Btw, thank u for 10k readers!!
.
.Jennie.
Kami akan pergi kencan, setuju melakukan itu tanpa seksualitas yang berlebihan. Itu baru untukku, aku tidak pernah melakukan kencan tanpa seks, suatu yang normal seperti hanya bicara, duduk, minum dan mungkin sedikit berciuman.
Tapi jujur, aku gugup. Aku mungkin sering pergi untuk minum di kencan. Tetap saja, kebanyakan dari kencanku tidak pernah banyak bicara dan menggoda menjurus menuju seks.
Apa yang akan aku bicarakan dengan Lisa? Ini agak konyol, benar? Aku bukan harus mengenal Lisa lagi. Dia dan aku sudah bersahabat sejak lama. Kami mengenal satu sama lain.
Apa lagi yang harus di tuju tentang kencan ini?
Aku duduk resah di sofa, menunggu Lisa menjemputku. Yang lucu, Lisa bilang dia akan bersiap di studionya agar terlihat seperti kencan sungguhan.
Menjemputku, seolah kami tidak tinggal di atap yang sama.
Lisa : Aku sudah berada di depan pintu.
Begitu aku membaca pesannya, aku langsung berdiri. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang dan perutku melilit. Tanganku berkeringat dingin sementara kakiku bergetar saat jalan menuju pintu.
Lisa di depanku, begitu cantik sekaligus tampan. Rambutnya di kuncir kuda, sementara dia memakai setelan kemeja biru dengan celana jeans hitam.
“Hai,” Lisa terengah-engah di depanku.
Mengangkat daguku, Lisa menarikku dalam ciuman panjang yang sensual. Membuatku menahan diri agar tidak menekan tubuhku terlalu kencang.
Jika aku melakukan itu, semua kencan akan gagal dan kami akan berakhir dengan melakukan seks. Aku ingin kencan kami berjalan dengan benar.
Mundur, aku sama terengah-engah dengan Lisa. Masih merasakan lidahnya di mulutku atau satu tangannya yang memeluk pinggangku.
“Bukankah ciuman itu terlalu cepat?” Tanyaku dan Lisa hanya tersenyum.
“Maafkan aku, tidak bisa menahan diri. Kamu sangat cantik malam ini.” Kata Lisa dengan mata menjelajahi gaun yang aku kenakan.
Malam ini, aku sengaja tidak memakai sesuatu yang ketat. Pakaiannya hampir normal, hanya gaun putih selutut dengan stoking hitam di dalamnya.
“Kamu juga cantik dan tampan.” Kataku tersenyum.
Lisa menyodorkan satu buket bunga dari belakang punggungnya. Aku tersenyum, membawanya ke dadaku. Jadi, seperti ini rasanya di jemput oleh seseorang dan di beri sebuket bunga di depan pintu?
Ternyata, rasanya tidak seburuk itu. Lebih dari pada itu, rasanya menenangkan. Jantungku seolah akan meledak karena terlalu bahagia.
“Aku akan menyimpan dulu bunga ini dan kita pergi.”
Aku pergi sambil menggigit bibir bawahku, menahan ini atas kebahagiaan yang aku rasakan. Aku tidak menyesal telah memikirkan kencan dengan Lisa.
Setelah meletakkan bunga pemberian Lisa ke vas bunga berisi air, aku membawa tas kecilku, kembali menuju Lisa yang menungguku, bersandar di dinding dengan senyum yang terlihat di wajahnya.
Rupanya bukan aku satu-satunya yang bahagia dengan kencan ini. Aku tersenyum memikirkan Lisa senang dengan ide berkencan ini.
Keluar dan mengunci pintu, Lisa menawarkan tangannya padaku dan aku menggandeng tangannya. Aku dengan anggun mengaitkan tanganku ke lengannya, kami jalan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - Lili bite me (gip) ✔️
Fiksi Penggemar[21+] Karena insiden Lisa yang tidak sengaja menggigit bahu Jennie, setiap hari Jennie selalu berfantasi tentang Lisa. Begitu liar, terlalu sulit di abaikan, berharap fantasinya akan menjadi kenyataan. Note : Futa story, yang risih boleh skip. HA...