16

131 13 0
                                    

"Di luar ada tamu yang mencari kamu"-Sakura

"Siapa ma?"Sarada berhenti mencari baju,dan berbalik mendekati sakura

"Ada deh--pasti kamu akan senang jika bertemu dengan dia"-Sakura
.
.
.
.
"Iya,siapa ma orangnya?"tanya Sarada

"Kamu banyak tanya deh. Sana cepat temui saja tamu itu ! . Mama yakin,pasti cemilan yang mama hidangkan sudah habis tak bersisa"kata Sakura sambil geleng geleng kepala,mengingat betapa rakusnya sang tamu terhadap makanan makanan yang ada

"Mana mungkin sampai tak bersisa ma--aku tidak percaya ada orang yang bisa makan sampai tak ada sisanya"elak Sarada

"Tentu saja ada Sarada"jawab Sakura

"Piringnya juga dimakan..? Tidak kan ma,tidak ada manusia yang bisa memakan benda mati. Apalagi piring yang terbuat dari kaca,bisa bisa nanti ususnya berlubang lubang"kata Sarada tidak mau kalah

"Astaga Sarada...tidak, ada usus yang berlubang lubang,adanya tuh cuman usus buntu. Eh tapi kalau di pikir pikir mengerikan sih kalau ada penyakit usus yang berlubang seperti itu"Kata sakura bergidik ngeri

"Kalau ususnya berlubang,kan tinggal di tambal saja ma"kata Sarada mulai lagi mode polosnya

"Kamu kira itu roda kendaraan,mana bisa ditambal tambal. Dan lagi pula mama ini dokter bukan tukang tambal ban Sarada . Sudahlah, sana kamu temui tamunya"Sakura mendorong pelan tubuh Sarada agar segera menuju ke ruang tamu

"Memangnya siapa sih tamunya?"kata Sarada sambil berjalan

"Maaf kau siapa?"tanya Sarada kepada sang tamu yang membelakanginya,dia sedang asik melihat halaman Sarada lewat jendela kaca transparan sambil membawa stoples berisi cemilan

"Permisi,kau mendengar aku kan?"tanya Sarada lagi, kemudian sang tamu membalikkan tubuhnya

"Hai Sarada"sapa sang tamu

"Apa kau lupa siapa aku?"tanya sang tamu. Sarada hanya diam saja,dan itu membuat sang tamu berpikir negatif bahwa Sarada telah melupakannya

"Oh baiklah...ternyata kau telah benar benar melupakan aku"sang tamu menaruh stoples ke atas meja, kemudian kembali membelakangi Sarada lalu melihat halaman Sarada lagi

"Kau tau ayunan di pohon mangga depan rumah mu itu"Sarada masih terdiam

"Kita dulu selalu bermain di sana. Berbagi tempat duduk,ya...aku tau,aku lah yang selalu menghabiskan tempatnya karena tubuhku yang besar. Tapi walaupun begitu,kau tidak pernah mengeluh. Asalkan kita bisa berbagi cerita bersama,kita tidak pernah mempermasalahkan tempatnya. Kita sering sekali bertengkar,bahkan dalam hal yang kecil juga pernah kita permasalahkan,hingga akhirnya kita tidak saling menyapa lagi..."sang tamu menjeda kalimatnya

" Tapi itu semua telah memberikan sebuah pelajaran pada diriku,bahwa sahabat terbaik adalah sahabat yang mengingatkan aku tentang hal hal yang kecil,karena itu adalah bentuk dari kepeduliannya. Namun apabila sahabat yang tidak pernah bertengkar,itu bukanlah namanya sahabat karena,pasti salah satu dari mereka atau bahkan semuanya tidak memiliki rasa saling perduli"kata sang tamu. Dia melihat ke arah Sarada, ternyata masih tetap berada di posisi yang tadi. Sang tamu pun kembali membalikkan badannya ke halaman luar

"Aku datang kesini ingin membagi cerita ku dengan kau,tapi yang aku dapatkan ternyata hanya rasa kecewa. Aku menyesal datang ke sini. Maaf aku pergi dulu"tamu tersebut melangkahkan kakinya menuju luar rumah Sarada.

Saat sang tamu sudah berjalan tiga meter dari pintu Sarada,akhirnya Sarada tersadar dari lamunannya. Sarada berlari ke arah tamu tersebut dan langsung memeluknya dari belakang,layaknya seorang saudara yang baru saja di pertemukan setelah bertahun tahun terpisah.

"CHOU CHOU..."Sarada menangis sambil memeluk sang tamu dari belakang

"Kau masih ingat aku?"tanya sang tamu yang ternyata adalah Chou chou,teman masa kecilnya

"Tentu..."-Sarada

"Benarkah?"-Chou chou

"Iya..."-Sarada

"Kau bohong?"-Chou chou

"Tidak..."-Sarada

"Jujurlah!"-Chou chou

"Aku sudah jujur Chou..." Sarada melepaskan pelukannya dan menuju ke hadapan Chou chou

"Aku benci orang yang tukang kepo, perebut hak,sok baik,peniru,dua muka,munafik,dan pembohong" jelas Chou chou

"Kalau seperti itu,kau bukanya membenci orang,tapi membenci semua mahluk di dunia ini. Jaman sekarang mana ada orang yang tidak memiliki salah satu sifat-sifat tadi..."jawab Sarada

"Pasti ada,suatu saat akan aku temukan orang yang seperti itu,dan akan aku kenalkan dia kepada kau. Aku lebih berharap kalau dia laki laki"-Chou chou

"Padahal aku ingin bangga kepada kau karena bisa berkata bijak,tapi ternyata di ujungnya malah seperti itu. Dasar kau ini Chou...dari dulu sama saja"-Sarada

"Sudahlah. Aku tidak suka pembohong,aku pergi saja"Chou chou melangkahkan kakinya lagi lalu Sarana kebingungan sendiri,ada apa dengan temannya saat ini

"Eh eh kau kenapa Chou?"tanya Sarada kemudian menghalangi jalan Chou chou

"Kau pembohong" jawab Chou chou cepat

"Bohong?aku tidak faham,coba jelaskan lebih detail lagi !"pinta Sarada

"Saat dulu aku akan berangkat pergi keluar kota,kau sudah berjanji kepada ku,untuk tidak melupakan aku. Tapi sekarang...kenyataannya kau telah melupakan aku"-Chou chou

"Ti tidak,aku tidak pernah melupakan kau"-Sarada

"Ha-ha-ha-ha tidak apa apa, jujurlah saja Sarada! ,Aku benci pembohong"kata Chou chou masih merasa kalau telah di bohongi

"Kau mau aku jujur seperti apa lagi...aku sudah mengatakan yang sejujurnya"jawab Sarada

"Bahwa kau sudah melupakan aku,dan kau sudah menemukan teman lain yang telah menggantikan diriku. Ha-ha-ha-ha dimanapun aku berada,aku tidak pernah di hargai sama sekali. Pasti masih banyak orang lain di luar sana yang sama mendapatkan masalah seperti diriku,dan mereka tidak pernah putus asa. Sedangkan diriku-"Belum sempat Chou Chou menyelesaikan perkataannya, Sarada malah pergi berlari ke dalam rumah meninggalkan Chou chou sendirian

"Bagus. Karena sikap aku yang cerewet, akhirnya aku di tinggalkan oleh satu satunya teman yang ku miliki sekarang ini"Chou chou tersenyum getir,dia kembali melangkahkan kakinya keluar dari halaman Sarada

"HEI...MAU KEMANA..."tiba tiba saja Sarada berlari keluar menuju tempat Chou chou berdiri,sambil membawa sebuah bungkusan plastik

"Apa itu?"tanya Chou chou

"Bukan urusanmu"jawab Sarada ketus

"Oh baiklah"hati Chou chou lagi lagi telah di sakiti dengan kata kata dari temannya

"Aku bercanda Chou, jangan marah ya..."-Sarada

"Benarkah?"-Chou chou

"Iya...sekarang kalau kau ingin tahu apa yang aku bawa, ayo ikut aku masuk ke dalam rumah!, disini panas,dan  aku juga sudah lelah untuk berdiri"ajak Sarada,dan menarik Chou chou kedalam rumahnya

"Kau mau minum apa?biar aku ambilkan" tawar Sarada

"Aku tidak butuh minum,tapi aku butuh-"-Chou chou

"Pasti makanan. Kalau bukan,ya cemilan,benar kan? Akan aku ambilkan"Sarada ingin pergi menuju dapur,tapi di cegah oleh Chou chou. Mata Chou chou mulai mengeluarkan air mata

"Aku...tidak butuh itu semua..." Chou chou menurunkan pandangannya ke arah kakinya,mulai menangis perlahan-lahan

"Aku aku aku hanya butuh teman untuk aku ajak berbagai cerita...HUWAAAAA...hiks...hiks...hiks"Chou chou memeluk Sarada lagi, yang di peluk merasa kebingungan

"E...duduklah Chou!"suruh Sarada,dan Chou chou pun menurutinya

"Kau ada masalah apa?"tanya Sarada perlahan.


Maaf jika banyak typo 🙏
Jangan lupa Vote dan komen
ありがとう

Semuanya Sudah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang