22

75 3 2
                                        

"Maaf"-Sumire

"Maafmu tidak akan menyembuhkanmu"-Mitsuki

"Aku minta maaf"kata Sumire masih dengan kepalanya yang menunduk.

"Hhh mulai saat ini kau harus menuruti ku, aku tidak akan membuatmu tersiksa lagi, aku akan benar benar menjagamu"-Mitsuki

.
.
.
.
"Aduhhhh iri"-Suigetsu

Tatapan tajam dari Karin seakan mengintimidasi Suigetsu.

"Eeee aku akan mengurus administrasi, jugo ayo"-Suigetsu

Setelah mereka berdua pergi, Karin mencoba menenangkan Sumire bahwa semua akan baik baik saja.

"Kami selalu ada untuk mu Sumire, tidak perlu takut"-Karin

"Terimakasih"-Sumire

"Ruang operasi sudah siap"kata pak dokter dengan membawa sebuah baju hijau khusus operasi.

"Baiklah ini sudah waktunya"-Karin

"Sumire"-Mitsuki

Dia menggenggam tangan Sumire seakan akan menyalurkan tenaga agar berani menghadapi kenyataan.

"Aku pasti bisa, ini hanya sementara" sebuah senyum manis terukir di wajah pucat Sumire. Hal itu membuat Mitsuki merasa takut, sekarang malah dia yang takut bahwa dia tidak akan melihat senyuman itu.

"Kembalilah dengan selamat, aku selalu di sini menunggumu sayangku" ucapan Mitsuki membuat tubuh Sumire memanas, sungguh dia merasa senang sekali di panggil seperti itu.

'bener bener bikin iri'~batin Karin

Sumire menganggukkan kepala dan menjauh menuju ruang operasi.

Dia merebahkan diri di kasur rumah sakit, lampu ruangan telah berubah menjadi merah, Sumire telah terbius dan berada di alam bawah sadarnya.

Di sana dia sedang bermimpi indah, dimana dia bertemu dengan ayah dan ibunya, mereka bersenda gurau makan bersama, piknik layaknya keluarga yang sangat bahagia.

Berbeda dengan para dokter yang semakin kerepotan karena denyut jantung Sumire semakin melambat, mereka merasa tidak melakukan kesalahan saat melakukan operasi, tapi ini sungguh di luar kendali.

Mitsuki terus menunggu di dampingi ketiga kakaknya.

"Sudah setengah jam kita menunggu, kenapa belum selesai juga"-Suigetsu

"Diamlah, kau selalu membuat masalah"-Jugo

'Sumire, kembalilah demi aku, demi kita, demi masa depan kitaa'~batin Mitsuki

Di dalam mimpi Sumire dia diajak pergi bersama kedua orang tuanya, awalnya Sumire hendak menuruti ajakan orang tuanya, namun entah kenapa di telinganya menggema ucapan Mitsuki yang menyuruhnya kembali.

Semakin lama membuat kepalanya semakin pusing, berat sekali rasanya untuk memutuskan.

Dokter di ruang operasi juga sama halnya, semakin tak karuan keadaan mereka

"Dok, denyut nadinya semakin cepat, kita harus bagaimana ini"-Perawat

"Operasi ini masih membutuhkan waktu yang cukup lama, jika kita teruskan maka kita akan kehilangan nyawa dia"-pak dokter

"Apakah ada cara untuk menyelamatkannya"-Perawat

"Pasti ada jalan. Saya akan lakukan langkah terakhir supaya nyawanya bisa selamat, walaupun itu akan merenggut penglihatannya"-pak dokter

"Tapi dia akan kehilangan penglihatannya secara permanen dok, itu akan membuatnya merasakan tekanan"-Perawat

"Nyawa adalah segalanya, saya tidak akan membiarkan dia meninggal di masa mudanya"-pak dokter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semuanya Sudah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang