"Maaf"-Sumire
"Maafmu tidak akan menyembuhkanmu"-Mitsuki
"Aku minta maaf"kata Sumire masih dengan kepalanya yang menunduk.
"Hhh mulai saat ini kau harus menuruti ku, aku tidak akan membuatmu tersiksa lagi, aku akan benar benar menjagamu"-Mitsuki
.
.
.
.
"Aduhhhh iri"-SuigetsuTatapan tajam dari Karin seakan mengintimidasi Suigetsu.
"Eeee aku akan mengurus administrasi, jugo ayo"-Suigetsu
Setelah mereka berdua pergi, Karin mencoba menenangkan Sumire bahwa semua akan baik baik saja.
"Kami selalu ada untuk mu Sumire, tidak perlu takut"-Karin
"Terimakasih"-Sumire
"Ruang operasi sudah siap"kata pak dokter dengan membawa sebuah baju hijau khusus operasi.
"Baiklah ini sudah waktunya"-Karin
"Sumire"-Mitsuki
Dia menggenggam tangan Sumire seakan akan menyalurkan tenaga agar berani menghadapi kenyataan.
"Aku pasti bisa, ini hanya sementara" sebuah senyum manis terukir di wajah pucat Sumire. Hal itu membuat Mitsuki merasa takut, sekarang malah dia yang takut bahwa dia tidak akan melihat senyuman itu.
"Kembalilah dengan selamat, aku selalu di sini menunggumu sayangku" ucapan Mitsuki membuat tubuh Sumire memanas, sungguh dia merasa senang sekali di panggil seperti itu.
'bener bener bikin iri'~batin Karin
Sumire menganggukkan kepala dan menjauh menuju ruang operasi.
Dia merebahkan diri di kasur rumah sakit, lampu ruangan telah berubah menjadi merah, Sumire telah terbius dan berada di alam bawah sadarnya.
Di sana dia sedang bermimpi indah, dimana dia bertemu dengan ayah dan ibunya, mereka bersenda gurau makan bersama, piknik layaknya keluarga yang sangat bahagia.
Berbeda dengan para dokter yang semakin kerepotan karena denyut jantung Sumire semakin melambat, mereka merasa tidak melakukan kesalahan saat melakukan operasi, tapi ini sungguh di luar kendali.
Mitsuki terus menunggu di dampingi ketiga kakaknya.
"Sudah setengah jam kita menunggu, kenapa belum selesai juga"-Suigetsu
"Diamlah, kau selalu membuat masalah"-Jugo
'Sumire, kembalilah demi aku, demi kita, demi masa depan kitaa'~batin Mitsuki
Di dalam mimpi Sumire dia diajak pergi bersama kedua orang tuanya, awalnya Sumire hendak menuruti ajakan orang tuanya, namun entah kenapa di telinganya menggema ucapan Mitsuki yang menyuruhnya kembali.
Semakin lama membuat kepalanya semakin pusing, berat sekali rasanya untuk memutuskan.
Dokter di ruang operasi juga sama halnya, semakin tak karuan keadaan mereka
"Dok, denyut nadinya semakin cepat, kita harus bagaimana ini"-Perawat
"Operasi ini masih membutuhkan waktu yang cukup lama, jika kita teruskan maka kita akan kehilangan nyawa dia"-pak dokter
"Apakah ada cara untuk menyelamatkannya"-Perawat
"Pasti ada jalan. Saya akan lakukan langkah terakhir supaya nyawanya bisa selamat, walaupun itu akan merenggut penglihatannya"-pak dokter
"Tapi dia akan kehilangan penglihatannya secara permanen dok, itu akan membuatnya merasakan tekanan"-Perawat
"Nyawa adalah segalanya, saya tidak akan membiarkan dia meninggal di masa mudanya"-pak dokter

KAMU SEDANG MEMBACA
Semuanya Sudah Takdir
Fanfiction[on going] 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗵𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗮𝗱𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗽𝗮𝗵𝗮𝗺𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝘁 𝘂𝗿𝘂𝘀𝗮𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶.𝗪𝗮𝗸𝘁𝘂 𝗱𝗲𝗺𝗶 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗽𝗲𝗿𝘁...