13. tiga belas

29 6 0
                                    

Keadaan senja yang mulai memburuk membuat gadis itu hanya bisa berdiam diri di kamar rawatnya dengan rose yang tak pernah meninggalkannya tadi baru saja Naufal, Radit dan erlang mengunjunginya.

Sedangkan disisi lain.

Nampak viona dan Bayu yg baru saja turun dari motor mereka, hal itu di saksikan oleh 3 pemuda yg menatap geram.

"Ga bisa di biarin nih" ujar naufal mulai mendekat.

"Lo ga ada khawatir Nya ya sama adik Lo" ujar naufal membuat Bayu menatapnya remeh.

"Adik siapa yg Lo maksud? Adik gue cuma viona" ujarnya dengan merangkul viona.

"Lo... Abang yg bener bener buruk bang." Ujar erlang yg baru saja datang.

"Brengsek. Lo ga mau tau keadaan senja bang?" Radit menyahut.

"Gue ga perduli. Ayo vio" Bayu meninggalkan mereka di susul viona.

"Viona..." Panggilan itu membuat viona berhenti.

"Gue tau Lo baik, gue tau Lo kaya gini karna iri, vio... Tante rose ga benci Lo, dia sayang sama Lo, sama sayangnya dia sama senja, Lo ga tau kalo Tante rose selalu masuk kamar Lo tiap malem buat minta maaf udah ngacuhin Lo."ungkap Naufal,

"Dia selalu ngerasa ga adil Sama Lo,tapi senja lebih butuh perhatian nya, alasan Tante rose ngacuhin Lo, dia pikir Lo masih ada om Dion, masih ada Bayu, masih ada langit, temen temen Lo, Lo ga butuh dia. Itu yg Tante rose pikirin."

"Dia sayang sama Lo, dan Lo tega buat orang yg paling sayang sama Lo benci Lo karna kecewa?"

Mendengar itu viona berbalik dengan mata berkaca kaca. Dia tak percaya, jika rose sering masuk ke kamarnya tiap malem, bahkan tanpa di sadari rose juga menyayanginya. Tapi bagaimana Naufal tau semuanya?

"Gue tau semuanya Vi, karna senja saksinya, dia cerita segalanya sama gue." Lanjut naufal lagi.

"Senja sakit Vi.. senja butuh kita, dia sakit parah, kecil kemungkinan selamat, waktunya ga banyak. Senja punya kangker" fakta itu menampar keras viona, gadis itu terkejut setengah mati, begitupun dengan orang di sekitarnya.

"Kamu bohong kan.... Naufal aku tau kamu bohong, senja sehat kok, dia lagi berlibur sama bunda" ujar viona mulai memundurkan langkahnya dengan menunjukan kalau itu berita bohong.

"Selama ini senja ga berlibur anjing... Dia itu di rumah sakit, dia punya kangker yg mematikan, itu udah ada dari kecil, dan itu cuma Tante rose yg tau. Dia.... Dia ga butuh banyak waktu buat selamat, dia bahkan udah nyerah sama dirinya... Dia nyerah untuk bahagia"ungkap Erlang dengan mata tajam nya.

"Sebelum terlambat. Pergi dan temui dia. Gue mohon, dia ingin di cintai, walau untuk terakhir kalinya, sekali saja dia ingin di cintai" lanjut Erlang.

"Dan itu termasuk Lo Lang, dia cinta sama Lo, tapi dia ga sekuat itu untuk cintanya sama Lo, dia nyembunyiin perasaan nya, dia bilang jeslyn mau pulang itu agar dia lebih ikhlas ninggalin Lo. Lo orang yg dicintainya... Setelah keluarganya" Erlang menatap sayu langit yg sedari tadi hanya mendengarkan dengan terkejut.

Pemuda itu bergegas pergi di susul Bayu, Serta viona yg memberhentikan ojek. Mereka sama sama menuju rumah sakit.

Mencari senja di setiap ruangan hingga mereka menemukan senja yg begitu buruk dari yg terakhi kalinya, di tambah rambut yg kini telah tiada, rambutnya benar benar hilang.

"Eh... Jangan langsung masuk donk. Gue belum pake wig" ujar senja meraih wig miliknya dan memakainya.

Dia menoleh kembali pada pintu lalu menyuruh mereka masuk.

"Lo pada mau di situ aja? Ayo masuk" ajak senja.

Rasanya kaki mereka bertambah berat begitu tanganmereka terlepas dari gagang pintu.

"Ma.... Maaf ja"viona berujar dengan badan bergetar, dia benar benar merasa bersalah iri dengan gadis tidak beruntung seperti senja.

"Lo ga salah. Harusnya gue yg salah karna rebut nyokap Lo dari Lo" ujar senja membuat viona langsung menggeleng cepat.

"Gu-gue yg salah .... Ga harusnya gue iri sama Lo... Gue minta maaf, gue berhak di benci Lo" ujar viona.

"Gue juga.... Sorry.. gue nyesel, gue ga tau adik gue sendiri kaya gini dan gue bener bener Abang yg buruk... Sorry senja.... Sorry"Bayu menangis untuk pertama kalinya pada senja dihadapan gadis itu.

"Kalian berdua tau, gue ingin, sangat ingin membenci kalian, tapi .... Tapi rasanya mustahil karna gue sama sekali ga bisa benci sama kalian. Bahkan barang sedetik pun... Hiks....gue ga bisa" sahut senja dengan menunduk menangis dengan menahan sesuatu.

"Ja... Gue ga tau Lo suka sama gue. Jujur gue juga rasanya sakit liat lo kaya gini setelah gue menyadari perasaan gue!!. Bilang gue bodoh ja... Ayo bilang gue bodoh hiks..." Langit menggenggam tangan senja yg dingin dan berkeringat.

"Lo ga harusnya suka sama gue Lang... Lo ga harus. Gue mau pergi, ayo bilang Lo ga suka gue" mohon senja membuat langit hanya bisa menggeleng.

Langit memeluknya menumpahkan tangis nya di sana.

"Lo harus sembuh ja... Ayo Lo harus sembuh... Tanpa Lo gue ga bisa apa apa" ujar langit membuat senja menggeleng dengan tangisan serta wajah kesakitan karna kini pusing mulai menyerangnya...

"Maaf Lang... Maaf" setelah mengucapkan maaf dengan menyematkan kalung matahari awan miliknya pada langit tubuh nya melemas di susul dengan monitor yg berbunyi.

Dokter masuk dan ketiga remaja itu digiring ke luar.

Di tempat lain. Nampak rose tengah mengaduk menuman nya di depan seorang gadis yg kini menatapnya.

"Aku akan membalas rasa sakitnya pada mereka Bun... Termasuk anak mu" ujar gadis misterius itu.

"Terserah padamu. Bunda hanya mau mereka mendapat yg setara. Asal jangan sampai kamu membuat mereka mati" ujar rose membuat gadis itu nampak berdecak kesal.

"Udah ya... Bunda harus kembali ke rumah sakit. Bunda tinggal senja gara gara kamu datang tiba tiba buat kaget" ujar rose.

"Ups... Sorry Bun... Titip salam ya buat senja" ujar nya.

"Okey sayang" sebelum pergi rose sempat mencium kening dan kedua pipi gadis itu.

Setelah kepergian rose gadis itu membuka foto milik senja lalu tersenyum manis.

"Kamu ga boleh pergi adik. Atau aku benar benar menggila" gumam nya setelah itu ikut beranjak pergi.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang