35. KNEW SOMETHING (2)

296 38 2
                                    

(Sambungan : [Penyakit Sempurna])

Rasa putus asa melabrak mereka. Geto dan juga Gojo yang saling berhadapan. Mereka tidak mengerti sama sekali dari mana masalah ini datang.

Sekali lagi, surai putih itu membujuk. "Suguru, jelaskan. Tolonglah.." dia memohon. Tangannya bergetar tak terarah, matanya mulai sembab lagi.

Perasaan enggan menyerbu Geto. Dia tak teringin bicara tak teringin bersuara.

Perasaan takut mencekam Gojo. Dia sudah habis ide membuat Geto tetap berada disisinya. Ia ingin memohon lagi, ia ingin merintih rasanya kala mulut surai hitam panjang ini tak kunjung mengatakan hal yang ia cari.

"Aku minta maaf karna aku pecah waktu itu," Gojo berujar. "Salahku, aku tidak mendengarkanmu lebih dulu." Tambahnya lagi.

Malas tambah kalimat, Geto melirik ke lain arah. Membiarkan Gojo tenggelam di frustasi yang dia tidak tau pernah dimulai.

Beri aba-aba jika dia memang tak akan menjawab satupun pertanyaan Gojo. Tidak akan.

Tiga hari yang lalu, albino mendapati Suguru meniduri seorang anak gadis. Di rumah singgah mereka yang biasa mereka tempati berdua saja.

Memang sebelum saat-saat itu, SatoSugu ini sudah renggang. Namun, Satoru tetap mempertahankan mereka. Tak ingin melepaskan Geto karena dia adalah separuh hidupnya sekarang.

Tapi melihat seseorang mengkhianati orang lain, dia tak dapat menahan emosi hingga meledak. Seketika, SatoSugu pun bubar. Mereka putus dan berat hati saling tegur.

---

"KELUAR!" Gojo berteriak. "Keluar brengsek." Dia menambah kalimat saat Suguru hanya diam memaku.

Tidak, bukan itu yang ingin dia katakan. Suguru hentikan langkah kakimu. Jangan tinggalkan Gojo, jangan tinggalkan dia sendiri.

Suguru jelaskan saja apa yang terjadi, kumohon hentikan langkah kakimu.

Suguru ..

"— Omong-omong, ayo akhiri ini.—"

Ha? Mengakhiri? Apanya? Apanya yang diakhiri!

Gojo hentikan dia, hentikan kalimatnya. Ayo, hentikan dia.

Ujaran dari mulut Suguru membunuh hingga kakinya terasa lemah. Jantung yang sakit mendengar tuturan itu, dia berani memohon agar Suguru tidak berkata demikian.

Sayangnya, Satoru juga sudah lelah.

"Iya, ayo kita akhiri." Cetusnya langsung.

Membulatkan mata, Suguru tidak percaya Gojo akan mengatakan itu.

Kenapa dia tidak menyela? Kenapa dia mengiakannya saja? Apa Gojo sudah tidak cinta lagi? Apa dia mengambil tindakan yang jauh? Ini bukan akhir yang Geto inginkan.

Akankah benar-benar berakhir? Suguru menelan rasa sakit mentah-mentah.

Satoru, aku— bahkan sekarang ia tidak dapat lanjutkan kalimat yang di susun dalam benak.

Mata hitam yang selalu dipanggil cantik oleh manusia sempurna, sekarang mengeluh ingin menangis. Dia lantas berjalan lalui tubuh albino tinggi tak seberapa lama menghentikan langkah kaki.

Lawan kalimatku, Satoru. Jangan biarkan aku pergi.

"Ini adalah penyakit sempurna untuk membuatmu merasa terbunuh."

Bukan hanya kamu yang dibunuh, aku juga. Satoru, bukan ini yang ingin aku katakan.

"Ingat aku kapan-kapan Satoru, karna kau pasti tidak ada di ingatanku."

Would Never Fall (GOJO X NANAMI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang