6. Enam

40 6 0
                                    

Senja kembali membersihkan taman yg mulai di tumbuhin tumbuhan liar, dia pun mulai merapikan tananaman nya, gadis itu bekerja begitu giat, tapi pikiran nya tak kunjung teralih dari figura foto itu.

Senja berpikir ada hubungan apa langit dengan sahabatnya itu, bahkan senja beberapa kali terluka karna tak fokus.

Siap dengan taman senja duduk dengan pikiran yg benar benar kacau, langit duduk di sampingnya membuat senja menoleh dan tersenyum lembut.

"Lo cape? Harusnya ga perlu" senja terkekeh pelan lalu berdiri.

"Emm... Ada yg mau gue tanyain sama lo" senja berbalik berdiri di depan langit dengan mengutak atik ponselnya.

"Lo kenal jeslyn? " senja menunjukan foto jeslyn yg berdua dengan nya, hal itu membuat langit terdiam.

Langit tak tau kalau senja ternyata mengenal jeslyn kekasihnya, senja menunggu jawaban langit, tapi langit sama sekali tak bersuara sampai teriakan seorang pria membuat keduanya menoleh.

"Riana... Kemana kamu hahh... Kamu harus menandatangani surat cerai kita" teriakan itu membuat langit berdiri dengan marah, senja berubah panik.

"Untuk apa anda kemari, bunda tak ada di rumah" ujar langit dingin.

"ALASAN SAJA... kamu pasti menyembunyikan rianakan, RIANA... KEMANA KAMU RIANA... " teriak daniel dengan melempar lempar barang yg baru saja senja bereskan.

Dengan kesal senja menahan deon yg hendak melempar vas membuat deon terdiam.

"Tante riana di rumah sakit, om punya nurani kan? Tunggu sampai tante riana sembuh baru om boleh serahin surat cerai itu" ujar senja dengan tegas.

"Siapa kamu? Kamu tidak ada urusan dengan saya... Minggir saya harus ketemu riana"Daniel berujar dengan marah mendorong senja hingga gadis itu terjatuh.

" dia di rumah sakit. Bunda di rumah sakit, dia kecelakaan... DIA AMNESIA PA"ujar langit dengan berteriak di akhir kalimatnya.

"Hah?? Hahahah... Dia amnesia,, bagus deh, saya jadi tidak perlu mengeluarkan uang banyak" ujar daniel melangkah pergi.

"Anda puas... Anda puas membuat saya sendiri di sini ha? Anda puas melihat anak anda hidup sendiri" teriak langit yg tak di hiraukan oleh daniel.

Senja menarik lengan pemuda itu lalu menatap nya dengan lembut.

"Lo ga sendiri, lo punya gue lo miliki gue lang, lo ga sendiri, lo masih punya bunda, walau dia ga inget lo" langit menunduk mendengar senja berbicara.

"Gue sendiri, jeslyn ninggalin gue, papa gue pergi, bunda lupain gue... Gue sendiri" langit berujar dengan keadaan kacau.

Plaak

"Lo anggep apa gue ha? Lo anggep gue apa selama ini?" Bentak senja dengan kesal, setelah menamparnya.

"Lang... Dari pertama gue liat lo di pemakaman, gue liat lo yg lain... Gue liat kesendirian di mata lo.. Gue tau rasanya jadi lo" ujar senja mulai lembut.

"Lo ga bakal tau ja, lo ga bakal tau gimana sakitnya gue di tinggalin cewe gue, sakitnya gue karna bokap gue hianati nyokap, dan sakit nyokap ga inget gue" langit melepaskan unek uneknya yg sudah lama terpendam.

"Lo pikir lo doank? Mama gue pergi lang, gue hidup di kesendirian, gue sakit lang gue sakit... Lo ga tau gimana liat mereka natap gue benci, lebih bahagia sama orang yg jadi sahabat sendiri, gue tau itu lang"

"Makanya gue selalu ada buat lo, karna gue ga mau lo juga ngerasain kesepian kaya gue, itu nyiksa gue. Liat ini... Lo mulai sakitin diri lo sendiri" lanjut senja menunjuk lengan langit.

"Lang lo ga sendiri... Gue di sini sama lo" senja pingsan detik itu juga membuat langit panik.

"Ja... Ja... Bangun... Hey" langit membawa senja ke mobil tepat saat ponsel gadis itu berbunyi menampilkan nama bunda membuat langit yakini itu ibu tiri senja.

"Halo.. Ja kamu di mana? "

"Halo tan.. Emm... Senja tadi di rumah saya tapi dia pingsan, saya mau bawa ke rumah sakit"

"Apa?... Rumah sakit mana? "

Setelah memberi tau rose kalau senja bersama nya, rose langsung menuju ke rumah sakit yg di beri tau langit.

"Gimana keadaan senja" tanya rose kala baru datang.

"Masih di dalam tan" rose nampak panik membuat langit berpikir beruntungnya senja memiliki ibu tiri seperti rose.

"Kamu langit kan?"tebak rose dengan tersenyum tipis, rose baru ingat dengan oemuda yg sering senja ceritakan padanya.

" iya tan"

"Senja Cerita banyak soal kamu, tante titip senja ya lang, dia ga sekuat yg kalian lihat" ujar rose dengan sendu.

Saat langit akan angkat bicara tepat saat itu dokter keluar, rose berjalan mendekat untuk menanyakan keadaan senja, dokter berkata untuk berbicara di ruangannya, alhasil langit di suruh menjaga senja terlebih dahulu.

Langit melangkahkan kakinya ke arah pintu UGD, tangannya memutar knop pintu lalu pintu terbuka seirama dengan kakinya melangkah masuk.

Klek

Pintu, langit tutup, matanya menatap senja yg ada di sana dengan pandangan kosong, langit mendekat membuat senja menatapnya.

"Sorry ya.. Gue jadi ngerepotin lo" ujar senja membuat kangit berdecak kesal.

"Lo beruntung" celetuk langit tiba tiba membuat senja menatapnya bingung.

"Lo beruntung punya ibu tiri sebaik tante rose" jelas langit membuat senja terkekeh pelan.

"Gue emang beruntung, gue punya ibu tiri sebaik bunda, tapi gue ga seberuntung lo yg masih bisa liat bunda lo walau ga ngenalin lo" senja menatap tangan nya yg saling bertautan.

"Dia emang hebat, ibu yg mengorbankan dirinya untuk membuat anaknya tetap merasakan hidup dan bahagia" senja beralih menatap langit.

"Tapi pengorbanan nya seolah sia sia ketika di sana melihat anaknya hanya hidup tapi tidak bahagia" senja berujar dengan tersenyum walau matanya berkaca kaca.

Lagi lagi saat langit ingin menyuarakan suaranya, rose masuk membuat pemuda itu tak jadi berbicara.

"Bunda bilang minun obat mu senja, kamu bohong sama bunda" ujar rose dengan nada gemasnya.

"Maaf bun, lain kali senja teratur kok" ujar senja membuat rose menghela nafasnya.

Wanita itu menoleh pada langit yg menatap senja tanpa henti, rose tersenyum tipis melihatnya.

"Makasih ya langit mau jagain senja, mau anter senja ke mari" ujar rose yg hanya di angguki langit.

"Dia emang gitu bun, agak irit bicara" celetuk senja membuat langit berdecak kesal.

Tak lama langit pamit pulang, membuat hanya tersisa rose dan senja, senja belum boleh pulang sampai besok karna keadaan nya, jadi semalaman rose menemaninya di sana bercanda menceritakan beberapa cerita lalu tidur bersama di 1 brangkar.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang