Ketika mereka sudah lama duduk disana memang sambil menghabiskan waktu, surai fandago didepannya mengatakan bahwa akan ada orang yang datang. Dan orang itu adalah sensei yang ia cari-cari.
Gojo sempat menawarkan diri untuk pergi saja, maksudnya supaya ia tak menganggu waktu Itadori dengan sensei nya. Namun anak itu mengatakan jika tak apa jika Gojo memang belum mau pergi, jadilah Gojo pun tak jadi angkat kaki.
Lagipula si anak juga bilang akan lebih baik jika mereka bertemu, dan siapa tau bisa jadi teman baikkan? Dasar anak-anak, pikirannya masih polos, ya.
Awalnya Gojo memikirkan Nanami, ia berpikir apakah Nanami sudah bangun dari tidurnya sekarang? Sempat ada pikiran untuk menelpon orang itu saja, namun entahlah. Dia merasa enggan.
"Sensei mu itu, menurutmu orangnya bagaimana?" Tanya Gojo mencoba membuat obrolan baru.
Itadori tersenyum, "dia orang yang sangat serius, namun tidak tegaan. Aku rasa sifat kalian terbalik, namun kalian bisa sangat berteman baik!" Jelasnya bersemangat.
Gojo tersenyum sebagai respon, ia pun ikut berdehem. "Hm... Kapan dia datang? Masih lama?"
"Seharusnya sekarang sudah disini." Itadori memperhatikan jam di ponselnya, lalu ia memutar pandangan seolah mencari seseorang.
"Nah! Itu dia!" Sedetik kemudian dia kegirangan.Gojo lantas melihat ke arah orang yang ditunjuk Itadori sampai matanya membola. Dia meraih kaca mata hitam miliknya kemudian memakainya.
Itadori sedikit heran, kenapa orang ini terlihat buru-buru sekali? Ada apa?
Nanamin? Batinnya tidak percaya.
Sama halnya dengan si rambut pirang, ia juga memperlihatkan wajah keterkejutan.
"Apa yang kau lakukan disini?" Cetus Nanami langsung.
"Jalan-jalan." Jawab Gojo tanpa jeda.
Sementara Itadori? Dia kebingungan. Kenapa bisa mereka bicara seperti itu? Apa mereka sudah pernah mengenal satu sama lain?
"Kalian.."
Belum sempat Itadori menyelesaikan pembicara ragu-ragu nya, Nanami langsung memotong. "Orang yang kuceritakan, orang yang tinggal di rumahku."
Itadori terkejut, ia tak menyangka hal ini sama sekali. "Anda tinggal di rumah Nanami-sensei?!" Katanya tak percaya lantas berteriak.
"Tunggu! Berarti kau murid Nanamin yang itu ya?!" Tak beda dari reaksi Gojo, dia juga sama hal nya tidak percaya.
Respon yang sama dari keduanya benar-benar memperlihatkan kepribadian yang hampir sama.
"Haha," cengir Gojo. "Nanami-kun memang mengatakan jika kita akan bertemu. Tapi aku tidak menyangka itu sekarang." Ujarnya disambut anggukan Itadori.
"Gojo, ini Itadori Yuuji, dia dulu muridku waktu aku masih mengajar di SMA Tokyo. Tampaknya kalian sudah saling kenal? Tapi akan ku kenalkan lagi."
"Dan Itadori, ini teman serumahku. Gojo Satoru."
Pantas saja dari awal memang ada yang mengganjal. Bagaimana tidak? Ciri-ciri yang disebutkannya saja hampir sama? Batin Gojo.
"Apa ini kejutanmu?" Sindir Nanami disambut kekehan.
"Hehe," ia terkekeh. "Jangan khawatir, lagipula aku kesini dengan si raven itu." Jawabnya yang sudah menebak pertanyaan lanjutan Nanami.
Sensei lantas menghelakan nafas panjang, ia mengerutkan alisnya. Kenapa orang-orang seperti Itadori dan Gojo ini selalu membuat kepala terasa sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Would Never Fall (GOJO X NANAMI)
Документальная прозаMereka tak pernah mencintai satu sama lain. Bagaimana bisa cinta jika hati mereka saja masih terjebak di masa lalu? 🔞🔞 ---- !END! Seorang pria sekitar 25 tahun tengah duduk di kafe tempat ia bersantai biasanya. Entah apa yang dilakukan pria itu...