rutinitas membagikan makanan di pinggir jalan dari informasi yg dia dapat, senja sempat bersedekah di saat banyaknya masalah yg menimpanya.

"Bulan... Kok ngalamun" tegur bayu membuat bulan tersentak.

Terlalu berlarut dengan adiknya, bulan sampai lupa keberadaan dirinya, selama ini yg ada di pikiran nya benar benar hanya senja, bahkan berpikir yg lain rasanya bulan tak sempat.

"Ga papa kok bang"

Mereka melanjutkan makan mereka setelah itu memutuskan untuk pulang karna Bayu melihat wajah bulan yg seperti terlihat lelah.

Pagi tiba.

Bulan duduk di sofa dengan viona di sampingnya yg hanya diam dengan pandangan kosong, setelah beberapa hari di psikiater viona sedikit lebih baik.

Tapi tentu sangat susah untuk mengajak bicara, bahkan berjalan saja viona enggan, jadi mereka menyiapkan kursi roda.

Mereka akan mengantar viona ke bandara, dia akan di dampingi oleh salah satu bawahan bulan, di Prancis pun bulan tak membiarkan gadis itu sendiri. Dia bertanggung jawab besar untuk viona layaknya kakak sesungguhnya.

Di sana sudah ada asisten nya, dia rela menerbangkan asisten nya untuk menemani viona dan menjaga gadis itu di sana, beruntung nya, wanita itu bersedia meninggalkan suaminya di sini dan menjalankan tugas dari majikan nya.

Aria, asisten nya, wanita berumur 25 tahun, dia telah lama mengabdi pada bulan, bulan yg tinggal dengan kakek neneknya merasa memiliki kakak berkat Aria. Wanita itu padahal baru menikah 1 tahun yg lalu, tapi bulan dengan berat hati merusak momen bulan madu mereka.

Untuknya, agast suami Aria nampak pengertian, pria itu bahkan berkata akan ikut membantu menjaga adik majikan istrinya itu, ya bulan mengakui viona adiknya.

Setelah kepergian viona mereka kembali ke rumah, hanya rose, Bayu dan bulan yg mengantar viona, sebab Dion sibuk mengurus perusahaan nya yg kini hampir gulung tikar.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang