22. Dua puluh dua

33 6 0
                                    

Kini yg di tunggu pun tiba, Bayu dengan stelan jas hitam yg nampak begitu cocok dengan nya, bahkan Bayu nampak berkali kali lebih tampan dari biasanya, bulan dengan balutan gaun biru safir begitu indah kini berdiri di samping Bayu.

Di belakangnya rose dengan kebayak merah muda, serta rambut yg di sanggul membuat kesan cantik di umurnya yg tak lagi muda, Dion yg berjalan di samping rose nampak masih gagah dengan style jas miliknya.

Mereka masuk ke dalam tepat saat acara akan di mulai, beberapa lama kemudian saat acara di mulai sebuah mobil berhenti di depan gedung yg akan di adakan nya pelepasan murid tersebut.

Sebuah kaki dengan balutan heels ungu menapakan kaki di tanah, di susul oleh kaki yg lain, tak lama terlihatnya seorang gadis dengan balutan gaun ungu berenda itu dengan rambut tergerai di selingi beberapa hiasan nampak cantik di tubuhnya.

Bibirnya menyungging senyum manis sembari berbisik 'i'm comeback' kakinya mulai melangkah menuju gedung tersebut. Gadis itu menunjukan kartu siswanya dan hal tak terduga terjadi, para penjaga di sana terkejut setengah mati sampai pingsan.

"Emang gue nyeremin kali" gerutunya.

"Senja" suara Erlang membuat senja berbalik menoleh ke arahnya.

"Bulan bilang Lo datang terlambat gue cariin malah di sini" ujar erlang lalu menyirit melihat penjaga yg pingsan.

"Mereka kenapa?" Lanjut Erlang bertanya.

"Setelah gue tinggal Lo jadi cerewet ya? Padahal erlangga yg gue kenal itu dingin,datar, dan ga perdulian" sindir senja dengan melipat tangan nya di depan dada terlihat angkuh namun terkesan anggun di dalamnya.

Erlang hanya menggaruk tengkuknya yg tak gatal, semenjak kenal bulan Erlang memang lebih banyak berbicara,dia berpikir terlalu dingin ternyata tak terlalu baik juga.

"Udah ayoo... Kita masuk" Erlang menggandeng senja membuat gadis itu terkekeh melihat Erlang yg malu.

Sampai di dalam terlihat semua orang fokus pada panggung,hingga kedatangan senja tersamarkan. Dari tempat berdirinya senja melihat langit tengah bercengkrama dengan Naufal dan Radit, mereka berdua juga belum tau keadaan nya.

Senja tersenyum walau di dalam hatinya nampak gelisah dan takut, dia hanya takut satu hal. Langit tak ingin kembali bersamanya.

"Lo siap?" Senja mendongak ke arah Erlang melihat tatapan lembut itu membuat senja seperti di beri kekuatan.

"Ayo" setelah senja mengangguk Erlang menariknya menepi dan berjalan pelan ke samping panggung.

Lalu lampu mati terdengar suara senja mengelun begitu indah menyanyikan sebuah lagu yg berjudul 'melukis senja'. Mereka yg mendengar sontak terkejut.

"Aku mengerti perjalanan hidup yang kini kau lalui

Ku berharap meski berat kau tak merasa sendiri

Kau telah berjuang menaklukankan hari-hari mu yang tak mudah

Biar ku menemanimu membasuh lelah mu"~senja

Tak lagi hal awam mendengar suara merdu senja, tapi yg mereka tau senja telah pergi, mereka sempat ketakutan tapi lampu menyala menyorot ke arah gadis dengan gaun ungunya.

"Izinkan ku lukis senja

Mengukir namamu di sana...

Mendengar kamu bercerita...

Menangis tertawa..." Suara bulan yg merdu membuat beberapa orang sedikit terbawa suasana.

"Izinkan ku lukis malam

Bawa kamu bintang bintang...

Tuk temanimu yg terluka...

Agar kau bahagia...haah..." Mata senja melihat ke arah langit yg mematung di sana.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang