16. enam belas

34 5 0
                                    

Pagi baru tiba, viona keluar dari kamarnya dengan dress merah muda yg di pakainya, dia berniat mengajak Bayu untuk menemaninya ke perpustakaan.

Setelah pintu tertutup, entah kenapa kakinya malah tergerak melangkah ke kamar milik senja yg ada di sampingnya. Semakin dekat viona semakin mendengar suara 2 orang di dalam sana.

Ceklek

Knop pintu itu viona buka, menampakan bundanya rose denga seorang gadis.

"Vio... Sopan kah itu" ujar rose yg menyadari kedatangan anak kandungnya.

"Ma-maaf ma" Viona menunduk merasa bersalah.

"Sudah... Ayo ayo kita makan. Oh ya bunda belum bilang ke kamu, dia bulan dia akan jadi saudara kamu, ayah udah setuju soal pengadopsian nya" ujar rose merangkul gadis yg ternyata bulan.

Hal itu langsung mampu membuat viona terkejut, dia bingung antara takut bundanya menjauhinya, dan takut jika bulan adalah senja.

"Vio..."

"Viona" panggil rose kala tak mendengar sahutan anaknya.

"Ah iya ma"

"Kok muka kamu ga seneng gitu? Apa karna dia mirip senja? Kamu ga mau ada senja di Antara kita sayang?"

"Bu- bukan gitu mah, vio... Vio cuma kaget iya kaget" kilahnya.

"Oh kalo gitu mulai sekarang kalian akur akur ya, ayo kita ke ruang makan" rose merangkul keduanya untuk menuruni tangga.

Dari meja makan, Dion melihat istrinya, viona, dan anak angkatnya yg begitu mirip dengan anak kandungnya, tapi melihat bulan tak sepuas melihat senja. Yg membuat Dion lagi lagi merasa sedih.

"Ayo duduk, bulan sini duduk dekat ayah" ujar Dion namun bulan memundurkan langkahnya lalu menatap memohon pada rose.

"Biar bulan duduk Deket Bayu aja yah, itu kan kursi viona" ujar rose menuntun keduanya ke kursi nya masing masing.

Sarapan pun di mulai, dengan Bayu dan dion yg sesekali melihat tingkah bulan yg menurut mereka unik, rose sendiri hanya melirik merasa begitu tak asing dengan tiap gerak gerik bulan.

Makanan selesai mereka masih ada di sana untuk sekedar menurunkan makanan yg di konsumsi mereka dengan beberapa makanan penutup yg mulai tersedia oleh para maid.

"Bulan... Cobain deh cake coklat ini, senja suka banget tau" ujar rose membuat bulan mulai menyendok desert itu.

"Bulan ga terlalu suka sama coklat Bun, kalo senja suka coklat kalo bulan suka strawberry" ujar bulan membuat rose terkekeh.

"Kalo gitu biar vio aja yg makan mah" ujar viona.

"Kamu yg strawberry aja, nanti diabetes makan coklat" rose menyodorkan desert strawberry pada viona lalu mulai memakan desert coklat yg tadi di sendok bulan.

"Abang... Temani aku ke perpustakaan boleh ga?" Tanya viona pada Bayu ..

"Tapi..."

"Abang jadi kan temenin bulan jalan jalan di sekitar komplek" potong bulan.

"Hah... Ja-iya jadi donk, kan pengenalan lingkunga baru buat bulan" Bayu mengacak rambut bulan mengabaikan begitu saja viona.

"Abang... Kan mau nemenin vio ke perpustakaan" ujar viona dengan merengek.

"Kamu ke perpustakaan sendiri aja viona, kan Bayu mau nemenin bulan, atau nanti mama temenin deh" ujar rose.

"Tapi...."

"Udah si... Tinggal ke perpus kok pake di temenin Abang sih, Abang mau nemenin gue" potong bulan dengan berani lalu beranjak pergi.

"Bulan... Bulan.... Heyy tunggu sayang" Bayu lantas mengejar bulan membuat viona meradang .

"Gimana mau sama mama?" Tanya rose berdiri dari duduknya

"Ma..."

"Jeng.. waahh abis sarapan nih ya... Siang bener sarapan kalian ini" tiba tiba seorang wanita datang, membuat rose langsung mengabaikan begitu saja viona.

"Ah iya nih, gue bangun kesiangan jadi ya gitu deh" keduanya bercipika cipiki lalu berjalan menuju ruang tamu.

"Ay..."

"Hari ini ayah ada berkas yg harus di tanda tangani. Belajar mandiri viona, kamu sudah besar" Dion pun ikut meninggalkan Viona di meja makan...

"Aakkhhh.... Ini gara gara bulan, awas aja" nampak guratan marah pada wajah viona.

Bulan yg melihat dari lantai 2 terkekeh sinis. Bayu bahkan yg ada di sebelahnya merasa heran, tak menyadari kalau bulan menertawai viona.

❄️❄️❄️❄️❄️

Langkah kaki saling bersautan terdengar di dalam keramaian pagi jelang siang hari ini, nampak di antara banyak nya manusia berlalu lalang 2 orang berbeda gender tengah berjalan santai.

Mereka Bayu dan bulan, Bayu nampak mengangkat tangan nya menunjuk sesuatu memberi tau bulan, dan bulan hanya mengangguk dengan paham apa yg di jelaskan pemuda di sampingnya itu.

"Oh ya... Bulan depan Abang lulus kan ya" ujar bulan mengalihkan topik mereka.

"Kamu tau? Abang pikir karna kamu anak baru ga tau" ujar Bayu dengan terkekeh.

"Naufal yg bilang sama bulan kemarin"

"Oh Naufal" Nampak nada kecewa terselip di ucapan Bayu.

"Senja itu.... Adik Abang ya?" Tanya bulan.

"Itu.... Iya.... Tapi Abang ngelakuin kesalahan dulu. Abang salah banyak banget sama senja"

"Naufal udah cerita semuanya ke bulan bang. Senja ga salah, emang Abang dan ayah yg salah. Dari cerit yg bulan denger senja baik kok bang, walau terakhir kali dia berakhir buruk"

"Ternyata Lo lebih banyak tau dari pada Abang ya" Bayu mengacak rambut bulan untuk menghilangkan gugup yg melandanya.

"Bulan cuma berpikir, gimana jadi senja, dia harus nahan sakitnya, sakit batin nya, sakit fisiknya. Bulan ga pernah bisa nahan itu semua, tapi senja berhasil sejauh ini bulan terasa ga ada apa apanya di banding senja" ujar bulan dengan menunduk.

"Emm.... Kita pulang yuk, udah mau ujan ini" alih Bayu di angguki bulan. Lantas mereka mulai kembali ke rumah.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang