33. FLASHBACK

406 34 1
                                    

Kamu sendirian.

Kamu sendirian.

Tidak ada orang disana, dimana senyumannya?

Kamu sendirian.

---

"Hah!" Mata Gojo terbelalak. Manik birunya berair. Ia berkaca-kaca.

Mimpi ketika ia tenggelam dirasuki air hitam pekat, membuatnya tidak dapat bernafas sekedar membuka mata.

Ia berteriak disana, berusaha menggapai sesuatu sebagai pegangan. Namun nihil.

Disana, dimimpi itu. Hanya ada suara yang berteriak, mereka terkadang berbisik.

Memberitahu kenyataan.

"Kamu sendirian."

"Kamu kesepian."

"Kamu-kamu-kamu"

Sial, hentikan.

Aku memang sendirian, tapi apa aku yakin aku memang?

Setelah puas panik dengan hatinya yang tercekam, surai silver itu menenangkan dirinya. Ia memejamkan mata, membiarkan air-air pekat menimbun seluruh akal sehat.

Barulah ia terbangun, disimbahi keringat dingin dan mata kacanya.

Ia mengusap wajah kasar, benar-benar gusar. Entahlah, tidak ada niatan untuk berucap syukur telah bangun.

Kalimat-kalimat mereka terulang di benaknya.

"Kamu—" aku bilang hentikan.

Ia memukul kepalanya sendiri, cukup kuat hingga terasa sakit. Namun tidak sebanding dengan kekhawatiran hati yang dirasakan.

Kemudian Gojo melirik pelan ke arah blonde disampingnya, namun orang itu tidak tampak. Ia panik.

"Nanamin?" Dia memanggil pelan.

Mengerjap sana-sini mencari keberadaan orang yang ia sebut.

Mata kacanya berubah jadi tangisan. Ada apa ini? Kenapa ia sangat takut?
Nanami dimana?

"Nanami!" Ia mulai berteriak, segera menyingkirkan selimut lalu mengijak lantai.

Dingin.

Sementara orang itu? Dia baru saja keluar dari kamar mandi saat ia mendapati Gojo yang sudah menangis seperti bayi.

Wajahnya sembab. Tangannya bergetar. Seketika matanya menatap Nanami, ia segera berlari dan memeluknya.

"Sstt.." desis Nanami saat pelukan kejutan itu membuat pinggang nya terasa nyeri mendadak.

"Apa?" Ia melirik ke bahu yang kini kian makin basah lagi.

Dengan tersedu-sedu dan tubuh penuh getaran, Gojo memeluk begitu erat. Seperti ia tau Nanami akan pergi dan dia tidak akan membiarkannya.

"Nanami.." Gojo melirih.

Entah kenapa, nada suara yang dikeluarkan memikat rasa perih. Si blonde pun mengerutkan alis. "Apa?"

"Hks.." ia tersedu-sedu. "Nanami..." Alih-alih menjawab, dia memanggil lagi. Kesekian kalinya, dia yang disebut menghela nafas panjang.

Ia mengelus punggung Gojo pelan, berusaha menenangkannya. Setelah tampak cukup baik, barulah ia menggapai wajah pucat si silver itu. Menuntunnya untuk melihat ke arah dia.

Mata mereka menatap satu sama lain. Bulu mata putih lentik, dengan kristal biru laut menyala. Dan manik coklat bercahaya hijau saling bertaut. Cara tatap yang mengkhawatirkan. Tanpa perlu ditanyai, Nanami sudah bertanya dengan cara ia memandang. "Kenapa?" Begitu.

Would Never Fall (GOJO X NANAMI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang