VOTE KOMEN NYA UDAH GA PERLU DI INGETIN LAH YAAA?? UDAH PADA KEREN KALIAN SKRG PADA RAJIN VOTE KOMEN KAN ENAK LIATNYA... JADI UPDATE TIAP HARI WKWKWK..
Btw, terima kasih 80rb pembaca nyaa! Kalian luar biasa keren deehhh!
Cerita ini tadinya mau aku lanjut di Karyakarsa, tapi mungkin nanti aja untuk tiga extra bab biar nyaman nulis adegan full enaena nya 🤣🤣🤣
***
Jika di tanya apa mimpi Jennie saat dia melamar pekerjaan dulu, dia dengan tegas mengatakan dia ingin punya kehidupan bagus, hidup sebagai wanita karir yang punya ambisi, dan berkencan bukanlah satu hal utama yang dia pikirkan.
Itu dulu, bertahun-tahun yang lalu. Saat semangat Jennie menggebu-gebu. Tapi kali ini dia melakukan sebuah wawancara di salah satu kantor kecil, seseorang menanyakan hal yang sama padanya.
Jennie hanya bisa menjawab.
"Aku ingin... Pekerjaan yang nyaman. Pekerjaan yang tidak membuatku mengasingkan kehidupan pribadiku. Aku punya ambisi, tapi aku lebih suka menjalani pekerjaanku dengan tenang." Jennie berkata, kepercayaan dirinya tidak hilang, bersamaan dengan senyum menawannya.
Orang-orang di depannya menganggukkan kepala, Jennie tidak tahu apakah itu pertanda baik atau tidak. Tapi setelah itu, dia pulang.
Seharusnya cukup mengganggu bahwa prinsip hidupnya bisa berubah drastis secepat ini. Tapi disinilah Jennie berada. Dia dengan keyakinan mengatakan dia tidak memiliki ambisi untuk pekerjaannya, melainkan hanya ingin bekerja dengan nyaman.
Lisa, anehnya hari ini berada di rumah, di apartemen mereka. Tidak di studio. Dia berada jauh, tetap menjaga jarak dengan Jennie tapi tetap saja, menghangatkan hatinya saat dirinya bisa melihat Lisa berada di depannya.
"Kau tidak penasaran dengan wawancaraku?" Jennie bertanya siang itu, nyaris sore hari.
"Lancar kan? Kalau tidak, kau tidak mungkin setenang ini." Lisa membalas, mengetik sesuatu di atas keyboard.
"Benar," Gumam Jennie, meneguk jus jeruknya kemudian meletakkannya di atas meja. "Tapi kau tidak tahu apa jawabanku selama wawancara?"
"Kenapa aku harus tahu?" Balas Lisa lagi.
Jennie membuang muka. Hampir muak karena setiap hari, nyaris seminggu Lisa terus bersikap seperti ini. Dia selalu mual, sesuatu melilit perutnya setiap Lisa bersikap dingin padanya.
Dia memutuskan untuk menyalakan TV, memutar film acak di Netflix sementara pikirannya melayang.
Jungkook agak memiliki obsesi padanya, yang sejujurnya agak menakutkan setiap pria itu menghubunginya. Jennie sudah memblokir nomor pria itu, dan Jungkook mengganti nomor teleponnya agar bisa menghubungi Jennie.
Terhitung hampir enam nomor yang berbeda sudah Jennie blokir, itu dalam seminggu. Lelaki itu tetap berusaha meyakinkan agar Jennie kembali ke perusahaan besar miliknya.
Dan entah mengetahui darimana, Jungkook tahu dia melamar pekerjaan di perusahaan kecil sehingga lelaki itu terus menjelek-jelekkan perusahaan orang lain.
Lisa muncul di sampingnya, mematikan TV dan membuat Jennie menoleh padanya.
"Kau tidak berhak marah karena aku masih bersikap dingin padamu." Lisa memperingatkan, tapi kali ini suaranya lebih lembut.
"Lalu aku harus apa? Aku tidak bisa berpura-pura semuanya baik-baik saja sementara aku sakit melihatmu seperti ini." Jennie menyandarkan kepalanya ke bantalan sofa, matanya terpejam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - Lili bite me (gip) ✔️
Fiksi Penggemar[21+] Karena insiden Lisa yang tidak sengaja menggigit bahu Jennie, setiap hari Jennie selalu berfantasi tentang Lisa. Begitu liar, terlalu sulit di abaikan, berharap fantasinya akan menjadi kenyataan. Note : Futa story, yang risih boleh skip. HA...