10. sepuluh

33 6 0
                                    

Di rumah sakit senja terbaring di brangkar, matanya hanya menatap kosong pada tembok, kejadian kemarin berhasil membuat pikiran nya teralih begitu banyak pada ucapan bayu.

"Bunda" panggil senja pada rose yg menatapnya dengan sendu.

"Kenapa hmm? " tanya nya dengan mengelus kepala senja begitu lembut.

"Apa senja berhak bahagia? " rose terdiam dia tak suka dengan pertanyaan senja saat ini.

"Kamu harus bahagia ja... Bunda akan selalu di samping kamu, bunda janji"

Senja tersenyun meraih tangan rose menggenggam nya dan mencium punggung tangan wanita itu.

"Makasih bun... Senja juga janji akan bahagia" tak dapat membendung air matanya rose memeluk senja untuk menyembunyikan rasa yg begitu menyakitkan di dadanya.

❄❄❄

Senja ada di taman rumah sakit kini dia berjalan jalan, menunggu rose yg tengah membelikan nya sarapan, kakinya melangkah tak sengaja menabrak seorang pemuda membuat aqua yg dan kotak bekal yg terlihat ringan itu jatuh.

"Sorry.. Gue ga sengaja" senja meraih kotak bekal itu lalu memberinya.

Saat mendongak matanya bertabrakan dengan mata tajam pemuda itu, langit, pemuda itu terkejut melihat senja di rumah sakit, apa lagi dengan wajah yg melepuh.

"Lo ngapain di sini? " tanya langit dengan wajah nya berubah cemas.

"Sakit lah, lo pikir gue di rumah sakit pake baju pasien minta minta" ujar senja membuat langit berdecak kesal.

"Kok melepuh" tangan langit mengelus pipi senja membuat senja memekik karna perih.

"Kulit gue sensitif, jadi melepuh kena kuah bakso kemarin" ujar senja dengan enteng.

"Lo jenguk nyokap? " langit mengangguk menunjuk seorang wanita yg duduk dengan seorang pria di sana.

"Itu paman gue, jack... Dan itu nyokap gue" beritaunya membuat senja mengangguk.

"Get well soon ya buat nyokap lo, gue ga berani ke sana. Kaki gue sakit di ajak jalan" ujarnya dengan mendudukan diri di kursi di ikuti langit.

"Thanks ya" tiba tiba langit berujar membuat senja menoleh bingung.

"Buat"

"Buat semuanya, gue sadar gue ga sendiri di sinu, gue punya nyokap walau ga inget gue, dia masih tetep kaya nyokap gue, dan gue punya lo... Teman terbaik gue"

Hati senja mencelos kala mendengar kata 'teman terbaik', jadi selama ini langit hanya menganggapnya teman tidak lebih, senja hanya dapat tersenyum menanggapi nya.

"Ya itu emang gunanya gue hidup" ujar senja dengan terkekeh.

"Gue duluan ya, mau naruh ini, terus nyusulih mereka" pamit langit.

"Tunggu" pemuda itu tak jadi pergi kala senja menahan lengan nya.

"Soal jeslyn... Gue tau dia di mana"

Sontak hal itu membuat langit diam, dia tak tau harus apa, perasaan langit saat ini bahagia, sedih, juga marah. Sedangkan senja menahan sakit dan sedih yg di rasakan nya.

"Temui gue lusa di caffe aurora jam 9... Gue bakal ceritain semuanya sama lo" langit mengangguk singkat lalu berlalu

Meninggalkan senja yg menunduk debgan mengusap air matanya, dia mencintai nya, tapi dia tak akan kuat atas cintanya.

❄️❄️❄️❄️

Tring

Bunyi bel caffe membuat senja yg duduk di salah satu meja di sana menoleh, tersenyum lebar melihat langit berjalan ke arahnya.

"Gimana perjalanan ny" tanya senja saat langit duduk di depan nya.

"Lumayan" senja mengangguk paham.

Kali ini tangan senja mulai berkeringat, dia bingung dari mana dia harus memulai.
"Ekhem... Lang" panggil senja setelah menormalkan detak jantungnya, sedangkan langit hanya berdehem menatapnya menunggu senja berbicara.

"Sebelum nya... Ada hubungan apa lo sama jeslyn" tanya senja.

"Dia pacar gue, kita pacaran 2 tahun, dan dia pergi gitu aja tanpa tau kenapa" jelas langit setelah menghela nafasnya.

Senja menutup matanya mengingat kejadian mengerikan yg menimpanya.

"Jadi... Apa yg lo tau soal jeslyn" tanya langit.

"Jeslyn sahabat gue, dia orang yg berarti di hidup gue setelah mama. Kepergian dia yg tiba tiba itu karna gue" ujar senja menunduk.

"Huhh... Waktu itu gue sama jeslyn pergi ke toko buku. Gue tau kalo jeslyn punya cowo, tapi gue ga tau kalo cowonya elo, dia berniat mau kenalin lo ke gue, dia minta kalo gue ketemu lo gue ga boleh suka... Itu lucu" ujar senja dengan terkekeh.

'Tapi gue suka lo'batin nya.

"Pas kita mau pulang, tiba tiba orang suruhan ayah gue narik gue sampe ke tengah jalan dan hampir aja gue ketabrak, tapi jeslyn dorong dan nolongin gue, gantiin posisi gue. Dia kecelakaan hari itu."

"Mereka nyalahin gue soal kecelakaan jeslyn sampe dia sembuh gue di benci semua orang, keluarga gue, bahkan keluarga jeslyn.

Gue sekeluarga pindah ke jakarta setelah kelulusan, demi menghindari jeslyn gue ikut mereka pindah. Gue berpikir kalo jeslyn terus ada di deket gue dia akan selalu kena sial"

"Bahkan sejak saat itu gue ga pernah denger kabar jeslyn, tapi kemarin, nomor asing masuk ke kontak gue, dia mengaku jeslyn, dia ada di london tinggal sama bibinya, dari yg tertulis dia bakal pulang ga lama lagi"

Senja menghela nafasnya setelah menyelesaikan ceritanya, sampai sampai keringatnya bercucuran karna mengingat masa itu.

"Ada hal menyakitkan yg ga mau lo inget? " tanya langit membuat senja menggeleng cepat.

"Gerak tubuh lo ga bisa bohong" lanjut nya membuat senja menghela nafasnya.

"Gue di pisahin sama jeslyn itu hal terberat yg pernah gue lalui, dia selalu ada buat gue, dia selalu jadi yg terdepan kalo gue kenapa napa, kita berteman dari kecil, kita sama sama udah tau kebiasaan kita.

Kejadian itu merampas segalanya, kebahagiaan gue berkurang satu. Sampai detik ini gue belum bisa memaafkan kesalahan gue sendiri, gue merasa gagal jadi sahabat yg baik buat dia"

"Lo ga perlu ngerasa bersalah, itu bukan salah lo" ujar langit membuat senja menatapnya.

"Lo ga seneng denger kabar jeslyn? " tanya senja membuat langit terdiam.

Dia juga berpikiran sama dengan senja, kenapa dia tak merasa bahagia mendengar kabar soal jeslyn, bukan kah dia kekasihnya?

"Emm.. Soal viona, dia pacar lo? " tanya senja lagi.

"Baru aja gue di putusin viona" ujar langit membuat senja terkejut.

"Kenapa? "

"Ga tau"

Keduanya larut dalam kesunyian, langit yg sibuk dengan pikiran nya dan senja yg menahan rasa sakitnya.

"Ada satu yg gue rahasia in dari lo, ga cuma lo. Kalian semua" ujar senja menutup matanya.

"Apa? "

"Suatu saat lo bakal tau, gue cuma berharap untuk terakhir kalinya, gue bisa ada di hati kalian, terutama lo"

"Gue? "

"Thank you lang, gue belajar banyak dari lo, dan makasih udah ngasih tau gue apa itu cinta... Gue pergi ya... Byee" ujar senja berdiri meninggalkan langit begitu saja. Membiarkan pemuda itu memikirkan ucapan nya.

Langit Milik Senja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang