14

214 23 14
                                    

"Sebelum kau bertanya itu kepada papa,tanyakan kepada diri sendiri dulu. Kau ini anak papa atau pengacaranya Sumire,dari tadi selalu saja membela dia"-pemilik restoran

"Eh...e...e..."-Magire

.
.
.
.

"Sumire kamu ikut saya ke ruangan saya sekarang juga"suruh pemilik restoran dan pergi berlalu

"E...Magire aku pergi dulu,semoga hari mu menyenangkan"kata Sumire dan diakhiri dengan senyum manisnya. Namun senyum itu membuat Takara merasa iri dengan Sumire

"Sumire mulai hari ini kamu tidak perlu memanggil saya tuan bos,pak,atau apalah yang sejenisnya"-pemilik restoran

"Ke...kenapa?"-Sumire

"Karena mulai hari ini kamu saya pecat" -pemilik restoran

"Ke...kenapa?"-Sumire

"Ini adalah restoran milik saya. Jadi suka suka saya ingin memecat siapa saja,dan tidak perlu alasan"-pemilik restoran

"Tapi pak..."-Sumire

"Tidak ada tapi tapian. Sekarang juga kamu keluar dari restoran ini,dan ini gaji terakhir kamu"-pemilik restoran

"Baiklah--terimakasih pak" setelah berterimakasih, Sumire keluar dari ruangan tersebut. Namun sebelum itu, pemilik restoran mengucapkan sesuatu

"Oh iya,saya ingin kamu jauhi anak saya . Ini bukan permintaan,tapi perintah "-pemilik restoran

"Hn"Sumire hanya berdeham saja tanpa mencerna makna dari kata kata mantan bosnya tadi

"Aku pulang" Sumire masuk kedalam rumah,yang dia huni sendirian dari dua tahun yang lalu

Dia membersihkan dirinya, setelah itu dia duduk duduk di halaman rumahnya memandangi bintang bintang yang banyak bertebaran di atas langit. Hal itu bisa membuat hati Sumire merasa lebih tenang

Dia membayangkan kalau diantara bintang bintang tersebut adalah kedua orangtuanya. Hingga terkadang dia berbicara sendiri,sambil menatap langit malam

"Sungguh banyak sekali cobaan di hidup ku--" Sumire mengeluh kepada diri sendiri

"Saat seperti ini--yang aku perlukan hanyalah teman bicara. Kapan aku akan punya teman yang benar benar tulus mau menemani ku?. Apa permintaan ku itu sulit tuhan? . Atau apa aku terlalu banyak meminta kepadamu? "Lagi lagi dia berbicara dengan diri sendiri. Kegiatan ini selalu dilakukannya saat hatinya sedang sedih

"Hoamm"Sumire menguap,tanda kalau dia sudah mengantuk

"Huh--aku saat ini memang mengantuk,tapi nanti kalau sudah di kamar pasti rasa kantukku hilang. Selalu saja seperti ini,buat aku pusing saja"-Sumire

"Tapi kalau aku tidak pergi ke kamar sekarang juga,nanti malah aku ketiduran di halaman. Ish nggak baik itu,ya--lebih baik aku masuk saja deh" sebelum masuk ke dalam rumahnya Sumire menyempatkan mengucapkan selamat malam kepada bintang bintang

"Selamat malam ayah,selamat malam ibu . Aku akan kembali lagi besok malam. Semoga ayah dan ibu bahagia disana. Dan selamat malam untuk semuanya " kata Sumire diakhiri dengan senyuman. Setelah itu dia pun masuk kedalam rumahnya,tidak lupa mengunci pintu dan mematikan lampu di ruangan lain kecuali kamarnya

Sumire berbaring di kasurnya,dan memeluk sebuah boneka panda berukuran sedang,boneka itu adalah boneka terakhir pemberian almarhum kedua orangtuanya. Sumire memejamkan matanya,namun

"Tuh kan--lagi lagi rasa kantuk ku hilang kalau di dalam kamar. Huh merepotkan. Kalau seperti ini aku harus bagaimana? "Tanya Sumire kepada dirinya sendiri. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke meja belajarnya saja. Dia membuka HP barunya yang sebenarnya itu adalah pemberian Mitsuki dua Minggu yang lalu,supaya Mitsuki dengan mudah menanyai tentang kabarnya. Tapi sekarang sudah tidak mungkin Mitsuki akan menanyakan kabar Sumire,bahkan saat berpapasan saja tidak saling menyapa.

Semuanya Sudah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang